Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Brawijaya Malang memberikan pelatihan teknologi pembuatan biogas dari kotoran sapi kepada warga Dusun Merak, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur.

Ketua LPPM Universitas Brawijaya Malang Dr. Ir. Bambang Susilo mengatakan program Doktor Mengabdi salah satu implementasinya pemberdayaan masyarakat di desa terpencil.

"Kami memilih Situbondo untuk program Doktor Mengabdi, karena Situbondo punya dusun terpencil, yakni di Dusun Merak," kata Bambang Susilo usai menggelar rakor bersama Pemkab Situbondo, Jumat.

Lewat program pemberdayaan ini, warga Dusun Merak dilatih cara membuat biogas dari kotoran sapi sebagai bahan bakar terbarukan. Biogas tersebut bisa dimanfaatkan warga untuk bahan bakar dan juga pupuk kandang.

"Kami mulai dulu dengan energi, yaitu dengan memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas. Nantinya tidak hanya untuk masak, tetapi juga untuk energi listrik," ujarnya.

Ia mengakui tak mudah mengajak warga Dusun Merak berpartisipasi dalam program pemberdayaan karena sulit mengubah perilaku dan pola pikir masyarakat.

"Mengubah perilaku dan pola pikir itu sangat susah. Namun, dalam waktu tiga bulan, kami bisa mengajak sebagian warga untuk menerapkan teknologi pembuatan biogas dari kotoran sapi," kata Bambang.

Misra, salah seorang warga Dusun Merak, mengaku sangat terbantu dengan hadirnya LPPM Universitas Brawijaya. Ia akhirnya bisa mengolah kotoran sapi yang biasanya terbuang percuma dengan dibakar menjadi biogas dan pupuk.

"Mengolahnya memang susah. Tapi setelah bisa, banyak manfaat yang bisa saya peroleh. Ampasnya bisa dibuat pupuk, biogasnya buat memasak," ujarnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021