Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama PP Muslimat NU memberikan edukasi gizi dan pengumpulan fakta konsumsi susu kental manis di masyarakat sebagai upaya pengentasan anak stunting di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU Erna Yulia Soefihara di Sidoarjo, Minggu, mengatakan edukasi mengenai gizi kepada masyarakat terutama kader-kader NU perlu dilakukan karena pemahaman mengenai gizi berkaitan langsung dengan kesehatan anak dalam keluarga. 
 
"Mengenai stunting, yang pertama kali terganggu itu adalah otak anak. Begitu anak lahir, otak anak tidak berkembang sebagaimana mestinya, ini adalah akibat ketidaktahuan ibu," kata Erna Yulia di hadapan pengurus Muslimat NU Kabupaten Sidoarjo.
 
Dalam kesempatan itu, dia juga mengatakan jika gula adalah media yang paling disenangi sel-sel kanker sehingga konsumsi makanan dan minuman tinggi gula ini sebaiknya dihindari.

"Makanya penderita kanker sebaiknya membatasi konsumsi gula, apalagi susu kental manis, ini sangat disukai oleh sel-sel kanker untuk tumbuh," katanya.

Ketua Harian YAICI Arif Hidayat dalam kesempatan itu menjelaskan edukasi yang telah dilakukan YAICI bersama PP Muslimat NU terkait dengan pemahaman gizi.

Di antara yang telah dilakukan adalah edukasi dan sosialisasi melalui kader, edukasi langsung ke masyarakat, penelitian hingga penggalian data langsung ke masyarakat yang mengkonsumsi susu kental manis. 
 
"Persoalan-persoalan yang kami temukan di lapangan itu beragam. Ada yang orang tua memang tidak tahu mengenai kandungan susu kental manis, atau bahkan ada yang sudah tahu tapi masih memberikan susu kental manis untuk anaknya. Alasannya juga macam-macam, ada yang karena lebih murah atau anaknya lebih suka,” katanya.
  
Pihaknya bersama dengan PP Muslimat NU berkomitmen akan terus melaksanakan edukasi tentang gizi dan cara yang tepat mengkonsumsi kental manis.

"Kami tidak bisa hanya menunggu pemerintah dan produsen yang melakukan sosialisasi. Saat ini kami didukung oleh mitra seperti PP Muslimat NU, maka kami akan lanjutkan edukasi kepada masyarakat,” katanya.

Dalam kesempatan itu, YAICI dan PP Muslimat NU juga mengunjungi sejumlah anak-anak yang terindikasi mengalami gizi buruk berdasarkan data tinggi dan berat badan anak di Kabupaten Sidoarjo.

"Ada satu keluarga dengan dua anak, anak yang pertama umur 7 tahun yang kedua umur 1.5 tahun. Ibu beralasan karena bekerja jadi tidak bisa memberikan ASI untuk anak, jadi sejak umur 4 bulan anak-anak ini sudah tidak lagi ASI,” kata Arif Hidayat. 

Lebih lanjut, Arif Hidayat mengatakan pada awalnya ibu anak tersebut tidak mengakui bahwa mereka mengkonsumsi susu kental manis sebagai minuman.

"Tapi waktu anak diajak bicara, mereka dengan lantang langsung menyebut salah satu merek susu kental manis yang dikonsumsi sehari-hari. Kejadian serupa juga kami temukan di daerah-daerah lainnya,” kata dia.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022