Kontes ikan cupang yang diselenggarakan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, diikuti peserta dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand dengan protokol kesehatan yang ketat karena masih pandemi COVID-19.
"Ribuan ikan yang ikut kontes ini akan dipegang oleh handler. Ada 33 handler yang siap menangani ikan. Jadi, dipastikan tidak akan ada kerumunan," kata Ketua Panitia 8th Kediri Betta Contest, Dimas Aji Pamungkas di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan data yang masuk ke panitia sudah sekitar 2.100 ikan yang terdaftar dalam lomba yang bertajuk 8th Betta Contest Kontes Rise and Shine tersebut. Acara diselenggarakan di convention hall Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri.
Pendaftaran dilakukan secara daring, karena masih pandemi COVID-19. Peserta tersebar tidak hanya dari Indonesia, melainkan hingga luar negeri, di antaranya Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand hingga Brunei Darussalam.
Ia mengatakan kontes ini digelar dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Bahkan, kontes tertutup untuk umum. Hal ini dilakukan guna meminimalisasi kerumunan.
Yang diizinkan masuk di area kontes hanya panitia dan perwakilan handler. Untuk handler yang datang juga diwajibkan membawa surat keterangan bebas COVID-19, sementara bagi yang tidak membawa wajib menjalani tes usap antigen di lokasi.
Aji mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. Mereka sudah menyiapkan petugas serta ambulans untuk melakukan tes usap antigen kepada para peserta. Jika diketahui ada yang positif COVID-19, yang bersangkutan tidak diperbolehkan masuk dalam arena kontes.
"Pada saat kontes, area kontes steril. Yang berada di arena kontes hanya panitia dan handler saja. Kami wajibkan peserta membawa surat negatif COVID-19. Kalau tidak, harus menjalani tes usap antigen yang disediakan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri," tegas dia.
Rangkaian acara tersebut, selain kontes juga ada seminar yang diselenggarakan secara virtual. Panitia menghadirkan pembicara dari Judging Board Internasional Betta Contes (IBC), yakni Ir Joty Atmadjaja. Ada sekitar 62 peserta yang mengikuti seminar daring tersebut. Mereka berasal dari berbagai kota besar di Indonesia.
Kontes bertajuk Rise and Shine ini rencananya mengundang Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam kategori peserta terbanyak dan kontes dengan hadiah termahal. Dalam kontes ini, memperebutkan satu unit mobil sebagai grandprize serta uang tunai puluhan juta rupiah.
Dimas Aji menambahkan karena kontes tertutup untuk umum, masyarakat yang ingin melihat pelaksanaan kontes bisa melalui chanel YouToube dari Dinas Perikanan Kabupaten Kediri serta Channel Kediri Betta Club (KBC), yang menginisiasi lomba. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Ribuan ikan yang ikut kontes ini akan dipegang oleh handler. Ada 33 handler yang siap menangani ikan. Jadi, dipastikan tidak akan ada kerumunan," kata Ketua Panitia 8th Kediri Betta Contest, Dimas Aji Pamungkas di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan data yang masuk ke panitia sudah sekitar 2.100 ikan yang terdaftar dalam lomba yang bertajuk 8th Betta Contest Kontes Rise and Shine tersebut. Acara diselenggarakan di convention hall Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri.
Pendaftaran dilakukan secara daring, karena masih pandemi COVID-19. Peserta tersebar tidak hanya dari Indonesia, melainkan hingga luar negeri, di antaranya Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand hingga Brunei Darussalam.
Ia mengatakan kontes ini digelar dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Bahkan, kontes tertutup untuk umum. Hal ini dilakukan guna meminimalisasi kerumunan.
Yang diizinkan masuk di area kontes hanya panitia dan perwakilan handler. Untuk handler yang datang juga diwajibkan membawa surat keterangan bebas COVID-19, sementara bagi yang tidak membawa wajib menjalani tes usap antigen di lokasi.
Aji mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. Mereka sudah menyiapkan petugas serta ambulans untuk melakukan tes usap antigen kepada para peserta. Jika diketahui ada yang positif COVID-19, yang bersangkutan tidak diperbolehkan masuk dalam arena kontes.
"Pada saat kontes, area kontes steril. Yang berada di arena kontes hanya panitia dan handler saja. Kami wajibkan peserta membawa surat negatif COVID-19. Kalau tidak, harus menjalani tes usap antigen yang disediakan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri," tegas dia.
Rangkaian acara tersebut, selain kontes juga ada seminar yang diselenggarakan secara virtual. Panitia menghadirkan pembicara dari Judging Board Internasional Betta Contes (IBC), yakni Ir Joty Atmadjaja. Ada sekitar 62 peserta yang mengikuti seminar daring tersebut. Mereka berasal dari berbagai kota besar di Indonesia.
Kontes bertajuk Rise and Shine ini rencananya mengundang Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam kategori peserta terbanyak dan kontes dengan hadiah termahal. Dalam kontes ini, memperebutkan satu unit mobil sebagai grandprize serta uang tunai puluhan juta rupiah.
Dimas Aji menambahkan karena kontes tertutup untuk umum, masyarakat yang ingin melihat pelaksanaan kontes bisa melalui chanel YouToube dari Dinas Perikanan Kabupaten Kediri serta Channel Kediri Betta Club (KBC), yang menginisiasi lomba. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021