Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi Jawa Timur menyebut investor asing meminati sektor pertambangan dan industri logam di wilayah setempat pada triwulan III tahun 2021.
"Realisasi investasi pada triwulan III-2021 terjadi peningkatan penanaman modal asing. Persentasenya mencapai peningkatan hingga 41,4 persen. Peluangnya ada di dua sektor tersebut," ujar Kepala DPM-PTSP Aris Mukiyono kepada wartawan di Surabaya, Jumat.
Aris merinci total realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp5,4 triliun yang berasal dari pertambangan Rp1,4 triliun, lalu industri logam dasar barang logam Rp1,3 triliun, industri kimia dan farmasi Rp0,7 triliun, mineral non-logam Rp0,7 triliun, dan sektor lainnya Rp0,2 triliun.
Ia juga menyampaikan bahwa Swiss menjadi negara yang mencatatkan investasi paling besar pada periode ini yakni Rp4,2 triliun dengan sektor paling diminati adalah industri makanan.
Kemudian, Singapura yang terdiri atas industri kimia dan farmasi Rp1,4 triliun, serta industri makanan Rp0,9 triliun.
Investasi terbesar pada sektor pertambangan adalah Amerika Serikat yang nilainya mencapai Rp1,2 triliun. Lalu juga berinvestasi pada sektor industri makanan Rp0,6 triliun.
"Masih ada negara lain yang menanamkan modal cukup besar di Jawa Timur. Antara lain Hong Kong dan Belanda, yang investasi ditanamkan masing-masing Rp1,8 triliun dan Rp1,7 triliun," ucap Aris.
Saat ini, Pemprov Jatim juga siap merespons berbagai minat investasi dari penanam modal lainnya dengan menyiapkan kebijakan untuk pemerataan penanaman investasi.
"Karena itulah kami terus berusaha membuka akses ke semua daerah di Jawa Timur. Harapannya investasi tidak terpusat pada ring I Jatim," kata dia.
Dalam kesempatan ini, Aris juga menyampaikan harapan kepada para kepala dinas penanaman modal di 38 kabupaten/kota agar layanan yang berkaitan dengan investasi harus dioptimalkan.
Dengan demikian, kata dia, harapannya investor akan semakin percaya dan senang berinvestasi di Jawa Timur.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegaskan capaian kinerja realisasi investasi triwulan III-2021 yang mencatatkan angka pertumbuhan hingga Rp18 triliun memberikan "angin segar" bagi tingkat kepercayaan investor asing menanamkan modalnya.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, tertanggal 27 Oktober 2021, realisasi investasi terdiri dari PMA sebesar Rp5,4 triliun dan PMDN sebesar Rp12,5 triliun.
"Capaian ini meningkat 15,6 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Sementara secara nasional investasi tumbuh 3,7 persen. Kontribusi Jatim terhadap realisasi investasi nasional di triwulan ketiga ini sebesar 8,3 persen," tuturnya.
Ia juga memaparkan investasi asing di Jatim triwulan III-2021 mengalami pertumbuhan positif sebesar 41,4 persen (q-to-q). Secara akumulatif sejak Januari hingga September 2021, Jatim mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp52,7 triliun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Realisasi investasi pada triwulan III-2021 terjadi peningkatan penanaman modal asing. Persentasenya mencapai peningkatan hingga 41,4 persen. Peluangnya ada di dua sektor tersebut," ujar Kepala DPM-PTSP Aris Mukiyono kepada wartawan di Surabaya, Jumat.
Aris merinci total realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp5,4 triliun yang berasal dari pertambangan Rp1,4 triliun, lalu industri logam dasar barang logam Rp1,3 triliun, industri kimia dan farmasi Rp0,7 triliun, mineral non-logam Rp0,7 triliun, dan sektor lainnya Rp0,2 triliun.
Ia juga menyampaikan bahwa Swiss menjadi negara yang mencatatkan investasi paling besar pada periode ini yakni Rp4,2 triliun dengan sektor paling diminati adalah industri makanan.
Kemudian, Singapura yang terdiri atas industri kimia dan farmasi Rp1,4 triliun, serta industri makanan Rp0,9 triliun.
Investasi terbesar pada sektor pertambangan adalah Amerika Serikat yang nilainya mencapai Rp1,2 triliun. Lalu juga berinvestasi pada sektor industri makanan Rp0,6 triliun.
"Masih ada negara lain yang menanamkan modal cukup besar di Jawa Timur. Antara lain Hong Kong dan Belanda, yang investasi ditanamkan masing-masing Rp1,8 triliun dan Rp1,7 triliun," ucap Aris.
Saat ini, Pemprov Jatim juga siap merespons berbagai minat investasi dari penanam modal lainnya dengan menyiapkan kebijakan untuk pemerataan penanaman investasi.
"Karena itulah kami terus berusaha membuka akses ke semua daerah di Jawa Timur. Harapannya investasi tidak terpusat pada ring I Jatim," kata dia.
Dalam kesempatan ini, Aris juga menyampaikan harapan kepada para kepala dinas penanaman modal di 38 kabupaten/kota agar layanan yang berkaitan dengan investasi harus dioptimalkan.
Dengan demikian, kata dia, harapannya investor akan semakin percaya dan senang berinvestasi di Jawa Timur.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegaskan capaian kinerja realisasi investasi triwulan III-2021 yang mencatatkan angka pertumbuhan hingga Rp18 triliun memberikan "angin segar" bagi tingkat kepercayaan investor asing menanamkan modalnya.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, tertanggal 27 Oktober 2021, realisasi investasi terdiri dari PMA sebesar Rp5,4 triliun dan PMDN sebesar Rp12,5 triliun.
"Capaian ini meningkat 15,6 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Sementara secara nasional investasi tumbuh 3,7 persen. Kontribusi Jatim terhadap realisasi investasi nasional di triwulan ketiga ini sebesar 8,3 persen," tuturnya.
Ia juga memaparkan investasi asing di Jatim triwulan III-2021 mengalami pertumbuhan positif sebesar 41,4 persen (q-to-q). Secara akumulatif sejak Januari hingga September 2021, Jatim mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp52,7 triliun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021