Pimpinan dan wisudawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengheningkan cipta saat prosesi wisuda 2021, Sabtu, untuk memberikan penghormatan Rektor Unesa periode 1984–1988 Prof. Dr. Budi Darma, M.A., yang tutup usia pada pukul 06.00 WIB di Rumah Sakit Islam A. Yani, Surabaya.
Seluruh jajaran pimpinan beserta peserta wisuda yang dipimpin Ketua Senat Unesa mengadakan doa bersama atas kepergian pria kelahiran Rembang, 25 April 1937 itu.
Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., melalui keterangannya mengatakan bahwa Unesa kehilangan dan merasakan berduka yang sangat mendalam atas kepergian Prof. Budi Darma.
"Beliau adalah sosok yang produktif. Karyanya tersebar di mana-mana. Sudah belasan buku yang dilahirkan dan ratusan artikel yang diterbitkan di berbagi rubrik media-media nasional," katanya.
"Kami semua (warga Unesa) berduka. Seorang senior, guru, sekaligus panutan kami semua telah pergi hari ini. Mohon doanya semoga beliau husnul khotimah," ujarnya.
Prof. Budi Dharma mendapatkan banyak penghargaan, salah satunya dari Wali Kota Surabaya saat itu sebagai warga Surabaya yang berprestasi di bidang sastra selama dua kali berturut-turut.
Dari berbagai karyanya yang inspiratif, Olenka (1983) juara pertama dalam Sayembara Mengarang Roman DKJ 1980 dan sekaligus memperoleh Hadiah Sastra DKJ 1983.
Tahun 1984, Budi Darma menerima Hadiah Sastra ASEAN. Dia juga mendapat penghargaan Sastra Dewan Kesenian Jakarta, SEA Write Award, dan Anugerah Seni Pemerintah RI.
Sebagai akademisi, Budi Darma kerap diundang untuk berceramah, mengajar, menguji calon sarjana atau doktor sastra, baik dalam negeri ataupun luar negeri dan terlibat riset sastra dii dalam dan di luar negeri.
Purnatugas pengajar di jurusan Bahasa dan Sastra Inggris ini, Prof. Budi Darma pernah menjabat Rektor UNESA (sebelumnya bernama IKIP) periode 1984-1988.
Nurhasan mengatakan nama besar Budi Darma tidak hanya di kampus, tetapi juga dikenal secara nasional, bahkan internasional.
Baginya, Budi Darma merupakan seorang penulis dan sastrawan yang berpengaruh dalam perkembangan sastra di Indonesia dengan karya-karyanya seperti Olenka (1983), Raflus (1998), kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington (1981) dan masih banyak lagi karya monumental.
"Saya kira Indonesia juga kehilangan seorang sastrawan besar yang berpengaruh," kata Nurhasan.
Atas kepulangan Budi Darma, Dosen Jurusan Bahasa Indonesia Unesa membuat sebuah puisi khusus untuk mengenang sosoknya:
BIJI MATI BUAH SERIBU KALI: Buat Sang Resi
Oleh, Budi Nuryanto
Pagi ini engkau pergi
Penuhi panggilan ilahi
Jalan yang kautiti
Tlah kauratakan rapi
Dengan kreasi dan prestasi
Takpernah dilupakan anak negeri
Nikmati bahagia abadi
Di rumah tak bertepi
Kami menangisi pasti
Jika biji tidak mati
ia takberbuah berlipat kali
Jadilah pendoa bagi kami
Agar duniamu selama ini
Tumbuh seribu kali.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Seluruh jajaran pimpinan beserta peserta wisuda yang dipimpin Ketua Senat Unesa mengadakan doa bersama atas kepergian pria kelahiran Rembang, 25 April 1937 itu.
Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., melalui keterangannya mengatakan bahwa Unesa kehilangan dan merasakan berduka yang sangat mendalam atas kepergian Prof. Budi Darma.
"Beliau adalah sosok yang produktif. Karyanya tersebar di mana-mana. Sudah belasan buku yang dilahirkan dan ratusan artikel yang diterbitkan di berbagi rubrik media-media nasional," katanya.
"Kami semua (warga Unesa) berduka. Seorang senior, guru, sekaligus panutan kami semua telah pergi hari ini. Mohon doanya semoga beliau husnul khotimah," ujarnya.
Prof. Budi Dharma mendapatkan banyak penghargaan, salah satunya dari Wali Kota Surabaya saat itu sebagai warga Surabaya yang berprestasi di bidang sastra selama dua kali berturut-turut.
Dari berbagai karyanya yang inspiratif, Olenka (1983) juara pertama dalam Sayembara Mengarang Roman DKJ 1980 dan sekaligus memperoleh Hadiah Sastra DKJ 1983.
Tahun 1984, Budi Darma menerima Hadiah Sastra ASEAN. Dia juga mendapat penghargaan Sastra Dewan Kesenian Jakarta, SEA Write Award, dan Anugerah Seni Pemerintah RI.
Sebagai akademisi, Budi Darma kerap diundang untuk berceramah, mengajar, menguji calon sarjana atau doktor sastra, baik dalam negeri ataupun luar negeri dan terlibat riset sastra dii dalam dan di luar negeri.
Purnatugas pengajar di jurusan Bahasa dan Sastra Inggris ini, Prof. Budi Darma pernah menjabat Rektor UNESA (sebelumnya bernama IKIP) periode 1984-1988.
Nurhasan mengatakan nama besar Budi Darma tidak hanya di kampus, tetapi juga dikenal secara nasional, bahkan internasional.
Baginya, Budi Darma merupakan seorang penulis dan sastrawan yang berpengaruh dalam perkembangan sastra di Indonesia dengan karya-karyanya seperti Olenka (1983), Raflus (1998), kumpulan cerpen Orang-orang Bloomington (1981) dan masih banyak lagi karya monumental.
"Saya kira Indonesia juga kehilangan seorang sastrawan besar yang berpengaruh," kata Nurhasan.
Atas kepulangan Budi Darma, Dosen Jurusan Bahasa Indonesia Unesa membuat sebuah puisi khusus untuk mengenang sosoknya:
BIJI MATI BUAH SERIBU KALI: Buat Sang Resi
Oleh, Budi Nuryanto
Pagi ini engkau pergi
Penuhi panggilan ilahi
Jalan yang kautiti
Tlah kauratakan rapi
Dengan kreasi dan prestasi
Takpernah dilupakan anak negeri
Nikmati bahagia abadi
Di rumah tak bertepi
Kami menangisi pasti
Jika biji tidak mati
ia takberbuah berlipat kali
Jadilah pendoa bagi kami
Agar duniamu selama ini
Tumbuh seribu kali.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021