Banjir yang melanda Kabupaten Gresik, Jawa Timur, akibat luapan Kali Lamong meluas ke empat kecamatan, dari awalnya hanya tiga kecamatan masing-masing Benjeng, Balongpanggang, Kedamean, kini hingga ke Kecamatan Cerme.
Camat Cerme Suyono dikonfirmasi Sabtu, membenarkan hal tersebut dan menyebut wilayahnya yang terdampak banjir luapan Kali Lamong ada tiga desa, yakni Dadapkuning, Sukoanyar, dan Ngembung.
"Banjir bergeser dari Balongpanggang dan Benjeng menuju Cerme, dan ada tiga desa terdampak banjir luapan Kali Lamong," ucap, Suyono yang pernah menjabat Kabag Humas dan Protokol Pemkab Gresik tersebut.
Ia merinci di Desa Dadapkuning air menggenangi sawah seluas 70 hektare (Ha) dengan kedalaman 20 cm, tambak seluas 100 ha kedalaman 5 cm, dan jalan poros desa ketinggian air 50 cm sepanjang 200 m.
Sedangkan di Desa Sukoanyar air menggenangi sawah seluas 50 ha kedalaman 54 cm, tambak seluas 34 ha kedalaman 50 cm, jalan poros desa sepanjang 60 meter ketinggian air 30 cm, jalan kampung sepanjang 100 meter dengan ketinggian air 10 cm.
Untuk rumah warga, Suyono mengaku ada dua rumah warga tergenang dengan ketinggian air 30 cm, dan jalan sepanjang 500 m ketinggian air 39 sentimeter.
Sementara itu, di Desa Ngembung air menggenangi sawah seluas 25 ha kedalaman air 100 cm, jalan poros desa sepanjang 100 meter ketinggian air 70 cm.
Suyono mengaku telah mengerahkan tiga alat berat untuk melakukan pengerukan Kali Lamong di wilayah Kecamatan Cerme, dan ditempatkan di Desa Morowudi, Kecamatan Cerme.
Suyono mengatakan pengerukan masih berlangsung hingga hari ini, meski terpantau debit air Kali Lamong terus naik hasil kiriman dari Benjeng dan Balongpanggang.
"Tiga ekskavator atau alat berat itu dua dari Pemkab Gresik dan satu bantuan dari Surabaya, tujuannya untuk normalisasi Kali Lamong kali besar di Jembatan Morowudi agar memperlancar aliran air dari Balongpanggang dan Benjeng," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Camat Cerme Suyono dikonfirmasi Sabtu, membenarkan hal tersebut dan menyebut wilayahnya yang terdampak banjir luapan Kali Lamong ada tiga desa, yakni Dadapkuning, Sukoanyar, dan Ngembung.
"Banjir bergeser dari Balongpanggang dan Benjeng menuju Cerme, dan ada tiga desa terdampak banjir luapan Kali Lamong," ucap, Suyono yang pernah menjabat Kabag Humas dan Protokol Pemkab Gresik tersebut.
Ia merinci di Desa Dadapkuning air menggenangi sawah seluas 70 hektare (Ha) dengan kedalaman 20 cm, tambak seluas 100 ha kedalaman 5 cm, dan jalan poros desa ketinggian air 50 cm sepanjang 200 m.
Sedangkan di Desa Sukoanyar air menggenangi sawah seluas 50 ha kedalaman 54 cm, tambak seluas 34 ha kedalaman 50 cm, jalan poros desa sepanjang 60 meter ketinggian air 30 cm, jalan kampung sepanjang 100 meter dengan ketinggian air 10 cm.
Untuk rumah warga, Suyono mengaku ada dua rumah warga tergenang dengan ketinggian air 30 cm, dan jalan sepanjang 500 m ketinggian air 39 sentimeter.
Sementara itu, di Desa Ngembung air menggenangi sawah seluas 25 ha kedalaman air 100 cm, jalan poros desa sepanjang 100 meter ketinggian air 70 cm.
Suyono mengaku telah mengerahkan tiga alat berat untuk melakukan pengerukan Kali Lamong di wilayah Kecamatan Cerme, dan ditempatkan di Desa Morowudi, Kecamatan Cerme.
Suyono mengatakan pengerukan masih berlangsung hingga hari ini, meski terpantau debit air Kali Lamong terus naik hasil kiriman dari Benjeng dan Balongpanggang.
"Tiga ekskavator atau alat berat itu dua dari Pemkab Gresik dan satu bantuan dari Surabaya, tujuannya untuk normalisasi Kali Lamong kali besar di Jembatan Morowudi agar memperlancar aliran air dari Balongpanggang dan Benjeng," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021