Sebanyak 3.003 pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dari 10.404 pendaftar mengikuti tes ujian seleksi jalur Mandiri di Universitas Airlangga Surabaya yang mulai digelar secara luring, Sabtu.
Ketua Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru ( PPMB) Unair, Ach Solihin mengatakan 10.404 pendaftar akan mengikuti ujian ini dan tersebar dalam 10 sesi selama lima hari pelaksanaan ujian.
"Adanya pendaftar KIP-K ini karena Unair memberikan kesempatan kepada masyarakat dari keluarga atau golongan tidak mampu yaitu pemegang KIP-K untuk mengikuti ujian Mandiri," katanya.
Dikatakan Solihin, kapasitas KIP-K di Unair yaitu 1.400 mahasiswa baru, tetapi kapasitas ini sudah terambil di jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), sehingga tersisa sekitar 300 mahasiswa baru untuk jalur Mandiri.
"Tetapi kuota tersebut tergantung hasil tes peserta apakah memenuhi atau tidak dengan sebaran nilai peserta sesuai program studi yang dipilih," ujarnya.
Sebaran nilai ini, lanjut Solihin, tergantung jumlah peserta yang memilih prodi tersebut dan daya tampung prodi. Jadi seleksi diambil berdasarkan nilai terbaik sebanyak daya tampung yang ada.
Sementara itu, daya tampung secara keseluruhan di kuota Mandiri yaitu 50 persen dari kapasitas karena Unair merupakan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH).
Tetapi karena Unair sudah menerima lebih di jalur SNMPTN dan SBMPTN, sehingga daya tampung mandiri disediakan sekitar 2.800 mahasiswa baru, menyesuaikan daftar ulang SBMPTN.
"Syarat utama ujian harus dalam kondisi sehat, salah satunya ditunjukkan dengan hasil rapid antigen negatif yang berlaku tiga hari sebelum ujian," ujarnya.
Peserta juga harus mempersiapkan segala dokumen, mulai dari ijazah atau surat keterangan lulus dan kartu peserta.
"Di ujian hari pertama ini ada satu peserta yang di tolak karena tidak menunjukkan hasil swab antigen. Dan berarti gugur karena kami tidak menyiapkan ujian susulan," ucapnya.
Solihin mengungkapkan pihaknya tegas menerapkan protokol kesehatan (prokes), seperti saat tes ujian SBMPTN. Mulai dari cek suhu tubuh, cuci tangan hingga masuk ruang ujian.
"Kami juga menyediakan tim satgas yang memantau proses jalannya ujian sesuai prokes. Serta bekerjasama dengan satgas COVID-19 di tingkat universitas untuk berkoordinasi dengan puskesmas setempat," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021