Legislator mengusulkan vaksinasi home service atau layanan rumah bagi para penyandang disabilitas dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kota Surabaya, Jawa Timur.

"Vaksinasi tahap III untuk disabilitas dan ODGJ sudah berlangsung sejak awal Juni 2021, tapi sampai saat ini mereka masih belum diprioritaskan," kata anggota Komisi D Bidang Kesra DPRD Surabaya Tjutjuk Supariono di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, berdasarkan data Kemenkes, sampai saat ini total capaian vaksin dosis pertama untuk Kota Surabaya adalah 22,47 persen, dimana untuk masyarakat rentan masih pada urutan ke-6 dengan pencapaian 3,2 persen.

Bagi penyandang disabilitas, lanjut dia, vaksinasi selama ini dilakukan di puskesmas terdekat, sementara untuk ODGJ, para nakes dari puskesmas mendatangi lokasi pasien di Liponsos.

Ia menilai bahwa hal ini kurang efektif apabila penyandang disabilitas diharuskan untuk mendatangi puskesmas terdekat untuk melakukan vaksinasi. Tjutjuk mengusulkan adanya layanan vaksinasi home service atau mendatangi rumah penyandang disabilitas.

“Masalahnya di aksesibilitas. Banyak dari teman-teman disabilitas, baik fisik maupun mental, yang kesulitan menjangkau lokasi vaksin, meskipun itu puskesmas terdekat. Tidak hanya itu, teman-teman yang memiliki kondisi medis tertentu juga kesulitan. Sehingga diperlukan adanya layanan vaksinasi home service bagi teman-teman disabilitas,” ujar Tjutjuk.

Tidak hanya masalah jangkauan lokasi, kata dia, banyak di antara lokasi vaksinasi yang infrastrukturnya tidak ramah bagi disabilitas, sehingga kemudian ini akan menimbulkan masalah yang lain jika mereka masih dipaksakan datang ke lokasi.

Terkait dengan pendataan, lanjut dia, Dinas Kesehatan Surabaya memiliki data terkait penyandang disabilitas di Surabaya. Penggunaan aplikasi daring seperti google form juga bisa digunakan untuk mendaftarkan diri dalam layanan home service ini. Sehingga tracking untuk data disabilitas lebih mudah didapatkan, berikut nomor ponsel, alamat, dan data diri lainnya.

Untuk itu, lanjut dia, Pemkot harus menggandeng komunitas disabilitas, baik itu untuk pendataan maupun publikasi vaksinasi untuk penyandang disabilitas. Mayoritas dari mereka memiliki komorbid atau penyakit bawaan, sehingga kemungkinan untuk tertular COVID-19 jauh lebih mudah.

Bagi pendamping/keluarga teman-teman disabilitas, ia mengusulkan bahwa mereka juga akan mendapatkan vaksin. Sistemnya sama seperti lansia, 1 pendamping yang membawa 2 lansia akan mendapat vaksin.

"Ini juga sebagai suatu langkah percepatan vaksinasi di Surabaya," kata politikus PSI ini.

Target sasaran untuk penyandang disabilitas di Kota Surabaya adalah sebanyak 5.395 orang. Sementara, untuk ODGJ adalah sebanyak 3.671 orang. Vaksinasi ini dikhususkan bagi penyandang disabilitas dan ODGJ yang berusia di atas 18 tahun.

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara sebelumnya mengatakan Dinas Kesehatan Surabaya dan puskesmas sudah mengantongi data kurang lebih 60 ribu hingga 100 ribu warga yang akan ikut vaksinasi tahap ketiga.

"Insya Allah vaksinnya cukup untuk mereka. Selama ini sudah dipersiapkan dan diantisipasi oleh Dinkes Surabaya," katanya.

Febri juga menjelaskan bahwa vaksinasi khusus untuk penyandang disabilitas dan ODGJ sudah dimulai sejak 2 Juni lalu. Jajaran puskesmas di Kota Surabaya melakukan vaksinasi di puskesmas masing-masing dan ada pula yang langsung dari rumah ke rumah penyandang disabilitas dan ODGJ.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021