Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak meminta RSUD dr Soedono Madiun menjaga bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat ketersediaan tempat tidur sebagai rumah sakit rujukan penanganan COVID-19.
Menurut Emil, Provinsi Jawa Timur memiliki tiga rumah sakit di wilayah Madiun yang dapat digunakan untuk penanganan COVID-19 di wilayah eks-Keresidenan Madiun, yakni RSUD Soedono, RS Paru Dungus, maupun RS Lapangan Joglo Dungus Madiun.
"Kita harus menyediakan ruangan khusus untuk pasien yang benar-benar kondisinya berat. Maka pasien di RSUD Soedono jika kondisi klinisnya membaik bisa dipindah di Dungus. Karena di sini tentunya hanya untuk merawat pasien COVID-19 yang kategori berat," ujar Wagub Emil dalam rapat koordinasi penanganan COVID-19 di RSUD Soedono, Rabu sore.
Ia mengatakan hampir semua rumah sakit kondisinya penuh seiring lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di Jawa Timur beberapa pekan terakhir termasuk di RSUD dr Soedono.
Berdasarkan laporan yang ia terima, dari 102 tempat tidur yang tersedia untuk pasien COVID-19, seluruhnya telah terisi. Bahkan, per hari Rabu ini masih ada 24 pasien COVID-19 yang mengantre di IGD RSUD dr Soedono.
Karena itu, pihaknya juga melakukan pengecekan terkait proses penentuan dan seleksi pasien yang diprioritaskan untuk mendapat penanganan terlebih dahulu di ruang IGD rumah sakit agar semuanya berjalan optimal.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD dr Soedono Madiun dr Dwi Siwi Mardiati mengatakan tingginya pasien COVID-19 membuat manajemen RSUD dr Soedono Madiun tidak dapat berbuat banyak.
"Saat ini dari 102 tempat tidur yang tersedia, seluruhnya terisi. Jumlah tempat tidur tersebut sudah ditambah dari sebelumnya 94 tempat tidur," kata Siwi.
Ia menjelaskan, kalaupun nantinya ada penambahan, pihak rumah sakit hanya bisa mengupayakan sebanyak 16 tempat tidur dengan kondisi low care. Hal itu karena sudah tidak ada ruangan lagi yang bisa dipakai.
Guna menjaga keterisian tempat tidur, pihaknya berencana melakukan koordinasi dengan sejumlah manajemen rumah sakit di wilayahnya yang masih banyak ketersediaan tempat tidurnya termasuk RSUD Dolopo Kabupaten Madiun.
Sesuai data, lanjut Siwi, BOR pasien COVID-19 di RSUD Dolopo baru terisi 54 persen. Karenanya dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan manajemen RSUD Dolopo untuk merawat pasien yang bergejala ringan dan sedang.
"Termasuk menerima kiriman pasien dari Soedono yang kondisi klinisnya membaik. Sedangkan pasien bergejala berat akan ditangani Soedono. Ke depan kita akan duduk bareng dengan Direktur RSUD Dolopo," katanya.
Ia menambahkan, sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia pada Maret 2020 hingga akhir Juni 2021 ini, RSUD dr Soedono Madiun telah merawat sebanyak 2.060 pasien yang berhubungan dengan COVID-19 termasuk kasus suspek, probable, maupun konfirmasi positif.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Menurut Emil, Provinsi Jawa Timur memiliki tiga rumah sakit di wilayah Madiun yang dapat digunakan untuk penanganan COVID-19 di wilayah eks-Keresidenan Madiun, yakni RSUD Soedono, RS Paru Dungus, maupun RS Lapangan Joglo Dungus Madiun.
"Kita harus menyediakan ruangan khusus untuk pasien yang benar-benar kondisinya berat. Maka pasien di RSUD Soedono jika kondisi klinisnya membaik bisa dipindah di Dungus. Karena di sini tentunya hanya untuk merawat pasien COVID-19 yang kategori berat," ujar Wagub Emil dalam rapat koordinasi penanganan COVID-19 di RSUD Soedono, Rabu sore.
Ia mengatakan hampir semua rumah sakit kondisinya penuh seiring lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di Jawa Timur beberapa pekan terakhir termasuk di RSUD dr Soedono.
Berdasarkan laporan yang ia terima, dari 102 tempat tidur yang tersedia untuk pasien COVID-19, seluruhnya telah terisi. Bahkan, per hari Rabu ini masih ada 24 pasien COVID-19 yang mengantre di IGD RSUD dr Soedono.
Karena itu, pihaknya juga melakukan pengecekan terkait proses penentuan dan seleksi pasien yang diprioritaskan untuk mendapat penanganan terlebih dahulu di ruang IGD rumah sakit agar semuanya berjalan optimal.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD dr Soedono Madiun dr Dwi Siwi Mardiati mengatakan tingginya pasien COVID-19 membuat manajemen RSUD dr Soedono Madiun tidak dapat berbuat banyak.
"Saat ini dari 102 tempat tidur yang tersedia, seluruhnya terisi. Jumlah tempat tidur tersebut sudah ditambah dari sebelumnya 94 tempat tidur," kata Siwi.
Ia menjelaskan, kalaupun nantinya ada penambahan, pihak rumah sakit hanya bisa mengupayakan sebanyak 16 tempat tidur dengan kondisi low care. Hal itu karena sudah tidak ada ruangan lagi yang bisa dipakai.
Guna menjaga keterisian tempat tidur, pihaknya berencana melakukan koordinasi dengan sejumlah manajemen rumah sakit di wilayahnya yang masih banyak ketersediaan tempat tidurnya termasuk RSUD Dolopo Kabupaten Madiun.
Sesuai data, lanjut Siwi, BOR pasien COVID-19 di RSUD Dolopo baru terisi 54 persen. Karenanya dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan manajemen RSUD Dolopo untuk merawat pasien yang bergejala ringan dan sedang.
"Termasuk menerima kiriman pasien dari Soedono yang kondisi klinisnya membaik. Sedangkan pasien bergejala berat akan ditangani Soedono. Ke depan kita akan duduk bareng dengan Direktur RSUD Dolopo," katanya.
Ia menambahkan, sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia pada Maret 2020 hingga akhir Juni 2021 ini, RSUD dr Soedono Madiun telah merawat sebanyak 2.060 pasien yang berhubungan dengan COVID-19 termasuk kasus suspek, probable, maupun konfirmasi positif.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021