Kenaikan harga tomat dan daging ayam ras memicu terjadinya inflasi sebesar 0,04 persen di Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada Agustus 2021, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,45 persen.

"Tomat mengalami inflasi sebesar 36,4 persen, sehingga memberikan andil inflasi sebesar 0,083 persen. Sedangkan daging ayam ras mengalami inflasi 5,05 persen dengan sumbangan inflasi sebesar 0,052 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Arif Joko Sutejo di Kantor BPS setempat, Rabu.

Dalam periode ini, harga tomat sempat mencapai Rp20.000 per kilogram, padahal biasanya rata-rata dibawah Rp10.000 per kilogram. Sedangkan harga daging ayam ras terpantau fluktuatif berkisar Rp28.000 hingga Rp32.000 per kilogram.

"Selain tomat dan daging ayam ras, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya yakni tarif Sekolah Menengah Atas (SMA), minyak goreng, taman kanak kanak, bakso siap santap, pemeliharaan/service, jagung manis, bayam, dan bawang merah," tuturnya.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah cabai rawit, akademi/perguruan tinggi, sekolah dasar, sawi hijau, emas perhiasan, cabai merah, kangkung, sabun cair/cuci piring, sekolah menengah pertama, dan terong.

Dari sebelas kelompok pengeluaran, tujuh kelompok pengeluaran tercatat mengalami inflasi, dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi, dan dua kelompok pengeluaran stabil.

Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,56 persen, diikuti oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,42 persen, kelompok transportasi sebesar 0,14 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,07 persen.

Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,05 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen, dan kelompok yang mengalami inflasi terkecil adalah kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,01 persen.

Selain itu, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi tertinggi adalah kelompok pendidikan sebesar 2,28 persen, dan kelompok yang mengalami deflasi terendah adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,11 persen.

Dari delapan kota IHK di Jawa Timur, lima kota mengalami inflasi, dan tiga kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,37 persen, diikuti oleh Kota Madiun 0,15 persen, Kota Probolinggo 0,06 persen, Kabupaten Jember 0,04 persen, dan inflasi terendah di Kota Malang 0,03 persen.

Sementara itu, kota yang mengalami deflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Banyuwangi dan Kota Kediri masing-masing sebesar 0,08 persen. Di Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,26 persen. (*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021