Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di wilayah setempat cukup tinggi mencapai 93 persen.
"Terhitung pada Rabu (2/3), angka kesembuhan pasien COVID-19 di Surabaya mencapai 93,96 persen dan angka kematian 2,52 persen dari total kasus kumulatif COVID-19," kata Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina di Surabaya, Kamis.
Sedangkan kasus aktif COVID-19 di Kota Surabaya berdasarkan data di laman lawancovid-19.surabaya.go.id berkurang dalam satu pekan terakhir, yakni pada 23 Februari sebanyak 5.117 kasus, menjadi 3.769 kasus pada 2 Maret.
Selama periode tersebut, jumlah kasus aktif COVID-19 di Kota Surabaya berkurang sebanyak 1.348 kasus.
Tidak hanya itu, kata kadinkes, berdasarkan data asesmen situasi COVID-19 di Kota Surabaya dari Kemenkes pada Minggu ke-3 dan 4 bulan Februari, kasus konfirmasi COVID-19 berada pada angka 455,39 menjadi 324,04 per 100 ribu penduduk.
"Untuk angka rawat inap di rumah sakit tercatat 31,49 per 100 ribu penduduk, menjadi 27,15 per 100 ribu penduduk. Sedangkan angka positive rate (perbandingan jumlah kasus positif COVID-19 dengan jumlah tes yang dilakukan) sebanyak 19,17 persen menjadi 14,51 persen," kata Nanik.
Nanik menjelaskan pasien COVID-19 di Surabaya pada tahun 2022 sebagian besar yang terpapar berada pada usia produktif (79,99 persen) dengan penyebab penularan karena tingginya mobilitas masyarakat yang meningkatkan risiko untuk terpapar.
Selanjutnya, untuk upaya pelacakan yang dilakukan di Kota Surabaya, pihaknya melakukan dua teknik, yakni pelacakan secara langsung dan tidak langsung.
Pada teknik pelacakan secara langsung, petugas akan mendatangi alamat rumah pasien sesuai notifikasi dari aplikasi Kemenkes dengan menggunakan APD dan minimal masker N95.
"Kedua, yakni teknik tracing secara tidak langsung, para petugas akan menghubungi pasien via telepon sesuai dengan nomor yang tertera pada aplikasi Kemenkes," ujarnya.
Dia menerangkan jika terdapat warga yang terkonfirmasi COVID-19 maka akan dilakukan pelacakan untuk mencari kontak erat. Setelah itu akan ditindaklanjuti dengan melakukan pemeriksaan tes usap kepada semua kontak erat.
"Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang bergejala ringan atau tidak bergejala akan dievakuasi ke isolasi terpusat di asrama haji atau hotel berbayar yang direkomendasikan Pemkot Surabaya. Sedangkan pasien yang bergejala sedang sampai berat akan dirujuk ke rumah sakit rujukan yang menangani pelayanan COVID-19," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Terhitung pada Rabu (2/3), angka kesembuhan pasien COVID-19 di Surabaya mencapai 93,96 persen dan angka kematian 2,52 persen dari total kasus kumulatif COVID-19," kata Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina di Surabaya, Kamis.
Sedangkan kasus aktif COVID-19 di Kota Surabaya berdasarkan data di laman lawancovid-19.surabaya.go.id berkurang dalam satu pekan terakhir, yakni pada 23 Februari sebanyak 5.117 kasus, menjadi 3.769 kasus pada 2 Maret.
Selama periode tersebut, jumlah kasus aktif COVID-19 di Kota Surabaya berkurang sebanyak 1.348 kasus.
Tidak hanya itu, kata kadinkes, berdasarkan data asesmen situasi COVID-19 di Kota Surabaya dari Kemenkes pada Minggu ke-3 dan 4 bulan Februari, kasus konfirmasi COVID-19 berada pada angka 455,39 menjadi 324,04 per 100 ribu penduduk.
"Untuk angka rawat inap di rumah sakit tercatat 31,49 per 100 ribu penduduk, menjadi 27,15 per 100 ribu penduduk. Sedangkan angka positive rate (perbandingan jumlah kasus positif COVID-19 dengan jumlah tes yang dilakukan) sebanyak 19,17 persen menjadi 14,51 persen," kata Nanik.
Nanik menjelaskan pasien COVID-19 di Surabaya pada tahun 2022 sebagian besar yang terpapar berada pada usia produktif (79,99 persen) dengan penyebab penularan karena tingginya mobilitas masyarakat yang meningkatkan risiko untuk terpapar.
Selanjutnya, untuk upaya pelacakan yang dilakukan di Kota Surabaya, pihaknya melakukan dua teknik, yakni pelacakan secara langsung dan tidak langsung.
Pada teknik pelacakan secara langsung, petugas akan mendatangi alamat rumah pasien sesuai notifikasi dari aplikasi Kemenkes dengan menggunakan APD dan minimal masker N95.
"Kedua, yakni teknik tracing secara tidak langsung, para petugas akan menghubungi pasien via telepon sesuai dengan nomor yang tertera pada aplikasi Kemenkes," ujarnya.
Dia menerangkan jika terdapat warga yang terkonfirmasi COVID-19 maka akan dilakukan pelacakan untuk mencari kontak erat. Setelah itu akan ditindaklanjuti dengan melakukan pemeriksaan tes usap kepada semua kontak erat.
"Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang bergejala ringan atau tidak bergejala akan dievakuasi ke isolasi terpusat di asrama haji atau hotel berbayar yang direkomendasikan Pemkot Surabaya. Sedangkan pasien yang bergejala sedang sampai berat akan dirujuk ke rumah sakit rujukan yang menangani pelayanan COVID-19," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022