Kelompok Kerja Guru (KKG) Inklusi Kota Kediri, Jawa Timur, membuat inovasi pada program pengembangan individual (PPI) selama daring sehingga pembelajaran lebih mudah diingat oleh siswa.

Ketua KKG Inklusi Kota Kediri Harita Candra Sari di Kediri, Rabu, mengemukakan selama pandemi COVID-19 kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring. Para guru mengajar kelas inklusi melalui aplikasi zoom dan ini ada perbedaan metode pengajaran dengan cara luring.

Dia menjelaskan dengan 80 guru pendidik khusus yang tergabung dalam KKG Inklusi Kota Kediri membuat inovasi pada program pengembangan individual selama daring.

"Siswa kami beri salinan materi terlebih dahulu untuk dipelajari bersama orang tua. Nanti ketika kelas akan dibahas kembali. Tiap materi akan diulang sampai 5-6 kali hingga siswa paham. Dibandingkan dengan daring, siswa lebih mudah mengingat ketika pembelajaran tatap muka," katanya.

Ia dan guru pendidik khusus lainnya mengampu kelas program pengembangan individual (PPI), yang menjadi kelas tambahan untuk siswa inklusi setelah mengikuti kelas umum. Saat masih kegiatan belajar luring, guru inklusi akan bertemu siswanya pada jam akhir sekolah.

"Biasanya mulai jam 14.00 WIB. Jadwalnya tiga kali tatap muka dalam sepekan. Tiap kelas durasi satu jam," katanya.

Untuk isi program dan pengelompokan kelas, ujar dia, juga disesuaikan dengan kebutuhan dan latar belakang siswa. Pada pembelajaran luring tingkatan sekolah dasar, siswa inklusi akan didampingi satu guru pendamping di kelas untuk membantu memahami materi lebih sederhana.

Kelas PPI tidak hanya mengulang dan menyederhanakan penyampaian materi di kelas umum. Pelatihan emosional, pembiasaan dan komunikasi juga menjadi fokus utama capaian program.

Candra mengatakan, hadirnya orang tua yang turut serta mendampingi siswa saat belajar daring juga menjadi pertolongan pertama dalam belajar.

Selain itu, ia juga menggunakan alat peraga penunjang ketika sekolah daring. Inovasi metode PPI ini juga dilakukan serentak di sekolah inklusi yang ada di Kota Kediri.

"Karena anak berkebutuhan khusus ini harus melihat dan merasakan agar ingatan lebih kuat, maka perlu adanya ekstra pendampingan dari orang tua selama pembelajaran," ujar dia.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan bahwa tujuan adanya kelas inklusi di Kota Kediri sebagai bentuk pemenuhan hak pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK). Hal ini merujuk pada program sekolah ramah anak.

"Dan yang terpenting kita semua tahu bagaimana mendidik mereka yang memiliki keistimewaan ini," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.

Ia menambahkan, saat pandemi COVID-19, pembelajaran dilakukan secara daring. Anak-anak istimewa tersebut tentunya juga perlu perlakuan khusus.

Pemkot Kediri telah menyiapkan sumber daya tenaga kependidikan, psikolog dan guru pendidik khusus. Program tersebut dijalankan mulai Tahun Ajaran 2017-2018 oleh Dinas Pendidikan Kota Kediri dan memberikan pembekalan guru pendidik khusus selama dua tahun.

"Dinas pendidikan selalu koordinasi dan mengawasi progress bimbingan yang dilakukan guru di sekolah," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Kediri Marsudi Nugroho.

Marsudi juga mengatakan ada insentif untuk guru pendidik khusus Kota Kediri tersebut dan menjadi bentuk komitmen juga hadir dari Dinas Pendidikan Kota Kediri untuk menyukseskan sekolah ramah anak, menerima siswa inklusi tanpa diskriminasi, karena mereka semua memiliki hak yang sama.

"Dan yang terpenting kita semua tahu bagaimana mendidik mereka yang memiliki keistimewaan ini," ujar dia.

Marsudi menambahkan, siswa inklusi selalu dipastikan terkondisi dengan aman dan nyaman serta mendapatkan pelayanan yang sama di sekolah inklusi.

"Nantinya, siswa inklusi juga berhak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, mulai dari SD hingga SMA dan SMK," kata dia.

Saat ini, terdapat kelas inklusi di 22 sekolah dasar dan menengah pertama di Kota Kediri, yaitu SMPN 1 Kediri, SMPN 5 Kediri, SMPN 8 Kediri, SMP YBPK dan SMP Muhammadiyah Kota Kediri. Lalu SMAN 3, dan SMKN 3 Kota Kediri ditunjuk sebagai sekolah inklusi tingkat SMA/SMK. 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021