Kota Blitar, satu-satunya daerah level 1 yang menjadi percontohan penerapan new normal (tatanan kehidupan baru) di Jawa-Bali. Hal ini, diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Panjaitan, pada saat rapat koordinasi beberapa waktu lalu. Oleh karenanya, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama Forkopimda bersilaturahmi ke Kota Blitar, Kamis (7/10).
 
Pada forum silaturahmi bersama Forkopimda, Wali Kota Blitar Santoso mengatakan bahwa berdasarkan hasil evaluasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kota Blitar satu-satunya daerah di Jawa Bali yang telah memenuhi delapan indikator untuk menerapkan PPKM Level 1 New Normal.
 
"Bagaimana kedepannya masyarakat Kota Blitar membiasakan untuk hidup di tengah COVID-19. Bukan lagi tantangan, tetapi menjadi bagian dari kehidupan yang harus dijalani. Dengan sinergitas bersama Forkopimda, Danramil, Bhabinkamtibmas, masyarakat wajib menjalankan protokol kesehatan 5M, tidak keluar rumah apabila tidak perlu," jelas Wali Kota Blitar, Santoso dalam keterangan tertulis, Jumat.
 
Berdasarkan evaluasi, Kota Blitar telah memenuhi standar indikator World Health Organization (WHO). Adapun delapan indikator itu di antaranya, indikator tingkat transmisi yang meliputi kasus konfirmasi, perawatan rumah sakit serta jumlah kematian. Kemudian indikator kapasitas respon yang meliputi testing, tracing dan testing. Dan indikator tambahan, meliputi capaian vaksinasi COVID-19 dosis satu keseluruhan serta vaksinasi lansia.
 
"Kami menyiapkan rumah sakit untuk perawatan COVID-19, rumah sakit rujukan dan rumah sakit extention Covid19. Selain itu, masing-masing OPD (organisasi perangkat daerah) memiliki mitra kerja pembinaan dalam membentuk tim monitoring prokes sekaligus memberikan reward dan punishment atas pelaksanaan prokes. Kami juga menjemput bola apabila ada warga yang belum melaksanakan vaksinasi," ungkapnya.
 
Selain itu, masih kata Wali Kota Blitar Santoso, pemerintah daerah juga menggunakan cara-cara kearifan lokal sehingga dapat membuahkan hasil yang maksimal. Cara-cara kearifan lokal yang dimaksud adalah dengan pendekatan secara masif kepada masyarakat. Seperti, memaksimalkan petugas (Bhabinkamtibmas, Babinsa) untuk memberikan edukasi sehingga masyarakat tidak ketakutan. Dan, memberdayakan mahasiswa tingkat akhir untuk menjadi relawan dan diberikan insentif sesuai Permenkes.
 
Sementara itu, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan bahwa banyak hal yang dapat diambil dari Kota Blitar dalam melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1, hingga penerapan new normal atau tatanan kehidupan baru. Dimana, salah satu capaian terbesar dari Kota Blitar adalah pelaksanaan vaksinasi dosis 1 yang mencapai 70 persen, yang juga telah memenuhi target capaian vaksinasi untuk lansia sebesar 60 persen.
 
"Kami, Pemerintah Kota Mojokerto akan berusaha semaksimal agar PPKM Level 1 New Normal bisa diterapkan juga di Kota Mojokerto. Kami berharap, agar semua elemen masyarakat di Kota Mojokerto dapat bersinergi, berkolaborasi bersama pemerintah daerah dalam mewujudkannya. Sehingga, dampak yang dirasakan pun, akan kembali kepada masyarakat juga," harap Ning Ita, sapaan akrab wali kota. 
 
Menutup silaturahmi ini, wali kota perempuan pertama di Mojokerto bersama Forkopimda dan OPD, berziarah ke Makam Bung Karno yang merupakan Proklamator kemerdekaan Republik Indonesia. Bung Karno dimakamkan berdampingan dengan kedua orang tuanya, Raden Mas Soekemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman Rei. (*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021