Program vaksinasi COVID-19 yang digelar Pemkot Surabaya di Lingkungan Pondok Sosial Keputih pada Jumat, menyasar kelompok orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), penyandang disabilitas dan anak difabel.
"Hari ini vaksinasi untuk ODGJ, penyandang disabilitas dan anak difabel. Untuk disabilitas sudah kami berikan vaksin sinopharm. Tadi ada sekitar 10 orang penyandang disabilitas yang sudah divaksin di sini," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau vaksinasi di Liponsos.
Menurut dia, vaksin yang diberikan untuk ODGJ adalah sinovac dosis pertama, sedangkan bagi disabilitas dan anak difabel menerima vaksin sinopharm dosis pertama.
Ia memastikan vaksinasi untuk ODGJ masih akan terus dilakukan sebab belum semua ODGJ menerima vaksin dosis pertama maupun kedua. Namun, pelaksanaan vaksin dosis kedua untuk ODGJ masih harus menunggu ketersediaan vaksin.
"Belum semua tervaksin. Sambil menunggu vaksin, sinovac dosis kedua sudah habis. Insya Allah kalau sudah ada kami akan lakukan vaksinasi dosis kedua untuk ODGJ," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri Cahyadi menyempatkan diri untuk menyapa dan memberi semangat kepada salah satu anak difabel yang sudah selesai divaksin. Anak usia sekitar 15 tahun ini pun menjawab dengan antusias pertanyaan yang diajukan Eri.
"Sudah divaksin apa belum? Berani tidak? Sakit gak tadi saat disuntik?" tanya Eri.
Wali Kota Eri menyatakan bahwa Pemkot Surabaya berencana melaksanakan vaksinasi untuk anak difabel dengan cara menjemput bola, yakni mendatangi langsung ke setiap Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) untuk memberikan vaksin kepada mereka agar merasa lebih nyaman.
Berdasarkan data yang dimiliki Pemkot Surabaya, ada sekitar 700 anak difabel yang belum tervaksin. Sementara berdasarkan data dari YPAC, terdapat 4 ribu anak yang belum tervaksin.
Oleh karena itu, pemkot akan berkoordinasi dengan pengurus YPAC untuk mengetahui berapa jumlah sebenarnya yang belum menerima vaksin.
"Jadi, kami minta data ke masing-masing YPAC untuk mendata berapa banyak anak difabel yang belum divaksin," katanya.
Sementara itu, Herlina yang merupakan pendamping ODGJ di Liponsos Keputih Surabaya mengaku tidak pernah mengalami kesulitan selama mendampingi ODGJ.
Menurutnya, diperlukan cara-cara tertentu untuk membujuk mereka agar mau divaksin.
"Kami memang harus sabar dan telaten saat memandikan, mamakaikan baju dan parfum. Kami juga ajak ngobrol mereka biar mereka merasa nyaman," kata Herlina.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Hari ini vaksinasi untuk ODGJ, penyandang disabilitas dan anak difabel. Untuk disabilitas sudah kami berikan vaksin sinopharm. Tadi ada sekitar 10 orang penyandang disabilitas yang sudah divaksin di sini," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau vaksinasi di Liponsos.
Menurut dia, vaksin yang diberikan untuk ODGJ adalah sinovac dosis pertama, sedangkan bagi disabilitas dan anak difabel menerima vaksin sinopharm dosis pertama.
Ia memastikan vaksinasi untuk ODGJ masih akan terus dilakukan sebab belum semua ODGJ menerima vaksin dosis pertama maupun kedua. Namun, pelaksanaan vaksin dosis kedua untuk ODGJ masih harus menunggu ketersediaan vaksin.
"Belum semua tervaksin. Sambil menunggu vaksin, sinovac dosis kedua sudah habis. Insya Allah kalau sudah ada kami akan lakukan vaksinasi dosis kedua untuk ODGJ," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri Cahyadi menyempatkan diri untuk menyapa dan memberi semangat kepada salah satu anak difabel yang sudah selesai divaksin. Anak usia sekitar 15 tahun ini pun menjawab dengan antusias pertanyaan yang diajukan Eri.
"Sudah divaksin apa belum? Berani tidak? Sakit gak tadi saat disuntik?" tanya Eri.
Wali Kota Eri menyatakan bahwa Pemkot Surabaya berencana melaksanakan vaksinasi untuk anak difabel dengan cara menjemput bola, yakni mendatangi langsung ke setiap Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) untuk memberikan vaksin kepada mereka agar merasa lebih nyaman.
Berdasarkan data yang dimiliki Pemkot Surabaya, ada sekitar 700 anak difabel yang belum tervaksin. Sementara berdasarkan data dari YPAC, terdapat 4 ribu anak yang belum tervaksin.
Oleh karena itu, pemkot akan berkoordinasi dengan pengurus YPAC untuk mengetahui berapa jumlah sebenarnya yang belum menerima vaksin.
"Jadi, kami minta data ke masing-masing YPAC untuk mendata berapa banyak anak difabel yang belum divaksin," katanya.
Sementara itu, Herlina yang merupakan pendamping ODGJ di Liponsos Keputih Surabaya mengaku tidak pernah mengalami kesulitan selama mendampingi ODGJ.
Menurutnya, diperlukan cara-cara tertentu untuk membujuk mereka agar mau divaksin.
"Kami memang harus sabar dan telaten saat memandikan, mamakaikan baju dan parfum. Kami juga ajak ngobrol mereka biar mereka merasa nyaman," kata Herlina.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021