Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendorong produk olahan dari para finalis Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2021 bisa tembus pasar industri.

"Kalau tadi ada yang membuat sabun dari minyak jelantah, nah kampung yang mengadopsi produk itu akan kita gerakkan untuk membuat sabun. Nanti anak-anak ini yang akan menjadi pemimpinnya," kata Eri Cahyadi saat menyerahkan 51 penghargaan kepada para finalis Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2021 di Balai Kota Surabaya, Selasa.

Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2021 merupakan perlombaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH), dan Tunas Hijau, serta didukung oleh PT PLN. Perlombaan itu diikuti oleh sekitar 937 siswa dari 111 sekolah mulai dari jenjang SD hingga SMP di Surabaya.

Menurut Eri, untuk mewujudkan sustainability produk-produk olahan yang dihasilkan oleh para finalis Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup itu, Pemkot Surabaya akan terus melakukan pengembangan terhadap produk-produk olahan tersebut.

Eri memiliki rencana agar produk-produk olahan tersebut bisa menembus industri perhotelan dan UMKM. Bahkan, ada beberapa produk yang sudah diperjualbelikan melalui aplikasi E-Peken milik Pemkot Surabaya. Meski demikian, sebelumnya produk-produk itu harus memenuhi standar yang berlaku.

"Jadi harus dipastikan kandungan dari sabun itu sama seperti yang ada di hotel-hotel. Jangan sampai ternyata kita membuat suatu produk, produknya tidak sesuai standar yang dipakai orang. Makanya tadi, saya sampaikan dengan Presiden Tunas Hijau, ini akan sesuai standart terus," ujarnya.

Presiden Tunas Hijau Muhammad Zamroni mengatakan, perlombaan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup Tahun 2021 diikuti oleh sekitar 937 siswa dari 111 sekolah jenjang SD hingga SMP di Surabaya.

"Tahun ini kita mulai itu saat pandemi. Jadi, peserta di atas 500 itu sudah bagus. Sebab, sebelum mendaftar mereka harus memiliki proyek yang sudah dilakukan dan terus berjalan," kata Zamroni.

Pria yang akrab disapa Roni itu memastikan untuk peserta yang tidak menjadi juara 1 pada perlombaan tersebut masih dapat mengikuti kembali di tahun yang akan datang. Sedangkan, mereka yang sudah menjadi juara pada perlombaan tersebut tidak diperkenankan untuk ikut serta lagi.

"Mereka ini kiprahnya sudah nyata dan luar biasa. Ada satu anak yang mampu mengolah sampah organik lebih dari 20 ton dalam delapan bulan. Artinya, dalam sehari ia bisa mengolah 150 kg, itu kan luar biasa. Jadi, mereka ini benar-benar bisa membawa nama baik Kota Surabaya di tingkat internasional," katanya.

Perlombaan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup Tahun 2021 tingkat SMP dimenangkan oleh siswa SMPN 6 Surabaya Areya Kesyandria, dan siswi SMPN 1 Surabaya Sheyreen Callista. Lalu, untuk tingkat SD dimenangkan oleh siswa SDN Kaliasin I Nevan Azka dan Shaqilla Calysta.

Ni Luh Gede Ketut Keyva Richie Valerina Atmaja siswi kelas 4 SDN Rungkut Menanggal I peraih penghargaan sebagai peserta terceria dan peserta teraktif bersih pantai tingkat SD itu mengatakan, bahwa ini merupakan pertama kalinya dia mengikuti perlombaan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup. Pada keikutsertaannya yang pertama itu, ia membuat minuman yang berasal dari tanaman serai.

"Minuman serai itu ada dua varian rasa, ada rasa rosella dan rasa jeruk nipis. Bikinnya dibantuin sama mama dan kakak, bertiga. Nanti mau menambahkan jumlah tanaman dan produknya, sekarang ada 3.030 tanaman serai," katanya.
 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021