Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya menggelar wisuda untuk 999 lulusan secara luring, di Hotel Utami, Sidoarjo, Rabu dan Kamis (27-28/10) dengan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 ketat.
"Karena Kota Surabaya sudah PPKM level satu, makanya kami tetap mengadakan secara luring. Mereka juga sudah vaksin dan tentunya dengan prokes yang ketat," kata Rektor Ubhara Brigjen Pol (Purn) Drs Edy Prawoto SH MHum.
Edy menjelaskan prosesi wisuda terhadap ratusan lulusan itu digelar selama dua hari karena tempatnya harus menyesuaikan protokol kesehatan. Selain itu, orang tua wisudawan juga tidak diikutkan karena jumlahnya bisa meningkat hingga tiga kali lipat.
"Mereka yang lulus ini sempat merasakan tatap muka, dan kemudian merasakan pembelajaran daring. Perubahan ini juga dirasakan semua pelaksana, dosen dan pelaksana," katanya.
Menurutnya, perubahan ini akan terus dihadapi ke depan, oleh karena itu Ubhara sudah siap dengan perubahan yang ada.
"Meskipun demikian kualitas lulusan tidak berbeda dengan yang tatap muka. Memang ada yang hilang selama daring, terutama masalah attitude," ujarnya.
Untuk membekali lulusannya, Ubhara memberikan uji sertifikasi terhadap mahasiswa sebagai syarat untuk lulus agar bisa bersaing di industri. Lulusan juga dituntut lebih mandiri dalam dunia kerja.
"Harapannya lulusan kami bisa unggul, kompetitif dan beradaptasi dengan baik," ujarnya.
Dia mengungkapkan, masa tunggu lulusan biasanya empat bulan. Oleh sebab itu, alumni harus menyesuaikan dengan perubahan yang ada, dan mereka harus siap.
"Karena perubahan ini akan selalu terjadi.
Para lulusan ini juga sudah memiliki marwah MBKM lewat pertukaran pelajar, KKN tematik dan magang," ucapnya.
Ke depan, Ubhara akan mengonversi publikasi mahasiswa di jurnal tertentu sehingga bisa perlu membuat tugas akhir lagi.
"PKM rencananya juga akan dikonversikan sebagai KKN. Yang PKM Kewirausahaan bisa dikonversikan di mata kuliah kewirausahaan. Jadi saat mereka sudah berbisnis sudah bisa membuka usaha," tuturnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021