Legislator menyarankan aparatur sipil negara (ASN) yang selama ini menjadi penghuni rumah susun sederhana sewa di Kota Surabaya, Jawa Timur, diganti warga dari golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Informasi yang saya dapatkan ada sejumlah ASN Pemkot Surabaya yang sudah bertahun-tahun tinggal di Rusunawa Grudo. Ini tentu ini sangat memprihatinkan karena ASN yang sudah dapat gaji tetap dan tunjangan tentu sudah bisa mandiri dan tidak bergantung kepada rusun," kata anggota Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Surabaya Josiah Michael di Surabaya, Kamis.
Menurut ia, sebaiknya para ASN tersebut menyerahkan tempat huniannya kepada masyarakat yang lebih membutuhkan, dalam hal ini MBR.
Apalagi biaya pengelolaan rusunawa di Surabaya sudah defisit sehingga jangan sampai ASN yang telah memperoleh gaji dan tunjangan ikut membebani APBD Surabaya.
"Berbeda kalau MBR yang memang tanggung jawab dan harus di-support oleh pemerintah," katanya.
Untuk itu, pihaknya berharap Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bisa segera mengevaluasi ASN yang tinggal di rusunawa mengingat antrean warga yang mau tinggal di rusunawa saat ini sudah mencapai 12 ribu orang.
"Persoalan ini akan saya usulkan masuk dalam Raperda Hunian Layak yang salah satunya mengatur rusunawa. Raperda tersebut saat ini masih dibahas Bapemperda (Badan Pembentukan Peraturan Daerah)," kata Josiah yang juga Ketua Bapemperda DPRD Surabaya.
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji sebelumnya mengatakan rusunawa menjadi alternatif hunian nyaman bagi warga MBR.
"Saat ini antrean penghuni rusunawa sudah mencapai belasan ribu lebih dan tentu disesuaikan daya tampung dengan skala prioritas," katanya.
Saat ini tercatat ada 20 rusunawa yang dikelola Pemkot Surabaya. Dari puluhan rusunawa tersebut, lanjut Armuji, Pemkot Surabaya akan mendata rusun-rusun mana saja yang akan menjadi prioritas pemeliharaan lebih dulu mengingat jumlah anggaran yang terbatas.
Adapun 20 rusunawa tersebut meliputi Rusunawa Urip Sumoharjo, Dupak Bangunrejo, Sombo, Penjaringansari, Warugunung, Wonorejo, Tanah Merah, Randu, Grudo, Pesapen, Jambangan, Siwalankerto, Romokalisari, Keputih, Bandarejo, Gununganyar, Dukuh Menanggal, Tambak Wedi, Rusun Indrapura, dan Babat Jerawat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Informasi yang saya dapatkan ada sejumlah ASN Pemkot Surabaya yang sudah bertahun-tahun tinggal di Rusunawa Grudo. Ini tentu ini sangat memprihatinkan karena ASN yang sudah dapat gaji tetap dan tunjangan tentu sudah bisa mandiri dan tidak bergantung kepada rusun," kata anggota Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Surabaya Josiah Michael di Surabaya, Kamis.
Menurut ia, sebaiknya para ASN tersebut menyerahkan tempat huniannya kepada masyarakat yang lebih membutuhkan, dalam hal ini MBR.
Apalagi biaya pengelolaan rusunawa di Surabaya sudah defisit sehingga jangan sampai ASN yang telah memperoleh gaji dan tunjangan ikut membebani APBD Surabaya.
"Berbeda kalau MBR yang memang tanggung jawab dan harus di-support oleh pemerintah," katanya.
Untuk itu, pihaknya berharap Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bisa segera mengevaluasi ASN yang tinggal di rusunawa mengingat antrean warga yang mau tinggal di rusunawa saat ini sudah mencapai 12 ribu orang.
"Persoalan ini akan saya usulkan masuk dalam Raperda Hunian Layak yang salah satunya mengatur rusunawa. Raperda tersebut saat ini masih dibahas Bapemperda (Badan Pembentukan Peraturan Daerah)," kata Josiah yang juga Ketua Bapemperda DPRD Surabaya.
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji sebelumnya mengatakan rusunawa menjadi alternatif hunian nyaman bagi warga MBR.
"Saat ini antrean penghuni rusunawa sudah mencapai belasan ribu lebih dan tentu disesuaikan daya tampung dengan skala prioritas," katanya.
Saat ini tercatat ada 20 rusunawa yang dikelola Pemkot Surabaya. Dari puluhan rusunawa tersebut, lanjut Armuji, Pemkot Surabaya akan mendata rusun-rusun mana saja yang akan menjadi prioritas pemeliharaan lebih dulu mengingat jumlah anggaran yang terbatas.
Adapun 20 rusunawa tersebut meliputi Rusunawa Urip Sumoharjo, Dupak Bangunrejo, Sombo, Penjaringansari, Warugunung, Wonorejo, Tanah Merah, Randu, Grudo, Pesapen, Jambangan, Siwalankerto, Romokalisari, Keputih, Bandarejo, Gununganyar, Dukuh Menanggal, Tambak Wedi, Rusun Indrapura, dan Babat Jerawat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022