Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto mewaspadai penyebaran virus corona (COVID-19) varian MU melalui kedatangan warga negara asing (WNA) maupun pekerja migran Indonesia (PMI) asal Jawa Timur yang kontrak kerjanya telah habis.  

Pemerintah telah melakukan pencegahan dengan memusatkan kedatangan internasional yang dipusatkan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, dan Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara.

"Meskipun Bandara Juanda telah ditutup untuk kedatangan internasional, kita harus mengantisipasi kedatangan WNA maupun PMI asal Jawa Timur melalui jalur darat," katanya saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (17/9) malam. 

Pangdam mengingatkan kasus lonjakan COVID-19 di wilayah Jawa Timur pascalebaran Idul Fitri lalu yang dibawa oleh PMI asal Kabupaten Bangkalan, Madura. 

"Kasus Bangkalan itu PMI pulang tidak lewat Bandara Internasional di Juanda, Sidoarjo. Waktu itu penanganan kepulangan PMI di Bandara Juanda telah melalui penyekatan yang sangat terperinci," ujarnya.

Dari pengalaman tersebut, Pangdam mewaspadai kedatangan WNI maupun PMI lewat jalur darat.  

"Mungkin tidak lewat Juanda, tapi bahayanya nanti mereka turun lewat Banjarmasin, terbang ke Semarang. Nah di situ bukan lagi sebagai PMI tapi domestik yang dikhawatirkan membawa varian baru COVID-19," ucapnya.

Terlebih Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan jumlah PMI terbanyak yang tersebar di beberapa negara. 

Untuk itu, dalam rapat koordinasi dengan pejabat Forkopimda Jawa Timur yang berlangsung di Gedung Negara Grahadi tadi malam, Pangdam Mayjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa langkah penyekatan harus diberlakukan di jalur-jalur perjalanan darat wilayah perbatasan. 

"Harus kita sekat dan diperiksa demi mencegah penyebaran COVID-19 varian baru," tuturnya.
 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021