Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Timur menggelar "Obrolan Santai" (Obras) bareng aparatur sipil negara membahas pegawai yang smart berkomunikasi sebagai bentuk pelayanan ekstra kepada masyarakat.

"ASN saat ini sedang menghadapi era arus informasi begitu cepat dan tanpa batas, ditambah pandemik COVID-19 sehingga dibutuhkan pegawai yang smart," ujar Kepala BPSDM Jatim Aries Agung Paewai di sela 'Obras' secara virtual, Senin.

Menurut dia, untuk memberikan pelayanan ekstra bagi masyarakat secara langsung maupun virtual maka pembawaan diri seorang ASN harus benar-benar menjadi perhatian.

"Penyampaian atau komunikasi harus memiliki kesan ramah dan beretika, serta mudah diterima oleh masyarakat," ucap dia.

Selain itu, kata Aries, termasuk bagaimana komunikasi tidak hanya berbicara tapi juga mendengarkan, melihat tekstur gaya berbicara dan mendengarkan apa yang disampaikan masyarakat.

"Intinya, komunikasi butuh yang efektif untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat," kata pejabat eselon II kelahiran Sulawesi Selatan tersebut.

Kegiatan Obras yang pertama kali dilakanakan oleh BPSDM Jatim diikuti sekitar 280 peserta dari ASN Pemprov Jatim, Pemkab/Pemkot se-Jatim, bahkan ada dari instansi dari luar pemerintah daerah, seperti BPK RI, termasuk LAN RI, kementerian, serta protokol Istana Negara. 

Obras menghadirkan narasumber dari Certified Public Speaker sekaligus Founder of Weeprocom Grace Mamahit, CPS dan dipandu moderator Dr. Tutik Purwaningsih, M.Psi yang sehari-hari berdinas sebagai Widyaiswara BPSDM Jatim.

Kegiatan bertema "Public Speaking dan Communication Skill bagi ASN Sebagai Pelayan Publik" tersebut dikemas dengan konsep tidak formal agar terkesan lebih santai dan ditambah diskusi-diskusi ringan serta ditambah interaktif dengan para audiens virtual.

Sementara itu, Aries Agung berkomitmen BPSDM Jatim akan terus berbenah dan mengembangkan metode-metode pelatihan yang lebih mudah didapat oleh para ASN meski berada rumah atau sedang bekerja, namun tetap bisa mengembangkan kompetensi-nya.

"BPSDM Jatim mencari format agar ASN dapat meng-update dan meng-ugrade untuk mengembangkan kompetensinya dari mana dan kapan saja secara daring," tutur-nya.

"Peserta juga memperoleh e-Sertifikat yang dapat dinilai sebagai poin dalam penghitungan jam pelajaran dan harus dimiliki wajib setiap ASN minimal dalam setahun memenuhi 20 jam pelajaran untuk mengikuti pelatihan," kata Aries menambahkan. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021