Sekolah di Kota Surabaya, Jawa Timur, yang belum mendapat giliran vaksin untuk siswa umur 6-11 tahun diimbau agar menyiapkan jadwal vaksin agar tidak terjadi penumpukan dan berebut ingin divaksin duluan.
Ketua Komisi D Bidang Kesra DPRD Surabaya Khusnul Khotimah di Surabaya, Kamis, mengatakan, secara umum pelaksanaan vaksinasi siswa SD/MI umur 6-11 tahun yang dimulai sejak Rabu (15/12) berjalan lancar, meski ada beberapa catatan yang diberikannya agar pelaksanaan vaksinasi berjalan lancar.
"Pada saat saya meninjau vaksinasi di SDN Gading 1, SDN Tambaksari 1 dan SDN Tambaksari 3, hasilnya untuk sidak di SDN Tambaksari berjalan lancar, tertib dan berjalan dengan baik. Tidak ada antrean panjang dan bergerombol," ujarnya.
Menurut dia, tertibnya vaksinasi di SDN Tambaksari karena sebelumnya, pihak sekolah telah menjadwal para siswa yang akan divaksin. Contohnya, untuk siswa kelas 1 dan kelas 2 pada pukul 08.00-09.00 WIB, sedangkan siswa kelas 3 dan kelas 4 pada pukul 09.00-10.00 WIB, dan begitu seterusnya.
"Untuk itu, kami minta pihak sekolah yang belum mendapat giliran vaksin agar menyiapkan jadwal vaksin untuk siswanya," kata politikus PDIP ini.
Adapun yang sangat penting lagi, kata Khusnul, para orang tua harus mengawasi putra-putrinya yang sudah divaksin. Jika terjadi kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI), orang tua segera melapor ke pihak sekolah, agar bisa secepatnya diteruskan ke dinas kesehatan.
"Ini sangat penting. Jika ada KIPI, orang tua harus melapor ke pihak sekolah seperti ke wali kelasnya. Supaya wali kelas segera melaporkan ke kepala sekolah, dilanjut ke dinas pendidikan dan diteruskan ke dinas kesehatan atau puskesmas. Karena vaksinasi ini dilaksanakan atas kerjasama dinas kesehatan dan dinas pendidikan," katanya.
Vaksinasi untuk anak-anak ini, kata dia, adalah sebagai upaya untuk mempercepat terwujudnya kekebalan komunal. Setelah anak-anak SD ini divaksin, pembelajaran tatap muka bisa segera dimulai.
"Jika sudah divaksin, saya berharap tidak ada lagi rasa was-was yang menyeliputi orang tua. Karena kekebalan komunal sudah terbentuk di lingkungan sekolah," katanya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, percepatan vaksinasi anak ini bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran tatap muka (PTM) yang lebih aman dan nyaman.
Menurutnya, proses vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun ini, akan dilakukan secara bertahap di masing-masing sekolah SD/MI di Kota Pahlawan. "Insya Allah, kami akan selesaikan dalam waktu secepatnya, 10 hari ke depan," katanya.
Diketahui ada sebanyak 227.224 siswa/siswi umur 6-11 tahun dari 116 sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kota Surabaya mulai menjalani vaksinasi COVID-19 sejak Rabu (15/12) lalu.
Dari total 227.224 anak, jumlah anak yang paling banyak divaksin adalah di usia 6 tahun yakni jumlahnya mencapai 40.400 anak, lalu usia 7 tahun 39.712 anak, usia 8 tahun 38.675 anak, usia 9 tahun 37.372 anak, usia 10 tahun 36.036 anak dan usia 11 tahun 35.029 anak. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Ketua Komisi D Bidang Kesra DPRD Surabaya Khusnul Khotimah di Surabaya, Kamis, mengatakan, secara umum pelaksanaan vaksinasi siswa SD/MI umur 6-11 tahun yang dimulai sejak Rabu (15/12) berjalan lancar, meski ada beberapa catatan yang diberikannya agar pelaksanaan vaksinasi berjalan lancar.
"Pada saat saya meninjau vaksinasi di SDN Gading 1, SDN Tambaksari 1 dan SDN Tambaksari 3, hasilnya untuk sidak di SDN Tambaksari berjalan lancar, tertib dan berjalan dengan baik. Tidak ada antrean panjang dan bergerombol," ujarnya.
Menurut dia, tertibnya vaksinasi di SDN Tambaksari karena sebelumnya, pihak sekolah telah menjadwal para siswa yang akan divaksin. Contohnya, untuk siswa kelas 1 dan kelas 2 pada pukul 08.00-09.00 WIB, sedangkan siswa kelas 3 dan kelas 4 pada pukul 09.00-10.00 WIB, dan begitu seterusnya.
"Untuk itu, kami minta pihak sekolah yang belum mendapat giliran vaksin agar menyiapkan jadwal vaksin untuk siswanya," kata politikus PDIP ini.
Adapun yang sangat penting lagi, kata Khusnul, para orang tua harus mengawasi putra-putrinya yang sudah divaksin. Jika terjadi kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI), orang tua segera melapor ke pihak sekolah, agar bisa secepatnya diteruskan ke dinas kesehatan.
"Ini sangat penting. Jika ada KIPI, orang tua harus melapor ke pihak sekolah seperti ke wali kelasnya. Supaya wali kelas segera melaporkan ke kepala sekolah, dilanjut ke dinas pendidikan dan diteruskan ke dinas kesehatan atau puskesmas. Karena vaksinasi ini dilaksanakan atas kerjasama dinas kesehatan dan dinas pendidikan," katanya.
Vaksinasi untuk anak-anak ini, kata dia, adalah sebagai upaya untuk mempercepat terwujudnya kekebalan komunal. Setelah anak-anak SD ini divaksin, pembelajaran tatap muka bisa segera dimulai.
"Jika sudah divaksin, saya berharap tidak ada lagi rasa was-was yang menyeliputi orang tua. Karena kekebalan komunal sudah terbentuk di lingkungan sekolah," katanya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, percepatan vaksinasi anak ini bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran tatap muka (PTM) yang lebih aman dan nyaman.
Menurutnya, proses vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun ini, akan dilakukan secara bertahap di masing-masing sekolah SD/MI di Kota Pahlawan. "Insya Allah, kami akan selesaikan dalam waktu secepatnya, 10 hari ke depan," katanya.
Diketahui ada sebanyak 227.224 siswa/siswi umur 6-11 tahun dari 116 sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kota Surabaya mulai menjalani vaksinasi COVID-19 sejak Rabu (15/12) lalu.
Dari total 227.224 anak, jumlah anak yang paling banyak divaksin adalah di usia 6 tahun yakni jumlahnya mencapai 40.400 anak, lalu usia 7 tahun 39.712 anak, usia 8 tahun 38.675 anak, usia 9 tahun 37.372 anak, usia 10 tahun 36.036 anak dan usia 11 tahun 35.029 anak. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021