Pemerintah Kota Madiun masih memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas untuk para siswa tingkat SD dan SMP di wilayahnya.
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan bahwa PTM terbatas saat ini masih berlanjut dengan skema siswa masuk hanya 50 persen.
"Tapi, kalau di sekolah itu ada yang positif maka PTM terpaksa ditutup sementara selama 14 hari untuk mencegah penularan COVID-19," ujar Wali Kota Maidi di Madiun, Rabu.
Sesuai data, saat ini terdapat tiga sekolah di Kota Madiun yang harus menjalani pembelajaran secara daring akibat ada siswa atau gurunya yang terpapar COVID-19. Yakni, SMAN 1 Madiun, SMPN 12 Madiun, dan SMPK Santo Bernadus.
Ia menjelaskan bahwa Pemkot Madiun belum memutuskan untuk menghentikan kegiatan PTM di seluruh sekolah karena berdasar Instruksi Mendagri, PPKM di Kota Madiun masih berada di level 2. Sehingga, di level tersebut masih dapat melaksanakan PTM dengan kapasitas 50 persen.
Namun, keputusan ini bisa berubah jika keterisian pasien COVID-19 di rumah sakit sudah mencapai 50 persen. Dengan begitu, Pemkot Madiun akan menghentikan sementara PTM terbatas di seluruh sekolah.
Menurutnya, saat ini jumlah keterisian rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Madiun mencapai 32 orang dan rumah sakit lapangan terisi 112 pasien. Total jumlah warga yang dirawat akibat terinfeksi COVID-19 per Rabu ini sebanyak 144 orang.
Ia mengakui terdapat penambahan kasus konfirmasi yang signifikan dalam sepekan terakhir di Kota Madiun. Karena itu, ia meminta warga Kota Madiun untuk meningkatkan penerapan prokes sebagai senjata utama mencegah penularan COVID-19.
Sesuai data, di Kota Madiun kasus COVID-19 hingga Rabu (9/2) telah mencapai 7.482 orang. Dari jumlah itu, 6.823 orang di antaranya telah sembuh, 32 orang dalam perawatan, 112 orang menjalani isolasi terpadu, dan 512 orang meninggal dunia.
Sedangkan, jumlah konfirmasi baru pada hari Rabu (9/2) tercatat 60 orang, sembuh 23 orang, dan pelacakan sebanyak 150 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan bahwa PTM terbatas saat ini masih berlanjut dengan skema siswa masuk hanya 50 persen.
"Tapi, kalau di sekolah itu ada yang positif maka PTM terpaksa ditutup sementara selama 14 hari untuk mencegah penularan COVID-19," ujar Wali Kota Maidi di Madiun, Rabu.
Sesuai data, saat ini terdapat tiga sekolah di Kota Madiun yang harus menjalani pembelajaran secara daring akibat ada siswa atau gurunya yang terpapar COVID-19. Yakni, SMAN 1 Madiun, SMPN 12 Madiun, dan SMPK Santo Bernadus.
Ia menjelaskan bahwa Pemkot Madiun belum memutuskan untuk menghentikan kegiatan PTM di seluruh sekolah karena berdasar Instruksi Mendagri, PPKM di Kota Madiun masih berada di level 2. Sehingga, di level tersebut masih dapat melaksanakan PTM dengan kapasitas 50 persen.
Namun, keputusan ini bisa berubah jika keterisian pasien COVID-19 di rumah sakit sudah mencapai 50 persen. Dengan begitu, Pemkot Madiun akan menghentikan sementara PTM terbatas di seluruh sekolah.
Menurutnya, saat ini jumlah keterisian rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Madiun mencapai 32 orang dan rumah sakit lapangan terisi 112 pasien. Total jumlah warga yang dirawat akibat terinfeksi COVID-19 per Rabu ini sebanyak 144 orang.
Ia mengakui terdapat penambahan kasus konfirmasi yang signifikan dalam sepekan terakhir di Kota Madiun. Karena itu, ia meminta warga Kota Madiun untuk meningkatkan penerapan prokes sebagai senjata utama mencegah penularan COVID-19.
Sesuai data, di Kota Madiun kasus COVID-19 hingga Rabu (9/2) telah mencapai 7.482 orang. Dari jumlah itu, 6.823 orang di antaranya telah sembuh, 32 orang dalam perawatan, 112 orang menjalani isolasi terpadu, dan 512 orang meninggal dunia.
Sedangkan, jumlah konfirmasi baru pada hari Rabu (9/2) tercatat 60 orang, sembuh 23 orang, dan pelacakan sebanyak 150 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022