Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet mengatakan bahwa serangan mematikan Israel di Gaza mungkin merupakan kejahatan perang, dan bahwa kelompok Islam Hamas juga telah melanggar hukum humaniter internasional dengan menembakkan roket ke Israel.
Ia menyampaikan hal tersebut saat berpidato di sesi khusus Dewan Hak Asasi Manusia PBB, yang diadakan atas permintaan negara-negara Muslim yang telah meminta forum tersebut untuk membentuk komisi penyelidikan untuk menyelidiki kemungkinan kejahatan dan menetapkan tanggung jawab komando.
Konflik meletus setelah Hamas menuntut pasukan Israel meninggalkan kompleks Al-Aqsa di Yerusalem Timur dan kemudian meluncurkan roket ke arah Israel. Serangan roket "tanpa pandang bulu" merupakan "pelanggaran jelas terhadap hukum humaniter internasional", kata Bachelet.
Sedangkan Israel menanggapi dengan serangan udara intensif di Gaza, termasuk penembakan, rudal, dan serangan dari laut, menyebabkan kerusakan infrastruktur sipil dan kematian yang meluas, katanya.
"Terlepas dari klaim Israel bahwa banyak dari bangunan ini menjadi tempat kelompok bersenjata atau digunakan untuk tujuan militer, kami belum melihat bukti dalam hal ini," kata Bachelet, Kamis.
"Jika ditemukan (serangan yang) tidak pandang bulu dan tidak proporsional, serangan semacam itu mungkin merupakan kejahatan perang," kata Bachelet dalam forum yang beranggotakan 47 orang itu.
Dia juga mendesak Hamas untuk tidak menembakkan roket sembarangan ke Israel.
Bachelet mengatakan kantornya telah memverifikasi kematian 270 warga Palestina termasuk 68 anak-anak di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur, selama kekerasan bulan ini. Sebagian besar tewas di Gaza yang dikuasai Hamas, tempat Israel melakukan pemboman melalui serangan udara selama 11 hari dan berakhir dengan gencatan senjata.
Roket Hamas telah menewaskan 10 warga Israel.
Duta Besar Israel untuk PBB di Jenewa Meirav Eilon Shahar mengecam Hamas sebagai "organisasi jihadis, genosida, teroris" dan menuduhnya menggunakan warga sipil Palestina sebagai tameng manusia untuk menyembunyikan roketnya.
"Masing-masing roket ini merupakan kejahatan perang," kata Shahar, mengacu pada 4.400 roket yang ditembakkan ke Israel, sebagian besar dicegat oleh perisai pertahanan "Iron Dome" Israel.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan bahwa "Israel, pendudukan, dan otoritas apartheid melanjutkan kejahatannya, kebijakan, dan hukumnya untuk mengkonsolidasikan sistem kolonial dan apartheid."
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Ia menyampaikan hal tersebut saat berpidato di sesi khusus Dewan Hak Asasi Manusia PBB, yang diadakan atas permintaan negara-negara Muslim yang telah meminta forum tersebut untuk membentuk komisi penyelidikan untuk menyelidiki kemungkinan kejahatan dan menetapkan tanggung jawab komando.
Konflik meletus setelah Hamas menuntut pasukan Israel meninggalkan kompleks Al-Aqsa di Yerusalem Timur dan kemudian meluncurkan roket ke arah Israel. Serangan roket "tanpa pandang bulu" merupakan "pelanggaran jelas terhadap hukum humaniter internasional", kata Bachelet.
Sedangkan Israel menanggapi dengan serangan udara intensif di Gaza, termasuk penembakan, rudal, dan serangan dari laut, menyebabkan kerusakan infrastruktur sipil dan kematian yang meluas, katanya.
"Terlepas dari klaim Israel bahwa banyak dari bangunan ini menjadi tempat kelompok bersenjata atau digunakan untuk tujuan militer, kami belum melihat bukti dalam hal ini," kata Bachelet, Kamis.
"Jika ditemukan (serangan yang) tidak pandang bulu dan tidak proporsional, serangan semacam itu mungkin merupakan kejahatan perang," kata Bachelet dalam forum yang beranggotakan 47 orang itu.
Dia juga mendesak Hamas untuk tidak menembakkan roket sembarangan ke Israel.
Bachelet mengatakan kantornya telah memverifikasi kematian 270 warga Palestina termasuk 68 anak-anak di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur, selama kekerasan bulan ini. Sebagian besar tewas di Gaza yang dikuasai Hamas, tempat Israel melakukan pemboman melalui serangan udara selama 11 hari dan berakhir dengan gencatan senjata.
Roket Hamas telah menewaskan 10 warga Israel.
Duta Besar Israel untuk PBB di Jenewa Meirav Eilon Shahar mengecam Hamas sebagai "organisasi jihadis, genosida, teroris" dan menuduhnya menggunakan warga sipil Palestina sebagai tameng manusia untuk menyembunyikan roketnya.
"Masing-masing roket ini merupakan kejahatan perang," kata Shahar, mengacu pada 4.400 roket yang ditembakkan ke Israel, sebagian besar dicegat oleh perisai pertahanan "Iron Dome" Israel.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan bahwa "Israel, pendudukan, dan otoritas apartheid melanjutkan kejahatannya, kebijakan, dan hukumnya untuk mengkonsolidasikan sistem kolonial dan apartheid."
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021