Wali Kota Madiun Maidi menyatakan Rumah Sakit Lapangan (RSL) di Asrama Haji Kota Madiun dan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) II resmi difungsikan untuk penanganan pasien COVID-19 di wilayah setempat yang lebih maksimal.
"Rumah Sakit Lapangan ini nantinya untuk pasien COVID-19 yang saat isolasi mandiri (isoman) di rumah sewaktu-waktu membutuhkan perawatan lebih lanjut. Tetapi harapannya, tidak sampai terisi. Artinya, yang isoman itu segera sembuh dan tidak ada yang sakit lagi," ujar Wali Kota Maidi disela kegiatan peresmian RSL Asrama Haji dan Rusunawa II di Madiun, Sabtu (24/7/2021).
RSL Asrama Haji memiliki kapasitas 182 tempat tidur. Sedangkan, Rusunawa II memiliki 44 hunian dengan masing-masing ruang terdapat 2 tempat tidur.
Dengan difungsikannya dua fasilitas tersebut, Wali Kota Maidi berharap tingkat keterisian tempat tidur atau "Bed Occupancy Rate (BOR)" di Kota Madiun yang sempat naik dapat ditekan.
"Hadirnya RSL Asrama Haji dan Rusunawa II ini tentu menambah ruang perawatan COVID-19 di Kota Madiun. Harapannya, BOR-kita semakin dapat ditekan," kata Maidi.
Ketersediaan dua fasilitas tersebut dinilai sangat penting mengingat ruang perawatan di rumah sakit sudah penuh saat ini. Baik itu di RSUD dr Soedono, RSUD Kota Madiun, RS DKT, dan RSI Kota Madiun. Selain itu, saat ini ada sebanyak 529 orang terkonfirmasi COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah hingga Jumat (23/7) kemarin.
Sehingga, pemkot harus menyediakan fasilitas kesehatan jika mereka yang isoman di rumah tersebut membutuhkan perawatan lebih lanjut. Dengan demikian, jika itu terjadi maka mereka segera bisa tertangani.
Kendati begitu, Maidi berharap hal itu tidak terjadi. Ia ingin kedua RSL tidak sampai berpenghuni. Artinya, mereka yang sedang isoman segera pulih dan tidak ada yang sakit di Kota Madiun.
"Jika BOR Kota Madiun semakin ditekan, yang sakit segera pulih, dan kematian juga semakin menurun, harapannya kita bisa lepas dari status PPKM Level 4. Dan tentunya pelonggaran aktivitas warga, perlahan bisa dilakukan," katanya.
Pemkot masih memiliki satu rencana lagi untuk lebih menekan BOR tersebut. Yakni, dengan memanfaatkan sejumlah gedung sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Madiun yang terdekat dengan puskesmas untuk dijadikan ruang isolasi.
Hasil pendataan, setidaknya terdapat 10 hingga 11 SD dan SMP di wilayahnya yang paling dekat dengan enam puskesmas yang ada.
Dari gedung sekolah-sekolah itu tercatat ada 70 ruang kelas yang bisa dimanfaatkan. Sesuai rencana, satu ruang kelas bisa diisi 10 tempat tidur, sehingga bisa menampung untuk 700 orang.
Pemkot Madiun masih terus berkoordinasi dengan instansi terkait termasuk TNI/Polri untuk penyediaan tempat tidur darurat.
Sedangkan kereta medik darurat untuk isolasi dari INKA juga masih difungsikan. Namun, saat ini didominasi untuk pasien dari karyawan INKA sendiri.
Wali Kota Maidi tak menampik masih terdapat sejumlah kekurangan. Mulai dari pasokan oksigen, tenaga kesehatan, hingga mobil ambulans. Namun, pihaknya bekerja sama dengan forkopimda dan instansi lain berupaya maksimal untuk gerak cepat dan bekerja keras.
Untuk stok gas oksigen bisa segera terpenuhi dengan sistem "jemput bola", sehingga tidak perlu menunggu petugas mengambi silinder kosong guna diisi ulang. Begitu juga dengan ambulans.
Sedang, untuk tenaga kesehatan, Wali Kota Maidi menyebut sudah menambah 20 petugas. Namun, masih kurang beberapa. Untuk itu Pemkot Madiun sempat membuka rekrutmen relawan untuk tenaga kesehatan. Harapannya kekuranagn tersebut segera tercukupi sehigga penanganan COVID-19 di Madiun dapat lebih maksimal.
"Kemarin kita sudah tambah 20 tenaga kesehatan. Masih kurang dua dokter. Tenaga medis dan kesehatan ini benar-benar kita eman jangan sampai kelelahan karena kita tidak tahu Covid-19 sampai kapan. Karenanya akan ditambah," katanya.
Ia menambahkan, masyarakat Kota Madiun harus semangat dan saling menguatkan dalam menghadapi pandemi ini.
"Dengan menumbuhkan kerukunan antarwarga, saling menguatkan, dan membantu, maka semua kesulitan yang dihadapi dapat diatasi," katanya.
Selain Wali Kota Maidi, peresmian Rumah Sakit Lapangan (RSL) di Asrama Haji Kota Madiun dan Rusunawa II juga dihadiri Wakil Wali Kota Inda Raya, Ketua DPRD Kota Madiun Andy Raya, Kapolres Madiun Kota AKBP Dewa Putu, Kajari Kota Madiun, dan jajaraan Pemkot Madiun. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Rumah Sakit Lapangan ini nantinya untuk pasien COVID-19 yang saat isolasi mandiri (isoman) di rumah sewaktu-waktu membutuhkan perawatan lebih lanjut. Tetapi harapannya, tidak sampai terisi. Artinya, yang isoman itu segera sembuh dan tidak ada yang sakit lagi," ujar Wali Kota Maidi disela kegiatan peresmian RSL Asrama Haji dan Rusunawa II di Madiun, Sabtu (24/7/2021).
RSL Asrama Haji memiliki kapasitas 182 tempat tidur. Sedangkan, Rusunawa II memiliki 44 hunian dengan masing-masing ruang terdapat 2 tempat tidur.
Dengan difungsikannya dua fasilitas tersebut, Wali Kota Maidi berharap tingkat keterisian tempat tidur atau "Bed Occupancy Rate (BOR)" di Kota Madiun yang sempat naik dapat ditekan.
"Hadirnya RSL Asrama Haji dan Rusunawa II ini tentu menambah ruang perawatan COVID-19 di Kota Madiun. Harapannya, BOR-kita semakin dapat ditekan," kata Maidi.
Ketersediaan dua fasilitas tersebut dinilai sangat penting mengingat ruang perawatan di rumah sakit sudah penuh saat ini. Baik itu di RSUD dr Soedono, RSUD Kota Madiun, RS DKT, dan RSI Kota Madiun. Selain itu, saat ini ada sebanyak 529 orang terkonfirmasi COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah hingga Jumat (23/7) kemarin.
Sehingga, pemkot harus menyediakan fasilitas kesehatan jika mereka yang isoman di rumah tersebut membutuhkan perawatan lebih lanjut. Dengan demikian, jika itu terjadi maka mereka segera bisa tertangani.
Kendati begitu, Maidi berharap hal itu tidak terjadi. Ia ingin kedua RSL tidak sampai berpenghuni. Artinya, mereka yang sedang isoman segera pulih dan tidak ada yang sakit di Kota Madiun.
"Jika BOR Kota Madiun semakin ditekan, yang sakit segera pulih, dan kematian juga semakin menurun, harapannya kita bisa lepas dari status PPKM Level 4. Dan tentunya pelonggaran aktivitas warga, perlahan bisa dilakukan," katanya.
Pemkot masih memiliki satu rencana lagi untuk lebih menekan BOR tersebut. Yakni, dengan memanfaatkan sejumlah gedung sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Madiun yang terdekat dengan puskesmas untuk dijadikan ruang isolasi.
Hasil pendataan, setidaknya terdapat 10 hingga 11 SD dan SMP di wilayahnya yang paling dekat dengan enam puskesmas yang ada.
Dari gedung sekolah-sekolah itu tercatat ada 70 ruang kelas yang bisa dimanfaatkan. Sesuai rencana, satu ruang kelas bisa diisi 10 tempat tidur, sehingga bisa menampung untuk 700 orang.
Pemkot Madiun masih terus berkoordinasi dengan instansi terkait termasuk TNI/Polri untuk penyediaan tempat tidur darurat.
Sedangkan kereta medik darurat untuk isolasi dari INKA juga masih difungsikan. Namun, saat ini didominasi untuk pasien dari karyawan INKA sendiri.
Wali Kota Maidi tak menampik masih terdapat sejumlah kekurangan. Mulai dari pasokan oksigen, tenaga kesehatan, hingga mobil ambulans. Namun, pihaknya bekerja sama dengan forkopimda dan instansi lain berupaya maksimal untuk gerak cepat dan bekerja keras.
Untuk stok gas oksigen bisa segera terpenuhi dengan sistem "jemput bola", sehingga tidak perlu menunggu petugas mengambi silinder kosong guna diisi ulang. Begitu juga dengan ambulans.
Sedang, untuk tenaga kesehatan, Wali Kota Maidi menyebut sudah menambah 20 petugas. Namun, masih kurang beberapa. Untuk itu Pemkot Madiun sempat membuka rekrutmen relawan untuk tenaga kesehatan. Harapannya kekuranagn tersebut segera tercukupi sehigga penanganan COVID-19 di Madiun dapat lebih maksimal.
"Kemarin kita sudah tambah 20 tenaga kesehatan. Masih kurang dua dokter. Tenaga medis dan kesehatan ini benar-benar kita eman jangan sampai kelelahan karena kita tidak tahu Covid-19 sampai kapan. Karenanya akan ditambah," katanya.
Ia menambahkan, masyarakat Kota Madiun harus semangat dan saling menguatkan dalam menghadapi pandemi ini.
"Dengan menumbuhkan kerukunan antarwarga, saling menguatkan, dan membantu, maka semua kesulitan yang dihadapi dapat diatasi," katanya.
Selain Wali Kota Maidi, peresmian Rumah Sakit Lapangan (RSL) di Asrama Haji Kota Madiun dan Rusunawa II juga dihadiri Wakil Wali Kota Inda Raya, Ketua DPRD Kota Madiun Andy Raya, Kapolres Madiun Kota AKBP Dewa Putu, Kajari Kota Madiun, dan jajaraan Pemkot Madiun. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021