Program Puting Sinaga (Penggunaan Lampu Tingkatkan Produksi Buah Naga) inovasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, masuk Top-99 Kompetisi Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) Kementerian PAN-RB.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengatakan inovasi Puting Sinaga sebagai ikhtiar yang dilakukan untuk meningkatkan produksi buah naga, karena inovasi ini merupakan teknologi tepat guna penggunaan lampu di kebun buah naga pada malam hari untuk merangsang pembungaan.
"Ini ikhtiar pemkab bersama masyarakat Banyuwangi untuk meningkatkan produksi buah naga. Kami berharap ini bisa menginspirasi petani buah naga lainnya, sehingga produksi taninya meningkat dan mampu meningkatkan perekonomian keluarga," ujar Bupati Ipuk di Banyuwangi, Sabtu.
Berkat inovasi Puting Sinaga, buah naga para petani dapat menghasilkan banyak buah, sehingga petani dapat melakukan panen di luar musim.
"Saat ini total luasan lahan buah naga di Banyuwangi sekitar 3.132 hektare, dengan 2.608 hektare di antaranya menggunakan lampu," tuturnya.
Top-99 Sinovik mulai memasuki tahap penjurian dan Pemkab Banyuwangi mendapatkan giliran pengecekan lapangan untuk program inovasi yang diunggulkan. Para juri pun melakukan penjurian secara virtual.
Pengecekan lapang dilakukan langsung dari lahan milik petani buah naga, Edi Purwoko, di Dusun Tambakrejo, Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.
Secara bergantian, para juri Sinovik yang terdiri atas J.B. Kristiadi, Eko Prasodjo, Haris Turino, R. Siti Zuhro, Tulus Abadi, dan Indah Sukmaningsih menggunakan kesempatan tersebut untuk tanya jawab langsung.
Di antaranya pertanyaan terkait pernahkah ada mati listrik sehingga menyebabkan terganggunya proses penyerbukan. Juga seberapa besar manfaat ekonomis dan besarnya kemungkinan penciptaan lapangan kerja, serta manfaat sosial di masa pandemi.
Secara bergantian, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi Arief Setiawan dan Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur UP3 Banyuwangi Krisantus H. Setyawan menjawab pertanyaan juri.
Juga petani buah naga Edi Purwoko dan perwakilan pengelola UMKM Eldanan produk olahan buah naga tak luput mendapatkan pertanyaan tentang manfaat dan efektivitas program Puting Sinaga ini.
Manajer PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur UP3 Banyuwangi Krisantus H. Setyawan menerangkan PLN mendukung penuh penyediaan listrik untuk penerangan kebun buah naga.
"Listrik kami dukung kehandalannya, sehingga kami pastikan tetap menyala. Sejauh ini, belum pernah ada gangguan," katanya, kepada juri.
Sementara petani buah naga, Edi Purwoko, mengaku sebelumnya buah naga hanya bisa dipanen semusim saja, da itupun harga di pasaran tidak bersahabat.
"Sekarang dengan adanya inovasi ini perekonomian meningkat. Permintaan buah naga dari luar Banyuwangi luar biasa meningkat. Bahkan adanya pandemi tidak berdampak terhadap proses produksi dan permintaan pasar. Pengiriman buah tetap berjalan lancar. Kami sampai mempekerjakan tenaga kerja dari wilayah di luar Banyuwangi," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas mengatakan inovasi Puting Sinaga sebagai ikhtiar yang dilakukan untuk meningkatkan produksi buah naga, karena inovasi ini merupakan teknologi tepat guna penggunaan lampu di kebun buah naga pada malam hari untuk merangsang pembungaan.
"Ini ikhtiar pemkab bersama masyarakat Banyuwangi untuk meningkatkan produksi buah naga. Kami berharap ini bisa menginspirasi petani buah naga lainnya, sehingga produksi taninya meningkat dan mampu meningkatkan perekonomian keluarga," ujar Bupati Ipuk di Banyuwangi, Sabtu.
Berkat inovasi Puting Sinaga, buah naga para petani dapat menghasilkan banyak buah, sehingga petani dapat melakukan panen di luar musim.
"Saat ini total luasan lahan buah naga di Banyuwangi sekitar 3.132 hektare, dengan 2.608 hektare di antaranya menggunakan lampu," tuturnya.
Top-99 Sinovik mulai memasuki tahap penjurian dan Pemkab Banyuwangi mendapatkan giliran pengecekan lapangan untuk program inovasi yang diunggulkan. Para juri pun melakukan penjurian secara virtual.
Pengecekan lapang dilakukan langsung dari lahan milik petani buah naga, Edi Purwoko, di Dusun Tambakrejo, Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.
Secara bergantian, para juri Sinovik yang terdiri atas J.B. Kristiadi, Eko Prasodjo, Haris Turino, R. Siti Zuhro, Tulus Abadi, dan Indah Sukmaningsih menggunakan kesempatan tersebut untuk tanya jawab langsung.
Di antaranya pertanyaan terkait pernahkah ada mati listrik sehingga menyebabkan terganggunya proses penyerbukan. Juga seberapa besar manfaat ekonomis dan besarnya kemungkinan penciptaan lapangan kerja, serta manfaat sosial di masa pandemi.
Secara bergantian, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi Arief Setiawan dan Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur UP3 Banyuwangi Krisantus H. Setyawan menjawab pertanyaan juri.
Juga petani buah naga Edi Purwoko dan perwakilan pengelola UMKM Eldanan produk olahan buah naga tak luput mendapatkan pertanyaan tentang manfaat dan efektivitas program Puting Sinaga ini.
Manajer PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur UP3 Banyuwangi Krisantus H. Setyawan menerangkan PLN mendukung penuh penyediaan listrik untuk penerangan kebun buah naga.
"Listrik kami dukung kehandalannya, sehingga kami pastikan tetap menyala. Sejauh ini, belum pernah ada gangguan," katanya, kepada juri.
Sementara petani buah naga, Edi Purwoko, mengaku sebelumnya buah naga hanya bisa dipanen semusim saja, da itupun harga di pasaran tidak bersahabat.
"Sekarang dengan adanya inovasi ini perekonomian meningkat. Permintaan buah naga dari luar Banyuwangi luar biasa meningkat. Bahkan adanya pandemi tidak berdampak terhadap proses produksi dan permintaan pasar. Pengiriman buah tetap berjalan lancar. Kami sampai mempekerjakan tenaga kerja dari wilayah di luar Banyuwangi," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021