PT Angkasa Pura (AP) II dan Yayasan Kick Andy memberikan bantuan sebanyak 24 kaki palsu bagi disabilitas tuna daksa di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Bantuan kaki palsu ini diserahkan secara simbolis oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Senior General Manager of Community Development AP II, Amirzal, dan pimpinan Yayasan Kick Andy, Ali Sadikin, serta Executive General Manager PT AP II Bandara Banyuwangi, Cin Asmoro, di pendopo Banyuwangi, Kamis.

"Kami mengapresiasi aksi kolaborasi kemanusiaan ini. terima kasih kepada PT AP II dan Yayasan Kick Andy yang telah peduli kepada masyarakat Banyuwangi. Bantuan ini kian melengkapi berbagai program bantuan yang telah kami siapkan untuk disabilitas," Kata Bupati Ipuk Fiestiandani.

Bantuan kaki palsu dari PT Angkasa Pura dan Yayasan Kick Andy, kata Ipuk, diharapkan mampu menjadi penyemangat baru bagi teman-teman disabilitas.

"Semoga bantuan ini menjadi penyemangat baru bagi teman-teman disabilitas untuk lebih produktif lagi," tutur Ipuk.

Senior General Manager of Community Development AP II, Amirzal mengatakan bahwa penyerahan kaki palsu ini merupakan program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) AP II.

"Hari ini ada 24 kaki palsu yang kita berikan kepada penyandang disabilitas di Banyuwangi. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa membantu para penyandang disabilitas agar lebih mandiri, bisa bersosialisasi dan beraktivitas lebih mudah lagi," ujarnya.

Sementara Ketua Harian Yayasan Kick Andy, Ali Sadikin menjelaskan tujuan utama program ini adalah agar para penyandang disabilitas lebih produktif dan mandiri.

"Makanya, tidak semua yang mengajukan bisa kita setujui. Kami dan AP II punya persyaratan-persyaratan, juga ada suvei, sehingga yang menerima benar-benar orang yang tepat. Misalnya, pedagang UMKM yang kehilangan kakinya karena kecelakaan. Setelah mendapatkan kaki palsu, harapannya bisa kembali bekerja dan produktif,' ujarnya.

Sejauh ini Banyuwangi telah melakukan banyak program untuk penyandang disabilitas. Mulai program pemberdayaan seperti pelatihan dan bantuan alat usaha, hingga beasiswa pendidikan.

Selain itu, ruang-ruang publik secara bertahap semuanya harus ramah untuk para penyandang disabilitas. Contohnya di ruang terbuka hijau disediakan tangga ber-handle untuk tuna netra. Juga di beberapa tempat dipasang pelican crossing untuk memudahkan saat menyeberang jalan. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021