Kabupaten Jember mencetak rekor penambahan kasus positif dan kematian tertinggi pasien COVID-19 dalam sehari pada Jumat (16/7) selama pandemi sejak Maret 2020 hingga Juli 2021, bahkan merupakan kasus kematian terbanyak pada hari tersebut di Jawa Timur.
Penambahan pasien positif COVID-19 pada Jumat (16/7) tercatat sebanyak 263 kasus baru, pasien sembuh sebanyak 63 orang, dan pasien yang meninggal dunia sebanyak 39 orang dalam sehari.
"Data tersebut merupakan data pasien yang meninggal dari rumah sakit yang sudah terkonfirmasi positif," kata Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Habib Salim saat dikonfirmasi per telepon di Jember, Sabtu.
Ia mengatakan Pemkab Jember turut berduka cita atas meninggalnya warga yang terkonfirmasi positif COVID-19, sehingga pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap patuhi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat sebagai upaya pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk lebih disiplin mematuhi protokol kesehatan 5M yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan," tuturnya.
Berdasarkan data Satgas COVID-19, hanya tiga kecamatan dari 31 kecamatan di Jember yang berada pada zona oranye atau risiko sedang penyebaran COVID-19, sedangkan sisanya sebanyak 28 kecamatan berada pada zona merah atau risiko tinggi.
"Kecamatan yang berada pada zona risiko sedang penyebaran virus corona yakni Kecamatan Ambulu, Balung, dan Pakusari. Mudah-mudahan tetap atau naik menjadi zona kuning," katanya.
Penambahan kasus terkonfirmasi positif pada Sabtu ini yakni 200 kasus positif, 75 kasus sembuh, dan 11 kasus kematian, sehingga total kasus COVID-19 di Jember hingga 17 Juli 2021 sebanyak 9.269 kasus positif dengan kasus aktif sebanyak 1.186 kasus, kemudian pasien sembuh sebanyak 7.439 orang, dan yang meninggal dunia sebanyak 644 orang.
Sementara dikonfirmasi secara terpisah Wakil Direktur SDM dan Pendidikan RSD dr. Soebandi Jember drg. Arief Setiyoargo mengatakan banyak pasien yang dibawa ke rumah sakit dalam kondisi sudah parah dan mengalami sesak napas.
"Banyak yang datang ke rumah sakit dalam kondisi sudah sesak napas dan saturasi oksigen berkisar 30-60, padahal normalnya minimal 98, sehingga dokter kesulitan untuk menanganinya karena kondisi sudah parah," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Penambahan pasien positif COVID-19 pada Jumat (16/7) tercatat sebanyak 263 kasus baru, pasien sembuh sebanyak 63 orang, dan pasien yang meninggal dunia sebanyak 39 orang dalam sehari.
"Data tersebut merupakan data pasien yang meninggal dari rumah sakit yang sudah terkonfirmasi positif," kata Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Habib Salim saat dikonfirmasi per telepon di Jember, Sabtu.
Ia mengatakan Pemkab Jember turut berduka cita atas meninggalnya warga yang terkonfirmasi positif COVID-19, sehingga pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap patuhi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat sebagai upaya pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk lebih disiplin mematuhi protokol kesehatan 5M yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan," tuturnya.
Berdasarkan data Satgas COVID-19, hanya tiga kecamatan dari 31 kecamatan di Jember yang berada pada zona oranye atau risiko sedang penyebaran COVID-19, sedangkan sisanya sebanyak 28 kecamatan berada pada zona merah atau risiko tinggi.
"Kecamatan yang berada pada zona risiko sedang penyebaran virus corona yakni Kecamatan Ambulu, Balung, dan Pakusari. Mudah-mudahan tetap atau naik menjadi zona kuning," katanya.
Penambahan kasus terkonfirmasi positif pada Sabtu ini yakni 200 kasus positif, 75 kasus sembuh, dan 11 kasus kematian, sehingga total kasus COVID-19 di Jember hingga 17 Juli 2021 sebanyak 9.269 kasus positif dengan kasus aktif sebanyak 1.186 kasus, kemudian pasien sembuh sebanyak 7.439 orang, dan yang meninggal dunia sebanyak 644 orang.
Sementara dikonfirmasi secara terpisah Wakil Direktur SDM dan Pendidikan RSD dr. Soebandi Jember drg. Arief Setiyoargo mengatakan banyak pasien yang dibawa ke rumah sakit dalam kondisi sudah parah dan mengalami sesak napas.
"Banyak yang datang ke rumah sakit dalam kondisi sudah sesak napas dan saturasi oksigen berkisar 30-60, padahal normalnya minimal 98, sehingga dokter kesulitan untuk menanganinya karena kondisi sudah parah," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021