Sejumlah anak ikut isolasi di Gedung BLK Kota Kediri yang disediakan Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, sebagai lokasi isolasi terpusat bagi warga yang terpapar COVID-19.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengemukakan kondisi anak-anak tersebut saat ini baik. Ia meminta anak-anak tidak cemas dan mengikuti arahan petugas kesehatan.

"Tidak apa-apa, nanti sebentar lagi insya-Allah sudah sembuh. Diminum vitaminnya, makan yang banyak," katanya di Kediri, Senin.

Wali Kota juga dialog langsung dengan anak-anak yang ikut isolasi mandiri bersama orang tua mereka tersebut. Anak-anak yang diajak dialog di antaranya adalah Dewi Nawiya dan Dewi Safira. Keduanya merupakan saudara kembar serta Zaneta Dewi.

Dalam dialog yang dilakukan secara virtual tersebut, Wali Kota juga sempat menanyakan kondisi anak-anak itu, apakah masih sakit atau tidak.

Ia juga tidak ragu-ragu mentraktir anak-anak tersebut. Ia berharap agar mereka selalu senang dan segera pulih dari sakitnya.

Wali Kota juga mengirimkan bingkisan untuk anak-anak agar mereka tidak merasa jenuh selama isolasi mandiri. Bingkisan itu isinya adalah tas agar mereka bisa bermain.

"Tas yang dikirim ke sana sudah dibuka atau belum? Itu bisa dibuat belajar di sana. Nanti belajar di sana ya, bisa belajar sambil main. Yang penting sehat-saehat, jangan lupa berdoa juga," katanya saat dialog dengan anak-anak.

Pemkot Kediri mempunyai sejumlah lokasi isolasi mandiri terpusat, yang dimanfaatkan oleh warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan gejala ringan.

Mereka dirawat di lokasi isolasi itu, salah satunya untuk memudahkan pengawasan kesehatan mereka. Selain itu, lokasi fasilitas di rumah juga tidak memadahi dimanfaatkan sebagai tempat isolasi.

Sejumlah lokasi isolasi mandiri terpusat itu antara lain di gedung BLK Kota Kediri serta GNI Kota Kediri. Untuk saat ini yang sudah dimanfaatkan adalah gedung BLK, dengan kapasitas sekitar 70 tempat tidur.

Fasilitas yang disediakan di lokasi isolasi mandiri terpusat juga cukup lengkap mulai tempat tidur, kamar mandi, mushala, mesin cuci, tempat jemur, penyejuk udara, televisi, dispenser, dapur, ambulans hingga pengobatan dari tenaga medis selama proses isolasi pasien dilakukan.

Pelaksana Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri Indun Munawaroh mengatakan kedua tempat isolasi terpusat ini dibangun berdasarkan arahan Wali Kota Kediri untuk memfasilitasi pasien tanpa gejala yang rumahnya tidak layak sebagai tempat isolasi mandiri.

"Ada beberapa indikator rumah pasien tidak layak sebagai tempat isolasi mandiri, yaitu kurangnya ventilasi rumah, kamar tidak cukup, kamar mandi kurang layak, dan tingkat kepadatan penduduk sekitar yang tinggi," kata Indun.

Indun juga menambahkan warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 tidak bisa datang langsung ke BLK tanpa didampingi tenaga kesehatan dari puskesmas.

"Warga yang akan melakukan isolasi mandiri di BLK, harus melapor ke puskesmas terlebih dahulu. Nanti puskemas yang akan mengantar ke BLK dengan ambulans. Jika puskemas tidak memiliki ambulans, dapat menggunakan ambulans yang sudah kami sediakan," ujar dia.

Di Kota Kediri, hingga Minggu (18/7) ada 2.002 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Terdapat 292 orang yang masih dirawat, 1.503 orang telah sembuh dan 207 orang telah meninggal dunia. 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021