Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Timur Edi Purwinarto mengungkapkan adanya sejumlah informasi adanya dugaan penyalahgunaan plasma konvalesen yang dijadikan ajang bisnis dan penipuan.
"Terakhir ini ada informasi (plasma konvalesen) ternyata menjadi ajang bisnis, inilah yang barangkali menyimpang dari misi kemanusiaan. Ada informasi yang kita terima, ada penipuan sudah ditransfer terus kemudian donor tidak ada," kata Edi Purwinarto dikonfirmasi di Surabaya, Kamis.
Edi mengemukakan baru-baru ini dirinya menerima pesan singkat melalui WhatsApp berisi brosur yang menawarkan plasma konvalesen dengan harga yang dipatok terbilang sangat fantastis.
"Saya juga membaca ada tawaran Rp20 juta per kantong PK (plasma konvalesen), ditawari brosur," ungkapnya.
Sedangkan soal penipuan, Edi tak menyebut rinci. Hanya saja, pihaknya telah mendapatkan informasinya, seperti halnya ada warganet yang curhat kalau pelaku penipuan plasma konvalesen sering memanfaatkan media sosial.
Sementara itu, Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Timur Kombes Polisi Farman mengatakan Subdit V Siber telah bergerak untuk melakukan patroli siber di media sosial.
"Kami dari Ditreskrimsus Polda Jatim melakukan patroli siber di media sosial," katanya.
Supaya lebih mudah mengungkap kasus ini, Farman mengajak masyarakat yang menjadi korban segera melaporkan ke polisi.
Farman berpesan agar tidak mudah percaya jika ada pihak yang membantu mendonorkan plasma konvalesen, namun meminta tebusan uang dengan jumlah fantastis.
"Imbauannya masyarakat harus hati-hati jika ada pendonor yang meminta sejumlah uang dan laporkan jika menemui modus penipuan ini," ujar Farman.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Terakhir ini ada informasi (plasma konvalesen) ternyata menjadi ajang bisnis, inilah yang barangkali menyimpang dari misi kemanusiaan. Ada informasi yang kita terima, ada penipuan sudah ditransfer terus kemudian donor tidak ada," kata Edi Purwinarto dikonfirmasi di Surabaya, Kamis.
Edi mengemukakan baru-baru ini dirinya menerima pesan singkat melalui WhatsApp berisi brosur yang menawarkan plasma konvalesen dengan harga yang dipatok terbilang sangat fantastis.
"Saya juga membaca ada tawaran Rp20 juta per kantong PK (plasma konvalesen), ditawari brosur," ungkapnya.
Sedangkan soal penipuan, Edi tak menyebut rinci. Hanya saja, pihaknya telah mendapatkan informasinya, seperti halnya ada warganet yang curhat kalau pelaku penipuan plasma konvalesen sering memanfaatkan media sosial.
Sementara itu, Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Timur Kombes Polisi Farman mengatakan Subdit V Siber telah bergerak untuk melakukan patroli siber di media sosial.
"Kami dari Ditreskrimsus Polda Jatim melakukan patroli siber di media sosial," katanya.
Supaya lebih mudah mengungkap kasus ini, Farman mengajak masyarakat yang menjadi korban segera melaporkan ke polisi.
Farman berpesan agar tidak mudah percaya jika ada pihak yang membantu mendonorkan plasma konvalesen, namun meminta tebusan uang dengan jumlah fantastis.
"Imbauannya masyarakat harus hati-hati jika ada pendonor yang meminta sejumlah uang dan laporkan jika menemui modus penipuan ini," ujar Farman.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021