Manfaat program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) telah banyak dirasakan oleh masyarakat di seluruh Indonesia, tidak terkecuali oleh Joko Santoso salah satunya.
Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai karyawan tersebut merasakan sendiri manfaat memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan ketika istrinya sakit kanker.
"Istri saya dulu menderita kanker payudara dan selama menjalani pengobatan selalu menggunakan JKN-KIS. Sampai pada akhirnya takdir berkata lain, karena istri saya meninggal dunia," ujar Joko.
Meski dirinya belum pernah menggunakan kartunya untuk berobat, Joko yang merupakan peserta JKN-KIS dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) tersebut mengungkapkan bahwa kesehatan sangatlah mahal harganya.
Dari pengalaman istrinya yang menjalani pengobatan karena penyakit yang dideritanya, Joko mengatakan bahwa jika tidak menggunakan JKN-KIS, pasti biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit.
"Dari pengalaman saya saja kita bisa melihat bahwa program JKN-KIS itu memberikan manfaat secara maksimal. Bahkan hingga titik darah penghabisan ibaratnya. Namanya keluarga sakit, pasti sudah bingung pikirannya. Entah bagaimana ceritanya kalau misalkan saya tidak punya JKN-KIS, bingung lagi pastinya untuk memikirkan biaya berobatnya. Kalau takdir berkata lain, ya itu memang sudah digariskan oleh Tuhan," tambah Joko.
Tak hanya berbagi pengalaman tersebut, pria 46 tahun tersebut juga menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan guna memberikan kemudahan pesertanya dalam memperoleh pelayanan, baik pelayanan administrasi maupun pelayanan kesehatan.
"Aplikasi Mobile JKN itu sangatlah memberikan kemudahan bagi peserta JKN-KIS. Bisa ganti fasilitas kesehatan sendiri, bisa cek aktif tidaknya kepesertaan kita, bisa melihat riwayat pelayanan kesehatan yang pernah kita jalani, dan masih banyak lagi fitur-fitur yang lain," katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, sebenarnya tidak ada lagi istilah ribet. Ia menilai mungkin yang mengatakan ribet itu belum mengetahui informasi-informasi terkini seputar BPJS Kesehatan.
Joko berharap agar BPJS Kesehatan tak henti-hentinya memberikan informasi kemudahan pelayanan bagi masyarakat. Sehingga penilaian negatif tentang program JKN-KIS tidak akan ada lagi.
"Itu karena jaminan kesehatan memanglah satu hal yang sangat penting dan wajib untuk dimiliki demi memberikan perlindungan dalam hal kesehatan," katanya. (adv/ar/tk)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai karyawan tersebut merasakan sendiri manfaat memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan ketika istrinya sakit kanker.
"Istri saya dulu menderita kanker payudara dan selama menjalani pengobatan selalu menggunakan JKN-KIS. Sampai pada akhirnya takdir berkata lain, karena istri saya meninggal dunia," ujar Joko.
Meski dirinya belum pernah menggunakan kartunya untuk berobat, Joko yang merupakan peserta JKN-KIS dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) tersebut mengungkapkan bahwa kesehatan sangatlah mahal harganya.
Dari pengalaman istrinya yang menjalani pengobatan karena penyakit yang dideritanya, Joko mengatakan bahwa jika tidak menggunakan JKN-KIS, pasti biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit.
"Dari pengalaman saya saja kita bisa melihat bahwa program JKN-KIS itu memberikan manfaat secara maksimal. Bahkan hingga titik darah penghabisan ibaratnya. Namanya keluarga sakit, pasti sudah bingung pikirannya. Entah bagaimana ceritanya kalau misalkan saya tidak punya JKN-KIS, bingung lagi pastinya untuk memikirkan biaya berobatnya. Kalau takdir berkata lain, ya itu memang sudah digariskan oleh Tuhan," tambah Joko.
Tak hanya berbagi pengalaman tersebut, pria 46 tahun tersebut juga menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan guna memberikan kemudahan pesertanya dalam memperoleh pelayanan, baik pelayanan administrasi maupun pelayanan kesehatan.
"Aplikasi Mobile JKN itu sangatlah memberikan kemudahan bagi peserta JKN-KIS. Bisa ganti fasilitas kesehatan sendiri, bisa cek aktif tidaknya kepesertaan kita, bisa melihat riwayat pelayanan kesehatan yang pernah kita jalani, dan masih banyak lagi fitur-fitur yang lain," katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, sebenarnya tidak ada lagi istilah ribet. Ia menilai mungkin yang mengatakan ribet itu belum mengetahui informasi-informasi terkini seputar BPJS Kesehatan.
Joko berharap agar BPJS Kesehatan tak henti-hentinya memberikan informasi kemudahan pelayanan bagi masyarakat. Sehingga penilaian negatif tentang program JKN-KIS tidak akan ada lagi.
"Itu karena jaminan kesehatan memanglah satu hal yang sangat penting dan wajib untuk dimiliki demi memberikan perlindungan dalam hal kesehatan," katanya. (adv/ar/tk)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021