Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meluncurkan program "Banyuwangi Rebound" dalam rangka pemulihan ekonomi, penanganan pandemi COVID-19 dan merajut harmoni.
"Sejak wabah COVID-19 mendera seluruh dunia, banyak hal kemudian meleset dari rencana awal. Ini ibarat pebasket yang gagal melesakkan bola ke ring. Di situasi seperti inilah, kita harus rebound mengambil kesempatan tersebut untuk menuntaskannya menjadi poin atau gol," kata Bupati Ipuk dalam sambutannya peluncuran Banyuwangi Rebound di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.
Menurutnya, program Banyuwangi Rebound berangkat dari tantangan dan optimisme yang ada. Di tengah pandemi ini, angka kemiskinan naik meskipun Banyuwangi mengalami kenaikan yang terendah di Jawa Timur (0,1 persen).
Pada saat bersamaan, ada tantangan dunia yang semakin terdigitalisasi.
"Namun, di tengah berbagai tantangan, kita masih punya optimisme. Pertumbuhan ekonomi mulai kembali positif. Roda ekonomi mulai bergerak, salah satu indikatornya adalah pembiayaan dari perbankan ke UMKM yang melonjak. Pertumbuhan kredit perbankan Banyuwangi jauh di atas rata-rata nasional. Selain itu, budaya inovasi yang dikembangkan pemerintah terus berkembang," ujarnya.
Dari tantangan dan optimisme inilah, kata Ipuk, arsitektur Banyuwangi Rebound dibangun. Meliputi tiga pilar dan dua pondasi penting dari gerakan Banyuwangi Rebound ini. Pilar tersebut meliputi tangguh pandemi, pulihkan ekonomi, dan merajut harmoni. Sedangkan pondasi yang menopangnya adalah pelayanan publik yang ekselen dan partisipasi aktif publik.
"Ini bukan sekadar gerakan untuk pariwisata. Bukan pula hanya sebatas UMKM. Tapi, ini adalah gerakan yang menyeluruh. Menjangkau seluruh sektor dan pemangku kepentingan untuk membawa Banyuwangi mampu melakukan rebound," ucapnya.
Bupati Ipuki memaparkan, tiga ekosistem dalam Banyuwangi Rebound. Pertama, ekosistem penanganan pandemi yang terdiri atas berbagai langkah menangani COVID-19 dan meningkatkan derajat kesehatan warga secara umum.
"Maka, selain penanganan pandemi seperti kita menuju 100 persen vaksinasi anak, berbagai langkah preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif kami integrasikan. Termasuk di dalamnya menuju zero stunting, dukungan bidan desa, suplemen gizi rakyat, memacu kegiatan-kegiatan olahraga, dan revitalisasi unit kesehatan sekolah (UKS)," katanya.
Ekosistemnya berikutnya, yakni pemulihan ekonomi. Mulai program pengembangan UMKM, pertanian, infrastruktur, pembangunan perdesaan, hingga pariwisata telah dirancang. Semuanya didesain untuk membuka lapangan kerja serta memulihkan pergerakan ekonomi warga.
"Kami telah menyusun siapa mengerjakan apa plus target waktunya. Contohnya, kami siapkan pembangunanan dan perbaikan 1000 kilometer jalan, pada bulan kesekian harus tercapai target sekian, dan seterusnya. Jadi tidak menumpuk di semester II/2022 saja," ujarnya.
Ekosistem ketiga adalah merajut harmoni. Ikhtiar memperkuat solidaritas solidaritas sosial, mengembangkan SDM dari sisi pendidikan, menjaga keberlanjutan lingkungan, hingga memperkuat kerukunan antarumat beragama ada pada ekosistem ini.
Peluncuran Banyuwangi Rebound dihadiri jajaran Forpimda Banyuwangi, yakni Komandan Kodim 0825 Letkol Kav Eko Julianto, Komandan Pangkalan AL Banyuwangi Letkol Laut (P) Ansori, Ketua Pengadilan Negeri Banyuwangi Nova Flury Bunda, Kepala Kejaksaan Negeri Muhammad Rawi.
Selain itu, juga dihadiri tokoh-tokoh, di antaranya KH. Suyuti Thoha, Ketua PCNU Banyuwangi KH. Ali Makki Zaini, Ketua PD Muhammadiyah Dr. H. Mukhlis Lahuddin, Ketua LDII Banyuwangi H. Astro Djunaidi, Ketua MUI Banyuwangi KH. M. Yamin, Ketua PHDI Banyuwangi Suminto, Ketua DKB Hasan Basri, Samsudin Adlawi, Ketua HIPMI Banyuwangi Dede Abdul Ghani, Ketua Asosiasi Kepala Desa Banyuwangi, Anton, Ketua Asosiasi BPD Rudi Hartono. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Sejak wabah COVID-19 mendera seluruh dunia, banyak hal kemudian meleset dari rencana awal. Ini ibarat pebasket yang gagal melesakkan bola ke ring. Di situasi seperti inilah, kita harus rebound mengambil kesempatan tersebut untuk menuntaskannya menjadi poin atau gol," kata Bupati Ipuk dalam sambutannya peluncuran Banyuwangi Rebound di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.
Menurutnya, program Banyuwangi Rebound berangkat dari tantangan dan optimisme yang ada. Di tengah pandemi ini, angka kemiskinan naik meskipun Banyuwangi mengalami kenaikan yang terendah di Jawa Timur (0,1 persen).
Pada saat bersamaan, ada tantangan dunia yang semakin terdigitalisasi.
"Namun, di tengah berbagai tantangan, kita masih punya optimisme. Pertumbuhan ekonomi mulai kembali positif. Roda ekonomi mulai bergerak, salah satu indikatornya adalah pembiayaan dari perbankan ke UMKM yang melonjak. Pertumbuhan kredit perbankan Banyuwangi jauh di atas rata-rata nasional. Selain itu, budaya inovasi yang dikembangkan pemerintah terus berkembang," ujarnya.
Dari tantangan dan optimisme inilah, kata Ipuk, arsitektur Banyuwangi Rebound dibangun. Meliputi tiga pilar dan dua pondasi penting dari gerakan Banyuwangi Rebound ini. Pilar tersebut meliputi tangguh pandemi, pulihkan ekonomi, dan merajut harmoni. Sedangkan pondasi yang menopangnya adalah pelayanan publik yang ekselen dan partisipasi aktif publik.
"Ini bukan sekadar gerakan untuk pariwisata. Bukan pula hanya sebatas UMKM. Tapi, ini adalah gerakan yang menyeluruh. Menjangkau seluruh sektor dan pemangku kepentingan untuk membawa Banyuwangi mampu melakukan rebound," ucapnya.
Bupati Ipuki memaparkan, tiga ekosistem dalam Banyuwangi Rebound. Pertama, ekosistem penanganan pandemi yang terdiri atas berbagai langkah menangani COVID-19 dan meningkatkan derajat kesehatan warga secara umum.
"Maka, selain penanganan pandemi seperti kita menuju 100 persen vaksinasi anak, berbagai langkah preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif kami integrasikan. Termasuk di dalamnya menuju zero stunting, dukungan bidan desa, suplemen gizi rakyat, memacu kegiatan-kegiatan olahraga, dan revitalisasi unit kesehatan sekolah (UKS)," katanya.
Ekosistemnya berikutnya, yakni pemulihan ekonomi. Mulai program pengembangan UMKM, pertanian, infrastruktur, pembangunan perdesaan, hingga pariwisata telah dirancang. Semuanya didesain untuk membuka lapangan kerja serta memulihkan pergerakan ekonomi warga.
"Kami telah menyusun siapa mengerjakan apa plus target waktunya. Contohnya, kami siapkan pembangunanan dan perbaikan 1000 kilometer jalan, pada bulan kesekian harus tercapai target sekian, dan seterusnya. Jadi tidak menumpuk di semester II/2022 saja," ujarnya.
Ekosistem ketiga adalah merajut harmoni. Ikhtiar memperkuat solidaritas solidaritas sosial, mengembangkan SDM dari sisi pendidikan, menjaga keberlanjutan lingkungan, hingga memperkuat kerukunan antarumat beragama ada pada ekosistem ini.
Peluncuran Banyuwangi Rebound dihadiri jajaran Forpimda Banyuwangi, yakni Komandan Kodim 0825 Letkol Kav Eko Julianto, Komandan Pangkalan AL Banyuwangi Letkol Laut (P) Ansori, Ketua Pengadilan Negeri Banyuwangi Nova Flury Bunda, Kepala Kejaksaan Negeri Muhammad Rawi.
Selain itu, juga dihadiri tokoh-tokoh, di antaranya KH. Suyuti Thoha, Ketua PCNU Banyuwangi KH. Ali Makki Zaini, Ketua PD Muhammadiyah Dr. H. Mukhlis Lahuddin, Ketua LDII Banyuwangi H. Astro Djunaidi, Ketua MUI Banyuwangi KH. M. Yamin, Ketua PHDI Banyuwangi Suminto, Ketua DKB Hasan Basri, Samsudin Adlawi, Ketua HIPMI Banyuwangi Dede Abdul Ghani, Ketua Asosiasi Kepala Desa Banyuwangi, Anton, Ketua Asosiasi BPD Rudi Hartono. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022