Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menggalakkan kegiatan pengasapan ke desa-desa dan kelurahan yang ditengarai sebagai kawasan endemis demam berdarah dengue di wilayah tersebut.

"Pengasapan kami intensifkan. Tidak hanya di daerah-daerah yang selama ini ditengarai sebagai daerah endemis DBD, namun juga daerah-daerah non endemis," kata Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka di Tulungagung, Selasa.

Kebijakan pengasapan terutama diberlakukan di lingkungan warga yang sudah terkonfirmasi DBD. Bisa saat dirawat di puskesmas maupun di rumah sakit.

Selain juga berdasar permintaan warga di sekitar lingkungan tinggal.

Dijelaskan Didik, selama kurun Januari hingga pertengahan Februari 2022, jumlah kasus DBD di Tulungagung tercatat menjangkit 93 orang, dengan dua di antaranya meninggal dunia.
 
Rinciannya, pada kurun Januari tercatat sebanyak 57 kasus dengan satu penderita meninggal dunia. Sedangkan pada kurun 1-14 Februari terdata sebanyak 36 kasus dengan satu di antaranya meninggal.

Secara kuantitas, kasus DBD di Tulungagung tahun ini memang sedikit lebih tinggi. Namun menurutnya fluktuasi masih normal mengingat penghujan tahun ini lebih lama dibanding tahun lalu.

"Memang ada peningkatan, tapi tidak signifikan. Kita semua berharap ini bisa terkendali dan kasusnya menurun," ucap Didik.

Untuk mencegah terus terjadinya penularan kasus, selain pengasapan saat ini gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) digalakkan.

Sosialisasi juga intensif dilakukan petugas dinas kesehatan hingga jajaran puskesmas tingkat kecamatan dan desa. Sosialisasi terus dilakukan, baik melalui media sosial, sedang maupun secara tatap muka.

"Bahwa di pandemi COVID-19 ini kita juga diintai dengan DBD," jelasnya.

Menurut Didik, jika ada yang mengalami gejala demam tinggi mendadak, lalu disertai mual, lesu, dan muntah, bisa dicurigai sebagai gejala demam berdarah.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022