Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta kader Pemuda Pancasila (PP) aktif terlibat dan melibatkan diri dalam aksi-aksi sosial untuk membantu secara nyata problem yang dihadapi masyarakat.
Ajakan itu disampaikan LaNyalla dalam Rapat Kerja Wilayah Pemuda Pancasila Jawa Timur di Surabaya, Minggu.
Rakerwil dengan tema "Menegaskan dan Memperkuat Peran Serta Pemuda Pancasila Jatim bersama Pemerintah dalam Upaya Pemulihan Pandemi Covid-19", diikuti Ketua MPC se-Jawa Timur dan kader lainnya.
LaNyalla menjelaskan, saat ini berbagai sektor di negara ini terdampak pandemi, seperti sektor kesehatan, ekonomi dan pendidikan.
"Sektor yang paling berbahaya adalah kerentanan ekonomi. Karena dapat memicu gejolak di masyarakat. Dan bila itu terjadi, tentu merugikan kita sebagai bangsa. Oleh karena itu, semua kader Pemuda Pancasila harus bersikap lebih dewasa dan waspada. Harus berdiri di garda terdepan meminimalisir potensi-potensi yang merugikan bangsa dan negara," kata LaNyalla.
Menurut LaNyalla, sebagai organisasi yang sudah eksis dan banyak berkontribusi, sudah seharusnya semua kader Pemuda Pancasila di seluruh Kabupaten dan Kota di Jatim mampu melakukan komunikasi yang harmonis dengan seluruh pemegang kebijakan pemerintahan di daerah, seperti dengan bupati atau wali kota, maupun pejabat forkompimda lainnya.
"Dengan komunikasi yang bagus itu kader Pemuda Pancasila bisa membantu pemerintah memberi masukan yang tepat atas situasi di lapangan. Karena dalam pelayanan publik, pemerintah masih banyak kekurangan. Terutama penyaluran beberapa bantuan dan stimulus ekonomi lainnya kepada masyarakat, dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional. Sisi akurasi data dan ketepatan sasaran harus kita bantu. Sebab di titik itu banyak problem," jelas mantan Ketua Umum PSSI itu.
LaNyalla juga berpesan agar kader Pemuda Pancasila lebih bisa menahan diri untuk tidak terlibat dalam potensi gesekan dengan Ormas-Ormas lain.
"Jaga kondusivitas, gesekan dan lain-lain hanya akan memicu potensi konflik sosial, yang akan menjadi bola salju di dalam situasi masyarakat yang tengah terdampak secara ekonomi akibat Pandemi," katanya, berpesan.
Ditambahkannya, selama hampir dua tahun pandemi juga berdampak pada roda organisasi.
Dengan adanya pembatasan sosial, kegiatan bersifat pengumpulan massa atau pertemuan skala besar tidak bisa dilakukan. Konsolidasi organisasi, khususnya agenda-agenda kaderisasi maupun pelatihan-pelatihan yang seharusnya dilaksanakan dengan pertemuan fisik menjadi berhenti.
"Namun pandemi memaksa kita melakukan aktivitas new normal dengan optimalisasi komunikasi dan pertemuan secara virtual. Meski harus dilakukan modifikasi pola terhadap beberapa kebutuhan organisasi, sebenarnya tidak ada alasan bahwa pandemi membuat sejumlah agenda organisasi harus berhenti. Termasuk penataan administrasi keanggotaan, dimana capaian target tertib organisasi dan administrasi keanggotaan masih jauh dari kata memuaskan," ujarnya.
Karena itu, lanjutnya, Rapat Kerja Wilayah harus fokus kepada pencapaian target-target organisasi yang harus dilakukan dengan modifikasi pola aktivitas. Dari fisik menjadi kombinasi fisik dan virtual.
"Target organisasi harus tetap jalan dan tercapai. Tidak boleh, pandemi menjadi alasan pembenar, atas berhenti atau terhambatnya roda organisasi. Apalagi Ormas Pemuda Pancasila sudah terbukti selalu mampu untuk menemukan jalan keluar atas berbagai masalah yang ada," jelasnya.
Ditambahkannya, Rapat Kerja Wilayah juga harus mampu merumuskan strategi dan program yang efektif dan konkrit yang bisa dilakukan oleh Pemuda Pancasila di Jawa Timur. Terutama dalam bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Ajakan itu disampaikan LaNyalla dalam Rapat Kerja Wilayah Pemuda Pancasila Jawa Timur di Surabaya, Minggu.
Rakerwil dengan tema "Menegaskan dan Memperkuat Peran Serta Pemuda Pancasila Jatim bersama Pemerintah dalam Upaya Pemulihan Pandemi Covid-19", diikuti Ketua MPC se-Jawa Timur dan kader lainnya.
LaNyalla menjelaskan, saat ini berbagai sektor di negara ini terdampak pandemi, seperti sektor kesehatan, ekonomi dan pendidikan.
"Sektor yang paling berbahaya adalah kerentanan ekonomi. Karena dapat memicu gejolak di masyarakat. Dan bila itu terjadi, tentu merugikan kita sebagai bangsa. Oleh karena itu, semua kader Pemuda Pancasila harus bersikap lebih dewasa dan waspada. Harus berdiri di garda terdepan meminimalisir potensi-potensi yang merugikan bangsa dan negara," kata LaNyalla.
Menurut LaNyalla, sebagai organisasi yang sudah eksis dan banyak berkontribusi, sudah seharusnya semua kader Pemuda Pancasila di seluruh Kabupaten dan Kota di Jatim mampu melakukan komunikasi yang harmonis dengan seluruh pemegang kebijakan pemerintahan di daerah, seperti dengan bupati atau wali kota, maupun pejabat forkompimda lainnya.
"Dengan komunikasi yang bagus itu kader Pemuda Pancasila bisa membantu pemerintah memberi masukan yang tepat atas situasi di lapangan. Karena dalam pelayanan publik, pemerintah masih banyak kekurangan. Terutama penyaluran beberapa bantuan dan stimulus ekonomi lainnya kepada masyarakat, dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional. Sisi akurasi data dan ketepatan sasaran harus kita bantu. Sebab di titik itu banyak problem," jelas mantan Ketua Umum PSSI itu.
LaNyalla juga berpesan agar kader Pemuda Pancasila lebih bisa menahan diri untuk tidak terlibat dalam potensi gesekan dengan Ormas-Ormas lain.
"Jaga kondusivitas, gesekan dan lain-lain hanya akan memicu potensi konflik sosial, yang akan menjadi bola salju di dalam situasi masyarakat yang tengah terdampak secara ekonomi akibat Pandemi," katanya, berpesan.
Ditambahkannya, selama hampir dua tahun pandemi juga berdampak pada roda organisasi.
Dengan adanya pembatasan sosial, kegiatan bersifat pengumpulan massa atau pertemuan skala besar tidak bisa dilakukan. Konsolidasi organisasi, khususnya agenda-agenda kaderisasi maupun pelatihan-pelatihan yang seharusnya dilaksanakan dengan pertemuan fisik menjadi berhenti.
"Namun pandemi memaksa kita melakukan aktivitas new normal dengan optimalisasi komunikasi dan pertemuan secara virtual. Meski harus dilakukan modifikasi pola terhadap beberapa kebutuhan organisasi, sebenarnya tidak ada alasan bahwa pandemi membuat sejumlah agenda organisasi harus berhenti. Termasuk penataan administrasi keanggotaan, dimana capaian target tertib organisasi dan administrasi keanggotaan masih jauh dari kata memuaskan," ujarnya.
Karena itu, lanjutnya, Rapat Kerja Wilayah harus fokus kepada pencapaian target-target organisasi yang harus dilakukan dengan modifikasi pola aktivitas. Dari fisik menjadi kombinasi fisik dan virtual.
"Target organisasi harus tetap jalan dan tercapai. Tidak boleh, pandemi menjadi alasan pembenar, atas berhenti atau terhambatnya roda organisasi. Apalagi Ormas Pemuda Pancasila sudah terbukti selalu mampu untuk menemukan jalan keluar atas berbagai masalah yang ada," jelasnya.
Ditambahkannya, Rapat Kerja Wilayah juga harus mampu merumuskan strategi dan program yang efektif dan konkrit yang bisa dilakukan oleh Pemuda Pancasila di Jawa Timur. Terutama dalam bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021