RSUD dr. Iskak Tulungagung bergerak cepat dengan memberikan vaksin dosis ketiga atau booster (penguat) kepada ribuan tenaga kesehatan dan karyawan lain yang bekerja dan beraktivitas di rumah sakit daerah tersebut.

Menurut Wakil Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung dr. Zuhrotul Aini di Tulungagung, Rabu, total 1.900-an orang nakes dan sumber daya manusia bidang kesehatan di lingkup RSUD setempat yang dijadwalkan mendapat vaksinasi dosis ketiga tersebut.

"Vaksinasi dosis ketiga atau booster ini sudah kami mulai sejak Selasa (10/8/) dan akan dilakukan bertahap hingga enam pekan ke depan,” katanya.

Pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga untuk nakes dan karyawan di lingkungan RSUD dr. Iskak itu sesuai instruksi Kementerian Kesehatan.

Jika vaksinasi sebelumnya menggunakan vaksin Sinovac dan Astrazeneca, dalam imunisasi untuk penguat daya imun nakes dan SDM bidang kesehatan kali ini menggunakan Moderna.

Ia mengatakan penyuntikan dosis ketiga ini berfungsi sebagai booster imun, hampir sama dengan vaksinasi dosis kedua sebelumnya.

Bedanya vaksin ketiga berfungsi sebagai penguat, sebagai pendorong imun tubuh terhadap risiko paparan virus.

“Harapannya dengan adanya penyuntikan ini dapat memacu kekebalan tubuh pada para nakes dan SDMK yang rentan terpapar,” ujarnya.

Sesuai ketentuan, setiap nakes maupun SDMK yang telah menerima vaksin dosis ketiga dianjurkan untuk beristirahat beberapa hari, sampai KIPI yang dirasakan hilang sama sekali.

“Dijadwal seperti ini agar pelayanan di RSUD tidak terhenti,” tuturnya.

Menurut Aini, vaksin Moderna diakui memang lebih keras dibandingkan dengan Sinovac karena mengandung messenger RNA (mRNA), yakni salah satu jenis ribonukleat acid (RNA) yang ditemukan di dalam sel.

Vaksin mRNA tidak menggunakan virus atau kuman yang dilemahkan atau dimatikan seperti Sinovac, melainkan komponen materi genetik yang direkayasa agar menyerupai kuman atau virus tertentu.

Dengan demikian, vaksin ini diharap dapat memicu reaksi kekebalan tubuh yang lebih optimal jika dibandingkan dengan virus dan kuman yang dilemahkan pada vaksin biasa.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021