PT PAL Indonesia (Persero) melakukan konsolidasi percepatan holding BUMN Industri Pertahanan melalui Focus Group Discussion (FGD), yang bertujuan mencari masukan dari para pemangku kepentingan untuk pemenuhan program pertahanan dan keamanan nasional.
CEO PT PAL Indonesia, Kaharudin Djenod dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Jumat mengakui, konsolidasi perlu dilakukan karena kegiatan industri menempati posisi sentral perekonomian, dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi pembangunan di semua bidang, termasuk pertahanan.
Kaharudin mengatakan, holding BUMN Industri Pertahanan ditarget rampung akhir 2021, dan untuk mempercepat BUMN Industri Pertahanan harus terus melakukan konsolidasi, salah satunya melalui FGD
Wakil Menteri I BUMN, Pahala Nugraha Mansury mengatakan FGD kali ini erat kaitannya dengan inisiatif strategis BUMN Industri Pertahanan untuk melakukan kolaborasi industri pertahanan, khususnya dalam rantai pasok dan transformasi digitalisasi yang sejalan dengan inisiatif strategi ekonomi dan nilai sosial serta kepemimpinan teknologi.
"Ada rencana untuk bagaimana bisa meningkatkan TKDN bagi seluruh proyek pembangunan alutsista yang dikerjakan oleh BUMN industri pertahanan, dan Kementerian BUMN mendukung adanya kolaborasi antara BUMN dan BUMS di dalam pemenuhan modernisasi alutsista nasional itu," kata Pahala.
Sementara itu, BUMN yang tergabung di dalam holding industri pertahanan antara lain PT Len Industri (Persero) yang fokus pada C5ISR Platform beserta MRO dan solusi integrasi 3 matra (interoperability) melalui Network Centric Warfare.
Kemudian, PT Pindad (Persero) dengan fokus pada platform matra darat, MRO dan penyediaan senjata serta munisi, PT Dirgantara Indonesia (Persero) dengan fokus pada platform matra udara dan MRO.
PT PAL Indonesia (Persero) dengan fokus pengembangan matra laut dan MRO, serta PT DAHANA (Persero) dengan fokus pada pengembangan produk energetic material (bahan peledak) untuk seluruh matra pertahanan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
CEO PT PAL Indonesia, Kaharudin Djenod dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Jumat mengakui, konsolidasi perlu dilakukan karena kegiatan industri menempati posisi sentral perekonomian, dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi pembangunan di semua bidang, termasuk pertahanan.
Kaharudin mengatakan, holding BUMN Industri Pertahanan ditarget rampung akhir 2021, dan untuk mempercepat BUMN Industri Pertahanan harus terus melakukan konsolidasi, salah satunya melalui FGD
Wakil Menteri I BUMN, Pahala Nugraha Mansury mengatakan FGD kali ini erat kaitannya dengan inisiatif strategis BUMN Industri Pertahanan untuk melakukan kolaborasi industri pertahanan, khususnya dalam rantai pasok dan transformasi digitalisasi yang sejalan dengan inisiatif strategi ekonomi dan nilai sosial serta kepemimpinan teknologi.
"Ada rencana untuk bagaimana bisa meningkatkan TKDN bagi seluruh proyek pembangunan alutsista yang dikerjakan oleh BUMN industri pertahanan, dan Kementerian BUMN mendukung adanya kolaborasi antara BUMN dan BUMS di dalam pemenuhan modernisasi alutsista nasional itu," kata Pahala.
Sementara itu, BUMN yang tergabung di dalam holding industri pertahanan antara lain PT Len Industri (Persero) yang fokus pada C5ISR Platform beserta MRO dan solusi integrasi 3 matra (interoperability) melalui Network Centric Warfare.
Kemudian, PT Pindad (Persero) dengan fokus pada platform matra darat, MRO dan penyediaan senjata serta munisi, PT Dirgantara Indonesia (Persero) dengan fokus pada platform matra udara dan MRO.
PT PAL Indonesia (Persero) dengan fokus pengembangan matra laut dan MRO, serta PT DAHANA (Persero) dengan fokus pada pengembangan produk energetic material (bahan peledak) untuk seluruh matra pertahanan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021