Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menggandeng Perum Bulog menggelar operasi pasar minyak goreng dan gula pasir sesuai HET (harga eceran tertinggi) karena harga komoditas itu masih mahal.
"Kami mengadakan operasi pasar. Yang kami distribusikan adalah minyak goreng dan gula pasir," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar saat meninjau operasi pasar di Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Kamis.
Ia menyebutkan, operasi pasar dilakukan karena stok terbatas. Selain itu, harga minyak goreng di pasaran masih fluktuatif antara Rp16 ribu hingga Rp18 ribu per liter.
Untuk itu, Pemkot Kediri dengan Bulog Kediri mengadakan operasi pasar dengan harapan masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng dan gula pasir dengan harga sesuai dengan ketentuan pemerintah, yakni kemasan sederhana Rp13.500 per liter.
Pemkot Kediri, kata dia, juga sudah mendapatkan pasokan cukup untuk rencana operasi pasar selanjutnya, sekitar 10 ribu liter. Dengan itu, nanti akan dijadwalkan operasi pasar rutin di setiap kecamatan. Untuk saat ini, operasi pasar digelar dua hari yakni di Kelurahan Bandar Lor pada Kamis (24/2) dan Kelurahan Betet, Kota Kediri, pada Jumat (25/2).
"Kami dapatkan kurang lebih 10 ribu liter, nanti akan kami adakan operasi pasar rutin di kecamatan. Mudah-mudahan jika rutin, harga akan turun. Ini kan kalau kita lihat supplay kurang, demand banyak. Kebetulan harga CPO juga naik, otomatis jika CPO naik, HPP naik," ungkap Mas Abu, sapaan akrabnya.
Kepala Bulog Subdivre Kediri Mara Kamin Siregar menambahkan pihaknya memang kerjasama dengan Pemkot Kediri untuk operasi pasar. Bulog menyediakan minyak goreng 1.000 liter dan gula pasir 1.000 kilogram.
Untuk teknis penjualan, setiap pembeli juga harus mencelupkan tintanya. Hal itu dimaksudkan, agar merata.
"Kami hanya antisipasi, biar tidak berulang, dengan salah satunya itu (mencelupkan jari ke tinta), ini karena kerepotan kawan-kawan, kan dengan foto kopi KTP dan pelayanan cukup padat. Celup tinta itu biar tidak dobel," kata Mara Kamin.
Sementara itu, harga jual minyak goreng adalah Rp13.500 per liter dan gula pasir adalah Rp12.500 per kilogram. Setiap pembelian dibatasi dua liter minyak goreng dan satu kilogram gula pasir.
Yani, warga Kelurahan Campurejo, Kota Kediri, mengaku terbantu dengan program operasi pasar yang digelar pemkot ini. Ia bisa dapat minyak goreng sesuai harga pemerintah.
Ia juga berharap kegiatan serupa akan dilakukan lagi, sebab di sejumlah lokasi lainnya harga minyak goreng masih mahal, di atas harga yang telah ditetapkan pemerintah.
"Minyak sulit dicari yang harga subsidi, kalau beli pun di luaran itu sampai Rp16 ribu per liter. Di sini terjangkau," kata Yani.
Warga yang berniat membeli minyak goreng dan gula pasir tersebut sudah antre sejak sebelum jam 08.00 WIB, padahal sesuai dengan jadwal operasi pasar dibuka jam 09.00 WIB.
Karena sudah banyak yang antre dan demi menghindari kerumunan, sebelum jam 09.00 WIB, operasi pasar dibuka. Warga tetap antre dengan tertib. Mereka menyerahkan salinan KTP baru kemudian mendapatkan nomor antrean, dan maju satu per satu sesuai dengan nomor. Setelah menyerahkan uang dan menerima barang, setiap pembeli harus mencelupkan jarinya ke dalam tinta.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Kami mengadakan operasi pasar. Yang kami distribusikan adalah minyak goreng dan gula pasir," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar saat meninjau operasi pasar di Kelurahan Bandar Lor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Kamis.
Ia menyebutkan, operasi pasar dilakukan karena stok terbatas. Selain itu, harga minyak goreng di pasaran masih fluktuatif antara Rp16 ribu hingga Rp18 ribu per liter.
Untuk itu, Pemkot Kediri dengan Bulog Kediri mengadakan operasi pasar dengan harapan masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng dan gula pasir dengan harga sesuai dengan ketentuan pemerintah, yakni kemasan sederhana Rp13.500 per liter.
Pemkot Kediri, kata dia, juga sudah mendapatkan pasokan cukup untuk rencana operasi pasar selanjutnya, sekitar 10 ribu liter. Dengan itu, nanti akan dijadwalkan operasi pasar rutin di setiap kecamatan. Untuk saat ini, operasi pasar digelar dua hari yakni di Kelurahan Bandar Lor pada Kamis (24/2) dan Kelurahan Betet, Kota Kediri, pada Jumat (25/2).
"Kami dapatkan kurang lebih 10 ribu liter, nanti akan kami adakan operasi pasar rutin di kecamatan. Mudah-mudahan jika rutin, harga akan turun. Ini kan kalau kita lihat supplay kurang, demand banyak. Kebetulan harga CPO juga naik, otomatis jika CPO naik, HPP naik," ungkap Mas Abu, sapaan akrabnya.
Kepala Bulog Subdivre Kediri Mara Kamin Siregar menambahkan pihaknya memang kerjasama dengan Pemkot Kediri untuk operasi pasar. Bulog menyediakan minyak goreng 1.000 liter dan gula pasir 1.000 kilogram.
Untuk teknis penjualan, setiap pembeli juga harus mencelupkan tintanya. Hal itu dimaksudkan, agar merata.
"Kami hanya antisipasi, biar tidak berulang, dengan salah satunya itu (mencelupkan jari ke tinta), ini karena kerepotan kawan-kawan, kan dengan foto kopi KTP dan pelayanan cukup padat. Celup tinta itu biar tidak dobel," kata Mara Kamin.
Sementara itu, harga jual minyak goreng adalah Rp13.500 per liter dan gula pasir adalah Rp12.500 per kilogram. Setiap pembelian dibatasi dua liter minyak goreng dan satu kilogram gula pasir.
Yani, warga Kelurahan Campurejo, Kota Kediri, mengaku terbantu dengan program operasi pasar yang digelar pemkot ini. Ia bisa dapat minyak goreng sesuai harga pemerintah.
Ia juga berharap kegiatan serupa akan dilakukan lagi, sebab di sejumlah lokasi lainnya harga minyak goreng masih mahal, di atas harga yang telah ditetapkan pemerintah.
"Minyak sulit dicari yang harga subsidi, kalau beli pun di luaran itu sampai Rp16 ribu per liter. Di sini terjangkau," kata Yani.
Warga yang berniat membeli minyak goreng dan gula pasir tersebut sudah antre sejak sebelum jam 08.00 WIB, padahal sesuai dengan jadwal operasi pasar dibuka jam 09.00 WIB.
Karena sudah banyak yang antre dan demi menghindari kerumunan, sebelum jam 09.00 WIB, operasi pasar dibuka. Warga tetap antre dengan tertib. Mereka menyerahkan salinan KTP baru kemudian mendapatkan nomor antrean, dan maju satu per satu sesuai dengan nomor. Setelah menyerahkan uang dan menerima barang, setiap pembeli harus mencelupkan jarinya ke dalam tinta.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022