Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengapresiasi upaya masyarakat setempat memanfaatkan lahan di sekitar rumah untuk budi daya tanaman yang menjadi sumber pangan keluarga.

"Terlebih lahan di Kota Kediri tidak begitu luas. Dengan adanya KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) ini, pengoptimalan pekarangan yang ada untuk dijadikan sumber pangan keluarga menjadi hal yang sangat baik, terutama penggunaan pupuk dari sampah organik, ini dapat ditiru oleh KRPL lainnya," kata Mas Abu, sapaan akrabnya di Kediri, Jawa Timur, Senin (18/10).

Budi daya tanaman organik di daerah itu meningkat dengan semakin banyak warga bercocok tanam, salah satunya di tanah lapang perumahan, KRPL Selade Berseri Kelurahan Dermo, Kota Kediri.

Ketua KRPL Selade Berseri Kelurahan Dermo Theodora mengaku bersama warga lainnya memanfaatkan lahan untuk menanam tanaman organik, seperti sayur-mayur dengan sistem hidroponik dan menggunakan media tanah. Tanamannya, sayuran selada dan jenis lainnya karena banyak disukai masyarakat maupun para pedagang.

"Mereka bilang kalau selada di sini lebih awet jika disimpan. Misalnya jika dikeluarkan dari kulkas dan disiram air, bisa kembali segar dan tidak gampang busuk. Itu juga karena kami kalau jual sekaligus dengan akarnya," katanya.

Ia mengatakan dalam budi daya ini semua bahan nutrisi dan pupuk yang digunakan berasal dari sampah organik. Sampah ditampung di dalam drum biru untuk komposter, yang nantinya setiap hari akan diisi sisa makan rumah tangga sekitar KRPL. Setelah satu bulan lamanya akan menghasilkan pupuk padat dan pupuk organik cair (POC).

"Pupuk cair ini nantinya akan kami alirkan ke tabung hidroponik untuk nutrisi tanaman selada. Jadi kami sudah tidak pakai A B Mix. Lalu pupuk padatnya, kami taruh di 'polybag-polybag' ini," kata dia.

Theodora juga mengatakan selada dengan pupuk organik cair ini menghasilkan daun yang lebih tebal, lentur, renyah, dan tidak meninggalkan rasa pahit.

Metode pembuatan POC ini, kata dia, tidak lepas dari binaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri.

Untuk harga, pihaknya tidak membanderol terlalu mahal dari pasaran karena ia dan teman-temannya ingin menarik para pembeli agar mau membeli dan akhirnya menjadi pelanggan.

Dora, sapaan akrabnya, mengatakan KRPL di daerah tersebut diresmikan pada 2019 dan terus bertahan hingga saat ini. Bahkan, dari penjualan sayuran pun dapat mencukupi kebutuhan lingkungan terutama anggota.

Kepala DKPP Kota Kediri Muhammad Ridwan mengatakan dalam tahun ini pihaknya segera mengajukan uji lab nutrisi untuk produk dari KRPL Selade Berseri.

Selain itu, KRPL ini akan diajukan dalam pengajuan dana stimulan KRPL 2022 sebesar Rp55 juta menyusul tujuh KRPL Kota Kediri yang mendapat suntikan dana pada 2021.

"Dari hasil tersebut, tentunya akan meningkatkan tingkat kepercayaan konsumen dan juga menambah nilai jual hasil panen. Lalu metode penanaman seperti ini juga akan DKPP terapkan di KRPL Kota Kediri yang lainnya juga," kata dia.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPP Kota Kediri Kartini menambahkan secara teknis dengan adanya KRPL ini banyak keuntungan yang didapatkan.

"Dari segi ekonomis, pengelola tidak perlu membeli nutrisi tambahan. Lalu mereka bisa menjual hasil panennya, yang terpenting dapat menjadi sumber pangan berkelanjutan. Kami akan melakukan pendampingan lebih intensif agar KRPL terus termotivasi untuk bercocok tanam," ujar dia.
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021