Fraksi Partai Solidaritas Indonesai (PSI) DPRD Kota Surabaya mengusulkan tiga hal dalam pengelolaan transportasi massal berupa Suraboyo Bus yang perlu segera dikerjakan dalam waktu dekat ini.

Ketua FPSI DPRD Surabaya William Wirakusuma di Surabaya, Rabu, mengatakan, tiga hal tersebut, pertama perluasan pilihan pembayaran, misalkan dengan membuatkan opsi tiket berlanggan untuk golongan turis dan pekerja. 

"Kedua terkait dengan integrasi layanan dengan teman bus dan ketiga adalah rencana pembangunan infrastruktur pendukung," katanya.

Menurut dia, Suroboyo Bus saat ini berganti plat kuning yang artinya telah sah menjadi kendaraan jasa transportasi umum. Pengelola Suroboyo Bus sekarang bisa membuka opsi pembayaran selain botol plastik dan tarif sudah ditentukan melalui Perwali Surabaya Nomor 56 Tahun 2021. 

Akhirnya proses pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Pengelola Suroboyo Bus selesai dan opsi pembayaran cashless sudah bisa diterapkan. Meskipun agak mundur dari target, William mengapresiasi capaian ini. 

"Kedepan masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus kita kerjakan bersama agar revolusi transportasi Surabaya bisa benar-benar terwujud," kata anggota Komisi C DPRD Surabaya ini.

William menjelaskan mengenai perluasan opsi tiket diharapkan dapat menarik minat calon penumpang dan meningkatkan load factor angkutan umum. Integrasi dengan layanan Buy The Service (BTS) dari Teman Bus juga mutlak diperlukan mengingat mereka dijadwalkan akan tiba dan beroperasi di Surabaya akhir tahun ini. 

Selain itu, lanjut dia, pembangunan infrastruktur pendukung juga sangat penting untuk mengakomodir semakin banyaknya armada bus dan rute yang akan diberikan.

"Berdasarkan perwali yang sekarang memang belum ada pilihan untuk tiket berlanggan. Harapannya bisa dicatat untuk pengembangan selanjutnya," ujarnya.

Untuk integrasi, kata dia, bisa dimulai dengan yang sederhana dulu misalkan dengan menggabungkan fitur aplikasi Teman Bus dengan Aplikasi Suroboyo Bus. "Kalau bisa dijadikan satu saja supaya nanti penumpang gampang aksesnya," ujarnya.

Terkait dengan pengembangan sarana dan prasarana pendukung transportasi umum, lanjut dia, Pemkot telah mempunyai rencana induk pengembangan hingga 2040. Sekarang yang paling penting adalah pengawalan program dan anggaran agar setiap tahun benar-benar ada perawat, perbaikan dan pengembangan.

Pembangunan halte, penambahan ruas jalan, pengembangan terminal, dan pemeliharaannya merupakan tanggung jawab Pemkot. 

Ia berharap pemkot bisa menyiapkan skema kerja sama dengan swasta juga agar pembangunan bisa lebih cepat. Sosialisasi dan keterbukaan program kepada masyarakat juga tidak kalah penting. 

"Semua pihak harus dilibatkan agar rencana-rencana baik ini berjalan lancar," kata William.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya meluncurkan armada, rute, dan sistem pembayaran baru elektronik untuk Suroboyo Bus di Balai Kota Surabaya, Senin (23/8).

Wali kota  meresmikan delapan bus baru untuk melengkapi 20 armada yang sudah beroperasi sebelumnya. Armada baru ini juga untuk melayani rute baru dari Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) - Mayjend Jono Soewojo.
 
Selain itu, sistem pembayarannya juga sudah ada pilihan, bisa menggunakan sampah botol plastik, bisa melakukan pembayaran non tunai (elektronik) melalui scan QRIS yang terhubung dengan Gopay, Ovo, serta berbagai aplikasi pembayaran nontunai lainnya. (*)





 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021