Gotong royong, itulah prinsip yang membuat Vina Herliana (23) percaya dengan Program Jaminan Kesehatan Nasional–Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). 

Sebagai peserta yang sudah terdaftar sejak tahun 2017, Vina merasa dimudahkan ketika berobat menggunakan JKN-KIS. Pengalaman itu dirasakan ketika Vina masih bekerja di salah satu pabrik di Kota Mojokerto.

“Tidak enak badan, ya sudah berobat pakai BPJS. Sebenarnya awalnya kurang paham dengan BPJS, semenjak ikut dari perusahaan jadi tahu prosedur-prosedurnya, lebih gampang lah intinya, tidak susah karena biaya dadakan,” ucap warga Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung ini.

Hingga pada tahun 2019, Vina tidak lagi menjadi tanggungan perusahaannya karena memutuskan untuk tidak bekerja lagi. 

Mengetahui bahwa akan segera non aktif kepesertaannya, Vina diarahkan oleh perusahaannya untuk mengurus kepesertaannya menjadi segmen peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/ mandiri.

“Sempat tidak segera mengurus, kemudian di tahun 2020, kebetulan saya sedang mengandung, mau cek sekalian pindah ke mandiri, iseng cari di playstore aplikasi BPJS (aplikasi Mobile JKN), dari situ tahu ternyata saya sudah jadi peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran),” terangnya.

Meskipun menjadi peserta PBI, Vina mengaku tidak takut menggunakan JKN-KIS. Bahkan rencana kelahiran putra pertamanya nanti akan menggunakan JKN-KIS.

“Tidak ada perasaan takut, soalnya tenaga kesehatan kan sudah ada etikanya, masa dibeda-bedakan, sama-sama punya nyawa, terlepas dari punya asuransi atau tidak. Nanti rencana lahiran Insha Allah pakai BPJS,” ucap Vina sambil tersenyum.

Oleh karena itu, Vina berharap kepada masyarakat yang belum terdaftar JKN-KIS agar segera mendaftar. Seperti pepatah sedia payung sebelum hujan, menurut Vina dengan memiliki JKN-KIS ketika sakit akan lebih mudah. 

Terkait iuran, Vina menegaskan prinsip gotong royong, meskipun sehat tetap bayar iuran itu untuk membantu yang sakit. Tidak hanya itu, musibah tidak dapat diketahui kapan datangnya, sehingga dengan tetap membayar iuran meskipun sehat, menurutnya tidak akan memberatkan.

“Ya mending sedia payung sebelum hujan, soalnya kan kalau pakai BPJS gini kan lebih gampang, kalau mau periksa atau berobat atau ada apa-apa itu lebih gampang, tidak bingung. Soal iuran kan ada kelas 1, 2, 3, bisa menyesuaikan ekonomi masing-masing. Jadi tidak hanya orang kaya yang pakai BPJS, miskin kaya sama saja, bisa pakai BPJS,” ujar Vina.

Tidak lupa Vina mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah karena telah melahirkan Program JKN-KIS, sehingga yang tidak mampu bisa ikut diasuransikan kesehatannya tanpa harus membayar biaya berobat. 

Sedangkan untuk BPJS Kesehatan, Vina berharap BPJS Kesehatan bisa menjalankan Program JKN-KIS lebih baik lagi seperti tujuan dan cita-cita. (adv/ar/ck)

 
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021