Keberadaan pupuk bersubsidi yang digelontorkan pemerintah sangat membantu petani porang di Desa Plandaan, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kata petani setempat.

"Pupuk bersubsidi sangat membantu, soalnya memang porang sendiri butuh nutrisi yang banyak untuk membesarkan umbinya. Kalau pakai yang nonsubsidi, ya pasti biaya lebih besar juga kan. Ada bantuan dari pemerintah itu sendiri sangat membantu saya menanam porang," kata Yuliarta Darma Suganda, petani porang asal Desa Plandaan, dikonfirmasi, Rabu.

Ia mengatakan, sebelum adanya pupuk bersubsidi, dirinya merasakan sangat berat untuk menanam porang, apalagi untuk masa pertama tanam memakan waktu dua tahun untuk sekali panen.

"Jadi memang karena masih belajar, kalau pakai yang nonsubsidi itu habisnya pasti banyak, otomatis biaya untuk penanaman semakin banyak, Jadi memang kalahnya petani-petanj porang itu di situ," katanya.

Ia menyebut masa tanaman porang cukup lama, dan biayanya mahal, dan ketika panen keuntungannya tidak banyak. Dengan ada subsidi lebih menekan untuk biaya masa tanamannya itu. 

Suganda mengatakan, dirinya yang sudah menanam porang selama empat tahun telah melakukan satu kali panen selama masa tanam tersebut.

"Jadi untuk masa tanamannya sendiri mas saya sudah menanam tahun keempat ini, kami sudah melakukan satu kali panen dan menghasilkan tiga ton untuk umbi basahnya. Untuk harga dari Porang sendiri itu masih naik turun kisaran untuk per kilonya masih sekitar Rp7.000 - Rp8.000,  tergantung kami masukkan di pabrik mananya, jadi harganya sekitar segitu," katanya.

Sementara itu, porang merupakan jenis tanaman umbi-umbian yang menjadi salah satu produk unggulan ekspor komoditas pertanian belakangan ini.

Meski sempat diabaikan, namun saat ini sudah banyak petani yang tergiur karena nilai jual yang cukup menggiurkan. Salah satu kebutuhan penting dalam penanaman porang ialah proses pemupukan yang cukup dan efisien agar tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik.

Program pupuk bersubsidi dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) jadi serbuan para petani porang dengan harapan dapat membantu kualitas tanaman serta  meringankan biaya produksi pada  masa tanam para petani tersebut.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta kepada Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) agar terus mengembangkan industri porang dari hulu hingga hilir di Indonesia.

Mentan SYL pun dengan sigap mengikuti arahan Presiden, dia dan jajarannya berkomitmen untuk terus mengembangkan industri porang Tanah Air.

“Ada dua pilihan Bapak Presiden untuk didorong maksimal, antara lain komoditi porang dan yang kedua sarang burung walet. Hari ini, tentu saja seperti harapan Bapak Presiden, budidaya porang kita kembangkan," ujarnya.

Untuk diketahui, Porang merupakan tanaman asli Indonesia  termasuk jenis umbi-umbian yang tidak bertunas dan dapat tumbuh di jenis tanah apapun dengan ketinggian 0-700 mdpl. Porang kaya akan karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat makanan. Karbohidrat merupakan komponen penting pada umbi porang yang terdiri atas pati, glukomannan, serat kasar, dan gula reduksi. Kandungan glukomannan yang cukup tinggi menjadi ciri khas dari umbi porang.

Kandungan glukomannan yang cukup tinggi pada porang dimanfaatkan untuk berbagai industri pangan, seperti konyaku, shirataki (berbentuk mie), sebagai bahan campuran/tambahan pada berbagai produk kue, es krim, permen, dan jeli. Selain itu, glukomannan dimanfaatkan oleh industri kimia dan farmasi, sebagai bahan pelapis, bahan perekat (lem, cat tembok), dan pelapis kedap air.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021