Kebijakan Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, dalam penanganan COVID-19, terutama untuk membiayai pendidikan dan kehidupan anak-anak yatim korban COVID-19 mendapat sorotan dari jaringan TV internasional.
Program itu menjadi bagian dari serial dokumenter Asia's Lost Generation: Indonesia, yang ditayangkan oleh TV Channel News Asia yang berbasis di Singapura.
"Kami tidak akan membiarkan angka putus sekolah naik karena dampak pandemi COVID-19 ini. Karena, kalau di Kota Kediri angka putus sekolah naik, nanti di Jawa Timur juga akan naik, juga nanti di Indonesia," kata Wali Kota Abdullah Abu Bakar dalam dokumenter tersebut, Senin.
Ia menjelaskan bahwa anak-anak tersebut dibuatkan rekening untuk kebutuhannya. "Jadi, anak-anak ini akan kami buatkan rekening untuk kebutuhan hidupnya, kami akan mengisinya setiap bulan, jadi nanti cashless," ujar dia.
Ia berharap dalam kasus COVID-19 di Kota Kediri tidak ada lagi gelombang selanjutnya. "Kalau menurut saya, kalaupun kita ada gelombang berikutnya, mau tidak mau ya kita terima. Doanya sih tidak ada gelombang berikutnya, lalu kita bisa seperti sedia kala. Kan sayang sekali, angka putus sekolahnya di era pemerintahan Presiden Jokowi ini menurun. Terus ada pandemi COVID-19 ini meningkat lagi," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.
Mas Abu menegaskan bahwa anak-anak harus tetap sekolah. "Tidak boleh ini (putus sekolah), karena investasi terbaik ya pendidikan bagi anak-anak ini. Kalau perlu ya di sokong bareng-bareng, ditanggung bareng-bareng buat pendidikan mereka," kata dia.
Wali Kota Abdullah Abu Bakar muncul pada menit ke-13, menit ke-33 dan menit ke-41 dalam dokumenter yang juga menghadirkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, perwakilan UNICEF Indonesia dan Save The Children.
Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga menjelaskan soal dampak pandemi COVID-19 bagi anak-anak.
"Pandemi ini luar biasa dampaknya, pertama pernikahan anak meningkat dan pekerja anak juga meningkat. Dengan dampak dari sisi ekonomi yang tidak bisa kita hindarkan," kata Bintang Puspayoga dalam sesi penutup dokumenter.
Ia juga menjelaskan harapannya serta strategi dalam penanggulangan masalah yang memengaruhi anak-anak di masa pandemi COVID-19 ini.
"Makanya ke depan strategi yang kita mulai dari tingkat akar rumput ini, kita akan kembangkan. Kita perlu bersama membangun support sistem, untuk lingkungan yang aman dan nyaman bagi mereka. Karena mereka adalah anak-anak kita, perlu sama-sama kita pastikan mendapat kasih sayang yang sama seperti diberikan oleh orang tuanya. Memastikan tumbuh kembang anak terdampak COVID-19 adalah tanggung jawab kita bersama," kata Menteri Bintang.
Pemerintah Kota Kediri mulai menyalurkan bantuan pendidikan untuk 266 anak yatim korban COVID-19 di Kota Kediri sebesar Rp750.000 per semester dan bantuan biaya hidup mereka sebesar Rp300.000 per bulan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Program itu menjadi bagian dari serial dokumenter Asia's Lost Generation: Indonesia, yang ditayangkan oleh TV Channel News Asia yang berbasis di Singapura.
"Kami tidak akan membiarkan angka putus sekolah naik karena dampak pandemi COVID-19 ini. Karena, kalau di Kota Kediri angka putus sekolah naik, nanti di Jawa Timur juga akan naik, juga nanti di Indonesia," kata Wali Kota Abdullah Abu Bakar dalam dokumenter tersebut, Senin.
Ia menjelaskan bahwa anak-anak tersebut dibuatkan rekening untuk kebutuhannya. "Jadi, anak-anak ini akan kami buatkan rekening untuk kebutuhan hidupnya, kami akan mengisinya setiap bulan, jadi nanti cashless," ujar dia.
Ia berharap dalam kasus COVID-19 di Kota Kediri tidak ada lagi gelombang selanjutnya. "Kalau menurut saya, kalaupun kita ada gelombang berikutnya, mau tidak mau ya kita terima. Doanya sih tidak ada gelombang berikutnya, lalu kita bisa seperti sedia kala. Kan sayang sekali, angka putus sekolahnya di era pemerintahan Presiden Jokowi ini menurun. Terus ada pandemi COVID-19 ini meningkat lagi," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.
Mas Abu menegaskan bahwa anak-anak harus tetap sekolah. "Tidak boleh ini (putus sekolah), karena investasi terbaik ya pendidikan bagi anak-anak ini. Kalau perlu ya di sokong bareng-bareng, ditanggung bareng-bareng buat pendidikan mereka," kata dia.
Wali Kota Abdullah Abu Bakar muncul pada menit ke-13, menit ke-33 dan menit ke-41 dalam dokumenter yang juga menghadirkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, perwakilan UNICEF Indonesia dan Save The Children.
Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga menjelaskan soal dampak pandemi COVID-19 bagi anak-anak.
"Pandemi ini luar biasa dampaknya, pertama pernikahan anak meningkat dan pekerja anak juga meningkat. Dengan dampak dari sisi ekonomi yang tidak bisa kita hindarkan," kata Bintang Puspayoga dalam sesi penutup dokumenter.
Ia juga menjelaskan harapannya serta strategi dalam penanggulangan masalah yang memengaruhi anak-anak di masa pandemi COVID-19 ini.
"Makanya ke depan strategi yang kita mulai dari tingkat akar rumput ini, kita akan kembangkan. Kita perlu bersama membangun support sistem, untuk lingkungan yang aman dan nyaman bagi mereka. Karena mereka adalah anak-anak kita, perlu sama-sama kita pastikan mendapat kasih sayang yang sama seperti diberikan oleh orang tuanya. Memastikan tumbuh kembang anak terdampak COVID-19 adalah tanggung jawab kita bersama," kata Menteri Bintang.
Pemerintah Kota Kediri mulai menyalurkan bantuan pendidikan untuk 266 anak yatim korban COVID-19 di Kota Kediri sebesar Rp750.000 per semester dan bantuan biaya hidup mereka sebesar Rp300.000 per bulan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022