Transaksi hasil pemberdayaan toko kelontong serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Surabaya, Jawa Timur, hingga saat ini terus mengalami peningkatan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya M. Fikser di Surabaya, Minggu, mengatakan sebelum apliaksi Peken Surabaya diluncurkan pada Minggu (31/10) malam, sudah ada 230 toko kelontong yang menghasilkan transaksi senilai Rp2,3 miliar.
"Sedangkan saat ini sudah meningkat menjadi Rp2,4 miliar transaksi hasil dari pemberdayaan toko kelontong dan UMKM," katanya.
Menurut dia, saat ini yang telah tergabung ada sebanyak 277 toko kelontong dan UMKM. Fikser berharap bukan hanya toko kelontong dan UMKM saja, melainkan juga masyarakat Surabaya bisa mendaftarkan diri melalui aplikasi Peken untuk memasarkan produknya.
Aplikasi Peken merupakan singkatan dari Pemberdayaan dan Ketahanan Ekonomi Nang Suroboyo. Melalui aplikasi belanja daring itu, masyarakat bisa mengakses untuk memilih produk-produk berkualitas karya UMKM Kota Surabaya.
Aplikasi tersebut dapat diinstal di ponsel berbasis Android dan memiliki beberapa fitur di dalamnya. Fitur yang pertama adalah toko kelontong, tempat masyarakat dapat memilih berbagai kebutuhan pokok mulai beras, gula, minyak dan lain sebagainya.
Sedangkan fitur kedua adalah UMKM yang dalam fitur ini ada beberapa pilihan produk, antara lain berupa kraf, fashion dan kuliner.
"Jadi, warga tinggal pilih saja. Karena ini kan seperti marketplace pada umumnya, tinggal pilih sesuai kebutuhan, klik masukkan ke keranjang, konfirmasi ke penjual, setelah itu pembeli transfer," kata Fikser.
Aplikasi Peken diluncurkan bertepatan dengan pembukaan Surabaya Fashion Week (SFW) 2021 di Grand City Kota Surabaya pada Minggu (31/10) malam. SFW menampilkan busana dari karya produk UMKM.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan seluruh ASN di lingkup Pemkot Surabaya bisa memulai membeli karya produk UMKM pada aplikasi tersebut.
"Kami (Pemkot) akan menjual atau mempromosikan semua produk UMKM di sananya. Saya berharap ini bisa dimulai dari ASN Kota Surabaya untuk belanja di Peken," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya M. Fikser di Surabaya, Minggu, mengatakan sebelum apliaksi Peken Surabaya diluncurkan pada Minggu (31/10) malam, sudah ada 230 toko kelontong yang menghasilkan transaksi senilai Rp2,3 miliar.
"Sedangkan saat ini sudah meningkat menjadi Rp2,4 miliar transaksi hasil dari pemberdayaan toko kelontong dan UMKM," katanya.
Menurut dia, saat ini yang telah tergabung ada sebanyak 277 toko kelontong dan UMKM. Fikser berharap bukan hanya toko kelontong dan UMKM saja, melainkan juga masyarakat Surabaya bisa mendaftarkan diri melalui aplikasi Peken untuk memasarkan produknya.
Aplikasi Peken merupakan singkatan dari Pemberdayaan dan Ketahanan Ekonomi Nang Suroboyo. Melalui aplikasi belanja daring itu, masyarakat bisa mengakses untuk memilih produk-produk berkualitas karya UMKM Kota Surabaya.
Aplikasi tersebut dapat diinstal di ponsel berbasis Android dan memiliki beberapa fitur di dalamnya. Fitur yang pertama adalah toko kelontong, tempat masyarakat dapat memilih berbagai kebutuhan pokok mulai beras, gula, minyak dan lain sebagainya.
Sedangkan fitur kedua adalah UMKM yang dalam fitur ini ada beberapa pilihan produk, antara lain berupa kraf, fashion dan kuliner.
"Jadi, warga tinggal pilih saja. Karena ini kan seperti marketplace pada umumnya, tinggal pilih sesuai kebutuhan, klik masukkan ke keranjang, konfirmasi ke penjual, setelah itu pembeli transfer," kata Fikser.
Aplikasi Peken diluncurkan bertepatan dengan pembukaan Surabaya Fashion Week (SFW) 2021 di Grand City Kota Surabaya pada Minggu (31/10) malam. SFW menampilkan busana dari karya produk UMKM.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan seluruh ASN di lingkup Pemkot Surabaya bisa memulai membeli karya produk UMKM pada aplikasi tersebut.
"Kami (Pemkot) akan menjual atau mempromosikan semua produk UMKM di sananya. Saya berharap ini bisa dimulai dari ASN Kota Surabaya untuk belanja di Peken," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021