Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Timur akan merevitalisasi prasarana kereta api di wilayah PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 9 (KAI Daop 9) Jember setelah melakukan inspeksi di sepanjang area operasi Daop Jember yaitu jalur KA antara Surabaya - Banyuwangi lintas Bangil - Ketapang.

"Setelah dilakukan inspeksi, kami menilai lintas di Daop 9 Jember sudah selayaknya mendapatkan revitalisasi, baik itu di rel kereta api, wesel, hingga alat komunikasi," kata Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jatim Mohamad Zulkarnain dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jember, Senin.

Menurutnya, target yang paling memungkinkan dalam waktu dekat adalah revitalisasi yang dapat meningkatkan kecepatan KA yang melewati Daop 9 Jember yang awalnya hanya 60-70 km/jam menjadi di atas 90 km/jam.

"Untuk alat komunikasi, kami akan mengupayakan agar dapat digantikan dengan komunikasi menggunakan fiber optic (FO) karena alat-alat yang sudah ada itu sangat tua dan sudah tidak ada lagi suku cadangnya, sehingga dikhawatirkan jika masa pakainya habis maka akan kesulitan," tuturnya.

Dalam proses revitalisasi itu, lanjut dia, BTP Jatim akan mengganti rel dan wesel agar kecepatan KA dapat bertambah, kemudian juga akan menerjunkan tim untuk menghitung, merumuskan, dan memperbaiki kondisi lintas di daerah rawan yang telah dikunjungi.

"Dari apa yang kami lihat kondisi existing di sepanjang jalur Daop 9, yang perlu menjadi prioritas adalah penggantian rel dengan rel yang lebih baru dan besar (R54) sehingga KA tidak lagi mengalami pembatasan kecepatan," katanya.

Ia menjelaskan nantinya ada pembentukan tim dari BTP Jatim yang akan turun langsung ke lapangan dan berkoordinasi dengan pihak PT KAI Daop 9, sehingga dapat bersama-sama membantu mencapai targetnya.

Zulkarnain mengatakan inspeksi merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap prasarana perkeretaapian dengan menggunakan kereta lori yang bertujuan selain untuk mengetahui kondisi lintas rel di area Daop 9, juga untuk mengetahui kendala-kendala dan memetakan kondisi rawan di sepanjang lintas tersebut.

Beberapa Stasiun yang dilakukan inspeksi antara lain di Stasiun Pasuruan, Stasiun Rejoso, dan Stasiun Randuagung Lumajang untuk melihat kondisi rel KA, wesel dan peralatan persinyalan dan telekomunikasi, serta memeriksa beberapa titik perlintasan sebidang dan bangunan hikmat berupa Jembatan BH374 di Bayeman dan Terowongan Mrawan.

Di Terowongan Mrawan ditemukan adanya rembesan air di bagian dalam, terutama di bagian tengah terowongan sepanjang 695 meter tersebut yang disebabkan karena munculnya mata air di dalam terowongan yang dibuat tahun 1901-1902 tersebut, sehingga solusi sementara, air dialirkan menggunakan pipa dan parit agar tidak membuat struktur terowongan menjadi terganggu.

Sementara Vice President Daop 9 Broer Rizal mengatakan pihaknya mengapresiasi hasil yang didapatkan dari inspeksi di wilayahnya dan harapannya proses revitalisasi dapat dilakukan segera agar wilayahnya tidak kalah dengan lintas utara dan selatan Pulau Jawa yang kecepatan keretanya bisa menyentuh 100 km/jam.

 

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021