Permintaan bunga hias jenis bugenvil di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kini semakin tinggi saat pandemi COVID-19, dengan harga yang mencapai jutaan rupiah per batang.

"Permintaan kini semakin bagus. Kalau bunga tren macam-macam, kemarin Aglonema melesat, sekarang Bugenvil juga melesat lagi," kata salah seorang penjual, Heni Ifawati di Kediri, Senin.

Heni yang merupakan warga Desa Bedug, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri itu mengatakan, budi daya tanaman hias ini awalnya dilakukan oleh sang suami. Ia sangat suka dengan tanaman Bugenvil, sehingga beragam jenis Bugenvil dibudidayakan. Hasilnya, kini ada ratusan koleksi jenis Bugenvil di rumah.

Suaminya, kata dia, suka membeli bonggol asli tanaman Bugenvil, lalu ditanam di rumah. Jika sudah tumbuh, tanaman dibiarkan hingga bonggol baru keluar dan ada juga yang dilakukan stek pada Bugenvil lainnya, yang akan menumbuhkan bunga dengan warna baru.

Lebih lanjut, ia mengatakan tanaman ini juga mudah dibudidayakan. Selain itu, bunganya juga cukup tahan lama, sehingga diminati para pecinta tanaman hias.

Heni juga menambahkan, usaha budi daya Bugenvil ini juga sangat prospek. Terlebih lagi, di pandemi COVID-19 ini, banyak orang lebih memilih untuk di rumah saja, sehingga bercocok tanam juga menjadi salah satu pilihan orang saat ini.

Harga jual tanaman ini juga terjangkau, tergantung kondisi tanaman. Harga yang ditawarkan mulai puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Jika bonggol, harganya akan relatif mahal, bahkan hingga Rp5 juta per batang.

Dalam satu bulan, dirinya mengaku bisa mengantongi pendapatan hingga sekitar Rp10 juta dari menjual bunga ini. Penjualannya di wilayah Kediri dan sekitarnya.

Heni mengaku dirinya dan suami mempunyai empat titik untuk penjualan, dua di Kabupaten Kediri, lalu Yogyakarta, dan satu lagi di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selain Bugenvil, ada juga beragam tanaman jenis besar untuk proyek misalnya jenis Pule, tanaman Kaki Gajah dan beragam tanaman hias besar lainnya. Permintaan tanaman besar kini juga mulai membaik lagi, kendati masih pandemi COVID-19.

Ia juga mempunyai konsep untuk mengembangkan usahanya. Selain jual beli Bugenvil, ada juga konsep sentra pedagang kaki lima (PKL) sehingga pengunjung bisa menikmati makanan di sela mencari bunga untuk tambahan koleksi di taman.

"Saya suka memasak, jadi memadukan konsep antara budi daya ini dengan makanan. Tapi saat ini masih menunggu soal PPKM," kata dia.

Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri termasuk sentra tanaman hias. Selain Desa Rembang, Kecamatan Ngadiluwih, juga ada Desa Bedug. Bahkan, Desa Bedug ini menjadi salah satu sentra tanaman hias di Kabupaten Kediri yang sangat popular di kalangan para penghobi tanaman hias dari berbagai daerah.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Kediri sangat memperhatikan budi daya tanaman hias. Pemkab juga pernah mengadakan pameran tanaman hias yang bersamaan dengan hortikultura. Selain pameran, ada juga pelatihan untuk budi daya tanaman.

"Kami berkomitmen mengembangkan tanaman hias di Kabupaten Kediri. Pemkab juga pernah mengadakan festival florikultura, sehingga dapat duduk bersama pada asosiasi tanaman hias se-Kabupaten Kediri," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kediri Krisna Setiawan. 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021