SMP Muhammadiyah 2 Surabaya memberi pengalaman kepada siswa untuk turun langsung mengajar anak-anak kampung di lingkungan sekitar sekolah melalui kegiatan "Sosial Edufun".
Kepala SMP Muhammadiyah 2 Surabaya Ida Indahwati Waliulu di Surabaya, Minggu menuturkan Sosial Edufun digelar sebagai bentuk sumbangsih sekolah dan transfer ilmu keberbakatan olahraga, juga seni yang selama ini siswa-siswi didapat dari sekolah untuk diberikan kepada anak-anak Kampung Ketandan, Tunjungan, RW 1, Surabaya.
"Program ini kegiatannya hampir sama dengan KKN (kuliah kerja nyata), tapi bentuknya berbeda, lebih ke transfer ilmu keberbakatan. Program sosial kemasyarakatan ini menyasar anak-anak kampung di sekitar sekolah," katanyan
Dalam kegiatan tersebut siswa menjadi mentor untuk mengajarkan ilmu keberbakatan olahraga dan seni yang mereka kuasai, seperti olahraga tradisional, anggar, panahan, hoki yang disesuaikan dengan permintaan RW setempat. Pelajaran juga disampaikan menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris.
"Penggunaan bahasa Arab dan Inggris ini karena permintaan RW setempat agar diselipkan ilmu bahasa. Seni juga begitu, Karena kampung tersebut juga sering ada giat religi maka dimintalah Qiro'ah, Muhadhoroh (pidato). Jadi Keberbakatan yang diajarkan disesuaikan dengan permintaan dan kondisi warga sekitar," ujarnya.
Kegiatan yang sudah dimulai sejak Selasa (25/5) ini melibatkan kurang lebih 20 siswa, yang terbagi sesuai jadwal tiap harinya.
"Kegiatan ini sebenarnya menyasar siswa SD tapi karena pandemi, tahun kemarin berhenti. Tahun ini diadakan lagi dengan target sasaran yang berbeda," kata dia.
Ida menakankan dalam kegiatan ini siswa yang terlibat akan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga.
Tak hanya mempunyai banyak teman, tai juga pengalaman bersosialisasi dan mengajar di masyarakat. Siswa juga mendapatkan portofolio dari kegiatan tersebut.
"Siswa yang yang menjadi mentor merupakan siswa pilihan dan telah dibekali sebelum mereka terjun di masyarakat. Diharapkan ini menjadi bekal esok ketika mereka sudah dewasa," ucapnya.
Sementara itu, Muhammad Taufan salah satu peserta yang mengikuti Sosial Edufun mengaku cukup senang dengan metode mengajar yang diajarkan oleh para mentornya. Sebab, ia bisa belajar sambil bermain dengan beberapa pilihan keberbakatan.
"Ini pengalaman pertama saya belajar dengan model pembelajaran seperti ini. Tidak hanya yang saya dapat disekolah saja, tapi saya juga dapat saat mengikuti sosial edufun ini," kata dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Kepala SMP Muhammadiyah 2 Surabaya Ida Indahwati Waliulu di Surabaya, Minggu menuturkan Sosial Edufun digelar sebagai bentuk sumbangsih sekolah dan transfer ilmu keberbakatan olahraga, juga seni yang selama ini siswa-siswi didapat dari sekolah untuk diberikan kepada anak-anak Kampung Ketandan, Tunjungan, RW 1, Surabaya.
"Program ini kegiatannya hampir sama dengan KKN (kuliah kerja nyata), tapi bentuknya berbeda, lebih ke transfer ilmu keberbakatan. Program sosial kemasyarakatan ini menyasar anak-anak kampung di sekitar sekolah," katanyan
Dalam kegiatan tersebut siswa menjadi mentor untuk mengajarkan ilmu keberbakatan olahraga dan seni yang mereka kuasai, seperti olahraga tradisional, anggar, panahan, hoki yang disesuaikan dengan permintaan RW setempat. Pelajaran juga disampaikan menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris.
"Penggunaan bahasa Arab dan Inggris ini karena permintaan RW setempat agar diselipkan ilmu bahasa. Seni juga begitu, Karena kampung tersebut juga sering ada giat religi maka dimintalah Qiro'ah, Muhadhoroh (pidato). Jadi Keberbakatan yang diajarkan disesuaikan dengan permintaan dan kondisi warga sekitar," ujarnya.
Kegiatan yang sudah dimulai sejak Selasa (25/5) ini melibatkan kurang lebih 20 siswa, yang terbagi sesuai jadwal tiap harinya.
"Kegiatan ini sebenarnya menyasar siswa SD tapi karena pandemi, tahun kemarin berhenti. Tahun ini diadakan lagi dengan target sasaran yang berbeda," kata dia.
Ida menakankan dalam kegiatan ini siswa yang terlibat akan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga.
Tak hanya mempunyai banyak teman, tai juga pengalaman bersosialisasi dan mengajar di masyarakat. Siswa juga mendapatkan portofolio dari kegiatan tersebut.
"Siswa yang yang menjadi mentor merupakan siswa pilihan dan telah dibekali sebelum mereka terjun di masyarakat. Diharapkan ini menjadi bekal esok ketika mereka sudah dewasa," ucapnya.
Sementara itu, Muhammad Taufan salah satu peserta yang mengikuti Sosial Edufun mengaku cukup senang dengan metode mengajar yang diajarkan oleh para mentornya. Sebab, ia bisa belajar sambil bermain dengan beberapa pilihan keberbakatan.
"Ini pengalaman pertama saya belajar dengan model pembelajaran seperti ini. Tidak hanya yang saya dapat disekolah saja, tapi saya juga dapat saat mengikuti sosial edufun ini," kata dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021