Pelindo Marines yang merupakan anak usaha BUMN Pelindo berkolaborasi dengan beragam komunitas dalam aksi Mariners Peduli untuk mengurangi dampak abrasi di kawasan Pesisir Utara, Semarang, Jawa Tengah.
Pelaksana Tugas Direktur Utama Pelindo Marines Kartiko Adi dalam siaran persnya di Surabaya, Jumat, mengatakan kegiatan dengan memberikan bibit bakau kepada kelompok nelayan ini, sekaligus mengedukasi warga tentang manfaat ekonomi atas potensi wisata dan pemilahan sampah.
"Kami senang sekali ibu-ibu di kampung relokasi nelayan Semarang ini antusias mengikuti sesi edukasi. Semoga dengan pelestarian lingkungan dan pengelolaan sampah bisa memberikan manfaat ekonomi dan menjadi kolaborasi berkelanjutan bagi warga," katanya.
Editor In Chief National Geographic Indonesia Didi Kaspi Kasim yang turut hadir mengatakan perubahan iklim dan pandemi membuat persoalan generasi kini semakin unik dan pelik.
"Namun, saya yakin kemampuan adaptif kita yang akan membawa keluar dari kesulitan. Inovasi dan kolaborasi sangat dibutuhkan umat manusia. Kolaborasi Pelindo Marines, Bersukaria, Rapel ID, kelompok nelayan, warga, dan media merupakan satu upaya bersama untuk mengakselerasi terjadinya sudut pandang baru dan solusi-solusi masa depan," katanya.
Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Armada Laut Ahmad Marzuki menyambut baik kolaborasi berbagai pihak untuk melestarikan lingkungan, wisata, dan pemilahan sampah.
"Semoga dengan kolaborasi banyak pihak ini, warga menjadi yakin dan mau mulai sedikit demi sedikit untuk lebih menjaga lingkungannya. Karena keluarga dan anak kami sendiri yang hidup di lingkungan ini. Apalagi adanya manfaat secara ekonomi bisa lebih memotivasi warga," katanya.
Dalam kegiatan itu, Pelindo Marine mengajak sejumlah komunitas, di antaranya dua startup, Bersukaria Tour di bidang wisata dan Rapel ID di bidang pelestarian lingkungan, dan didukung National Geographic Indonesia bersama kelompok nelayan lokal, KUB Armada Laut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Pelaksana Tugas Direktur Utama Pelindo Marines Kartiko Adi dalam siaran persnya di Surabaya, Jumat, mengatakan kegiatan dengan memberikan bibit bakau kepada kelompok nelayan ini, sekaligus mengedukasi warga tentang manfaat ekonomi atas potensi wisata dan pemilahan sampah.
"Kami senang sekali ibu-ibu di kampung relokasi nelayan Semarang ini antusias mengikuti sesi edukasi. Semoga dengan pelestarian lingkungan dan pengelolaan sampah bisa memberikan manfaat ekonomi dan menjadi kolaborasi berkelanjutan bagi warga," katanya.
Editor In Chief National Geographic Indonesia Didi Kaspi Kasim yang turut hadir mengatakan perubahan iklim dan pandemi membuat persoalan generasi kini semakin unik dan pelik.
"Namun, saya yakin kemampuan adaptif kita yang akan membawa keluar dari kesulitan. Inovasi dan kolaborasi sangat dibutuhkan umat manusia. Kolaborasi Pelindo Marines, Bersukaria, Rapel ID, kelompok nelayan, warga, dan media merupakan satu upaya bersama untuk mengakselerasi terjadinya sudut pandang baru dan solusi-solusi masa depan," katanya.
Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Armada Laut Ahmad Marzuki menyambut baik kolaborasi berbagai pihak untuk melestarikan lingkungan, wisata, dan pemilahan sampah.
"Semoga dengan kolaborasi banyak pihak ini, warga menjadi yakin dan mau mulai sedikit demi sedikit untuk lebih menjaga lingkungannya. Karena keluarga dan anak kami sendiri yang hidup di lingkungan ini. Apalagi adanya manfaat secara ekonomi bisa lebih memotivasi warga," katanya.
Dalam kegiatan itu, Pelindo Marine mengajak sejumlah komunitas, di antaranya dua startup, Bersukaria Tour di bidang wisata dan Rapel ID di bidang pelestarian lingkungan, dan didukung National Geographic Indonesia bersama kelompok nelayan lokal, KUB Armada Laut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021