Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya akan menerapkan perkuliahan secara tatap muka mulai tahun ajaran akademik baru 2021-2022.

"Penerapan kuliah secara tatap muka ini melihat kasus COVID-19 yang semakin menurun. Nantinya Unusa akan menerapkan kuliah secara hybrid atau gabungan antara daring dan luring," kata Rektor Unusa Prof. Achmad Jazidie di Surabaya, Jumat. 

Prof. Jazidie menjelaskan mahasiswa yang akan mengikuti PTM dibatasi jumlahnya maksimal 50 persen sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. 

"Tidak semua mahasiswa ikut karena kapasitas ruang kelas hanya 30 sampai 40 persen saja sesuai protokol kesehatan. Nantinya akan digilir, 50 persen mahasiswa PTM pada minggu ini, sisanya pada minggu berikutnya," ujarnya. 

Unusa saat ini sedang menyiapkan kelas-kelas agar mumpuni menjalankan perkuliahan secara hybrid. 

"Kita melengkapi ruang kelas dengan kamera, teknologi dan alat yang memungkinkan menjalankan perkuliahan secara hybrid," katanya. 

Mengenai temuan adanya klaster COVID-19 di lingkungan sekolah di sejumlah daerah, Jadizie  memastikan PTM di kampusnya digelar dengan prokes ketat sehingga meminimalisasi adanya klaster COVID-19. 

"Insyaallah PTM digelarkan dengan prokes ketat. Mahasiswa harus mempunyai aplikasi PeduliLindungi dan mahasiswa harus divaksin dua kali. Sementara bagi mahasiswa yang sakit, tidak usah ikut. Prokes akan dijalankan ketat dan disiplin. Dengan begitu adanya klaster baru bisa dihindari," ucapnya. 

Sementara itu Wakil Rektor I Unusa Prof. Kacung Marijan menjelaskan untuk mahasiswa baru belum dapat mengikuti PTM dan hanya kuliah secara daring. 

"Mereka kuliah daring selama beberapa minggu. Nanti akan kami evaluasi, jika penanganan COVID-19 semakin bagus, maka akan langsung kuliah tatap muka," tuturnya. (*) 

 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021