Salah satu penderita dampak dari pasca atau post COVID-19 yang mengharuskannya kakinya diamputasi, yakni Farid Ma'ruf yang merupakan guru SMPN 12 Surabaya membutuhkan bantuan kaki palsu.
"Saya sangat terenyuh dan tidak kuasa menahan air mata saat mendengar cerita beliau (Farid Ma'ruf)," kata Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah di Surabaya, Kamis.
Menurut Khusnul, Farid Ma'ruf salah satu guru hebat di Kota Surabaya yang telah menjadi tenaga pendidik sejak tahun 1987 silam.
"Kini beliau tidak bisa leluasa beraktivitas karena salah satu kakinya harus diamputasi karena dampak Post COVID-19," ujar Khusnul yang bercerita sempat mengunjungi kediaman Farid Ma'ruf beberapa hari lalu.
Selain tenaga pendidik, kata dia, Farid juga pernah menjadi wasit di kompetisi internal Persebaya pada 1994. Pernah juga menjadi Ketua Panitia Perseni Jawa Timur pada 2001, dan pada saat itu Surabaya menjadi juara umum.
Menurut penjelasan Farid, kata Khusnul, usai terpapar COVID-19 kaki kirinya terpaksa diamputasi karena mengalami penyumbatan pembuluh darah. Akibatnya kakinya membengkak hingga warna hitam dan sakitnya luar biasa.
"Saat ini, yang dibutuhkan Pak Farid adalah kaki palsu agar bisa berjalan dan beraktivitas," ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Dinas Kesehatan Surabaya agar Farid segera mendapat kaki palsu seperti yang diharapkannya.
"Pak Wali Kota langsung merespons cepat," katanya.
Dengan adanya kasus yang dialami Farid ini, ia meminta kepada seluruh warga Surabaya khususnya, untuk tetap jangan lengah terhadap COVID-19 ini. Meski Farid sudah divaksin dua kali, nyatanya masih bisa terpapar dan bahkan kakinya harus diampuasi karena dampak Post COVID-19.
"Tetap pakai masker, dan menerapkan protokol kesehatan yang benar. Stay safe, stay healthy ya untuk seluruh masyarakat Surabaya. COVID-19 masih ada. Jangan pernah tinggalkan dan abaikan prokes," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Saya sangat terenyuh dan tidak kuasa menahan air mata saat mendengar cerita beliau (Farid Ma'ruf)," kata Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah di Surabaya, Kamis.
Menurut Khusnul, Farid Ma'ruf salah satu guru hebat di Kota Surabaya yang telah menjadi tenaga pendidik sejak tahun 1987 silam.
"Kini beliau tidak bisa leluasa beraktivitas karena salah satu kakinya harus diamputasi karena dampak Post COVID-19," ujar Khusnul yang bercerita sempat mengunjungi kediaman Farid Ma'ruf beberapa hari lalu.
Selain tenaga pendidik, kata dia, Farid juga pernah menjadi wasit di kompetisi internal Persebaya pada 1994. Pernah juga menjadi Ketua Panitia Perseni Jawa Timur pada 2001, dan pada saat itu Surabaya menjadi juara umum.
Menurut penjelasan Farid, kata Khusnul, usai terpapar COVID-19 kaki kirinya terpaksa diamputasi karena mengalami penyumbatan pembuluh darah. Akibatnya kakinya membengkak hingga warna hitam dan sakitnya luar biasa.
"Saat ini, yang dibutuhkan Pak Farid adalah kaki palsu agar bisa berjalan dan beraktivitas," ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Dinas Kesehatan Surabaya agar Farid segera mendapat kaki palsu seperti yang diharapkannya.
"Pak Wali Kota langsung merespons cepat," katanya.
Dengan adanya kasus yang dialami Farid ini, ia meminta kepada seluruh warga Surabaya khususnya, untuk tetap jangan lengah terhadap COVID-19 ini. Meski Farid sudah divaksin dua kali, nyatanya masih bisa terpapar dan bahkan kakinya harus diampuasi karena dampak Post COVID-19.
"Tetap pakai masker, dan menerapkan protokol kesehatan yang benar. Stay safe, stay healthy ya untuk seluruh masyarakat Surabaya. COVID-19 masih ada. Jangan pernah tinggalkan dan abaikan prokes," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022