Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menyatakan peningkatan kasus positif virus corona di wilayah setempat saat ini lebih banyak didominasi varian Delta (B.1.617.2) ketimbang Omicron (B.1.1.529).

"Saat ini kasus aktif COVID-19 di Tulungagung sebanyak 36 kasus yang didominasi varian Delta," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung yang juga Juru Bicara Satgas COVID-19 Tulungagung dr. Kasil Rokhmat di Tulungagung, Senin.

Kasus terbanyak saat ini ditemukan pada dua klaster besar, yakni klaster SMAN 1 Boyolangu dan pondok pesantren.

Dari 36 kasus baru itu, enam sampel dicurigai sebagai varian Omicron dan telah dikirim ke laboratorium di Surabaya. Hasilnya baru diketahui dalam sepekan ke depan.

Kasil menyebut tingkat kefatalan (kematian) dan hospitality (perawatan) gejala Omicron cukup rendah dibandingkan dengan Delta. Namun, pihaknya tetap waspada karena tingkat penularan varian Omicron lebih cepat dibandingkan dengan Delta.

"Kami lebih takut lonjakan ini (varian, red.) Delta dibanding Omicron," kata dia.

Ia melanjutkan vaksinasi yang dilakukan tidak serta merta menghalangi seseorang tertular COVID-19, namun vaksinasi membuat tubuh lebih siap saat diserang oleh virus.

Meski demikian, kekuatan tubuh melawan virus juga berdasarkan kondisi tubuh seseorang. Meski bergejala ringan, varian Omicron bisa mematikan jika tubuh dalam keadaan tidak fit.

“Kalau penyakit masuk tapi kondisi fit aman, kalau penyakit masuk tapi kondisi tidak fit, kefatalan bisa tinggi,” katanya.

Ia berpesan kepada masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan untuk memproteksi diri dari penularan COVID-19.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022