Banjir yang melanda permukiman warga di Kelurahan Gladak Anyar, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, sejak Jumat (11/2) malam sekitar pukul 22.30 WIB, pada Sabtu, terpantau surut dan aktivitas di lokasi terdampak banjir kembali normal.

Banjir akibat luapan Sungai Kalikloang surut lebih awal dari yang diperkirakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan.

Menurut Koordinator Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Pemkab Pamekasan Budi Cahyono, hal itu terjadi karena petugas menggunakan mesin penyedot untuk membuang genangan banjir di lokasi terdampak.

"Kalau airnya tidak dibuang dengan menggunakan mesin penyedot, kemungkinan hingga saat ini masih terjadi genangan," kata Budi, Sabtu siang.

Ia menuturkan banjir akibat luapan Sungai Kalikloang itu memang sempat membuat warga di Jalan Amin Djakfar, Pamekasan l, yang merupakan lokasi terdekat dengan aliran sungai panik.

Luapan air sungai itu pada Jumat (11/2) malam itu, tutur Budi, sudah memasuki sebagian rumah dan dapur warga. Sebagian petugas bahkan sempat membantu mengevakuasi barang-barang milik warga ke tempat yang lebih aman.

"Namun, berkat adanya alat mesin penyedot itu, genangan banjir yang semula mulai memasuki rumah-rumah warga cepat surut," kata dia.

Ia menuturkan, banjir akibat luapan Sungai Kalikloang itu mulai memasuki permukiman warga Gladak Anyar, Pamekasan sekitar pukul 22.30 WIB dengan ketinggian genangan antara 20 hingga 50 cm.

Genangan terparah terpantau di Gang V, Jalan Amin Djakfar, Kelurahan Gladak Anyar, yang mencapai sekitar 70 cm.

Awalnya, genangan banjir hanya memasuki halaman rumah warga. Namun, karena luapan air sungai semakin deras, pada pukul 23.30 WIB banjir mulai menggenangi sejumlah rumah warga.

"Karena selama satu jam lebih belum ada tanda-tanda banjir akan surut, bahkan arus banjir yang masuk ke permukiman warga cenderung semakin deras, maka kami menggunakan mesin penyedot," kata Budi, menuturkan.

Rasidi (40) warga Gladak Anyar yang rumahnya terdampak banjir mengaku sangat terbantu dengan kesigapan petugas BPBD dan para relawan penanggulangan bencana Pemkab Pamekasan.

"Teman-teman BPBD dan para relawan sangat sigap. Kami merasa sangat diperhatikan. Mereka sangat cekatan membantu mengevakuasi barang-barang, hingga akhirnya terselamatkan dari genangan banjir," katanya.

Rosidi merupakan satu dari beberapa warga Gladak Anyar yang rumahnya terdampak banjir akibat luapan Sungai Kalikloang itu.

Menurut data BPBD Pemkab Pamekasan, jumlah rumah warga yang tergenang banjir akibat luapan Sungai Kalikloang itu sebenarnya hanya tiga unit, yakni rumah milik Rosidi, Kumaiyah dan Samma.

"Yang lain hanya menggenangi halaman dan teras saja. Tapi yang tiga ini hingga masuk ke kamar-kamar rumahnya, sehingga semua perabotan rumah berpotensi terkena banjir jika tidak segera dievakuasi atau banjir tidak segera surut," kata Budi, menjelaskan.

Menurut Koordinator Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Pemkab Pamekasan Budi Cahyono, banjir yang melanda perkampungan warga di Kelurahan Gladak Anyar, terjadi karena debit air sungai penuh, sedangkan air laut kini dalam kondisi pasang.

Sebelumnya, Pusdalops PB Pemkab Pamekasan telah menyampaikan peringatan dini tentang potensi banjir yang akan terjadi di Pamekasan.

Institusi ini telah mengumumkan penetapan status waspada banjir karena berdasarkan hasil pantauan tim, ketinggian permukaan air di sejumlah dam di Pamekasan yang selama ini menjadi pedoman terjadinya luapan air sangat mengkhawatirkan.

Sementara itu, berdasarkan catatan, banjir yang melanda Kelurahan Gladak Anyar kali ini merupakan kali ketiga dalam dua bulan terakhir ini.

Pada awal Januari 2022, banjir melanda dua kecamatan di Kabupaten Pamekasan, yakni Kecamatan Pamekasan dan Kecamatan Pademawu, sedangkan pada 10 Februari 2022 banjir melanda permukiman warga di Kelurahan Kolpajung akibat hujan deras yang disertai angin kencang.

Menurut catatan BPBD Pemkab Pamekasan, bencana berupa banjir merupakan salah satu jenis bencana yang sering terjadi di Pamekasan saat musim hujan seperti sekarang ini.

Bencana lainnya yang juga sering terjadi berupa tanah longsor, angin kencang, dan angin puting beliung.*

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022