Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya melaksanakan upacara peringatan Hari Pahlawan di kampus setempat, Rabu, secara tatap muka.
Dengan mengenakan pakaian daerah dan pakaian pejuang, dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Untag Surabaya mengikuti rangkaian upacara dengan khidmat.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor Untag Surabaya Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA, CPA yang mengenakan pakaian adat Bali, menjadi inspektur upacara dan menyampaikan pesan perjuangan pahlawan Indonesia.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati pahlawannya. Dalam hal ini, kita sebagai masyarakat Indonesia yang juga sebagai penerus bangsa kiranya dapat meneladani dan mengambil nilai-nilai kepahlwanan, serta mencontoh semangat juang para pahlawan," kata dia.
Prof. Nugroho juga menyampaikan kutipan pidato dari Presiden RI ke-1 Ir. Soekarno yakni bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.
Tidak hanya itu, amanat dari Menteri Sosial RI Tri Rismaharini turut disampaikan oleh Prof. Nugroho yang memaparkan bahwa meski Indonesia mengalami penjajahan panjang dan gagal dalam merebut kemerdekaan.
Para pendiri bangsa Indonesia tetap membangun identitas bahwa seluruh masyarakat Indonesia bersaudara, sebangsa, dan setanah air. Prof. Nugroho menegaskan, masyarakat Indonesia harus kuat dalam menyatukan bangsa seperti slogan Bhineka Tunggal Ika.
"Kita harus lebih maju dari tahun sebelumnya, kita harus buktikan kepada dunia kalau bersama kita bisa meneruskan cita-cita para pahlawan," ujarnya saat menutup pembacaan amanat Menteri Sosial.
Sementara itu Bendahara YPTA Surabaya J. Subekti, SH., MM. turut hadir menyampaikan "Kilas Sejarah Hari Pahlawan" dengan mengenakan pakaian pejuang. Dia mengulik kilas balik sejarah hari pahlawan.
"Kita harus mengikuti semangat patriotik arek-arek Suroboyo. Tumbuhkan jiwa patriotisme di dada," katanya.
Subekti menekankan bahwa jiwa patriotisme ini ditandai dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cinta kepada tanah air, mempunyai semangat berjuang dan tidak takut untuk berkorban, serta pantang menyerah.
"Mudah-mudahan kilasan sejarah ini membakar semangat kita supaya lebih giat dalam berkarya untuk mengisi kemerdekaan dan menyongsong Indonesia maju," ujar Subekti. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Dengan mengenakan pakaian daerah dan pakaian pejuang, dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Untag Surabaya mengikuti rangkaian upacara dengan khidmat.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor Untag Surabaya Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA, CPA yang mengenakan pakaian adat Bali, menjadi inspektur upacara dan menyampaikan pesan perjuangan pahlawan Indonesia.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati pahlawannya. Dalam hal ini, kita sebagai masyarakat Indonesia yang juga sebagai penerus bangsa kiranya dapat meneladani dan mengambil nilai-nilai kepahlwanan, serta mencontoh semangat juang para pahlawan," kata dia.
Prof. Nugroho juga menyampaikan kutipan pidato dari Presiden RI ke-1 Ir. Soekarno yakni bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.
Tidak hanya itu, amanat dari Menteri Sosial RI Tri Rismaharini turut disampaikan oleh Prof. Nugroho yang memaparkan bahwa meski Indonesia mengalami penjajahan panjang dan gagal dalam merebut kemerdekaan.
Para pendiri bangsa Indonesia tetap membangun identitas bahwa seluruh masyarakat Indonesia bersaudara, sebangsa, dan setanah air. Prof. Nugroho menegaskan, masyarakat Indonesia harus kuat dalam menyatukan bangsa seperti slogan Bhineka Tunggal Ika.
"Kita harus lebih maju dari tahun sebelumnya, kita harus buktikan kepada dunia kalau bersama kita bisa meneruskan cita-cita para pahlawan," ujarnya saat menutup pembacaan amanat Menteri Sosial.
Sementara itu Bendahara YPTA Surabaya J. Subekti, SH., MM. turut hadir menyampaikan "Kilas Sejarah Hari Pahlawan" dengan mengenakan pakaian pejuang. Dia mengulik kilas balik sejarah hari pahlawan.
"Kita harus mengikuti semangat patriotik arek-arek Suroboyo. Tumbuhkan jiwa patriotisme di dada," katanya.
Subekti menekankan bahwa jiwa patriotisme ini ditandai dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cinta kepada tanah air, mempunyai semangat berjuang dan tidak takut untuk berkorban, serta pantang menyerah.
"Mudah-mudahan kilasan sejarah ini membakar semangat kita supaya lebih giat dalam berkarya untuk mengisi kemerdekaan dan menyongsong Indonesia maju," ujar Subekti. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021